Saturday, April 27, 2024
25.7 C
Jayapura

Gara-gara Handphone, Siswi SMA Gantung Diri

MERAUKE-Seorang gadis berusia 18 tahun yang masih duduk di bangku SMA nekat mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri di dalam kamar tidurnya di Kampung Kumbe, Distrik Malind-Merauke.
Korban ditemukan tak bernyawa di dalam kamarnya, Sabtu (5/12) sekira pukul 08.10 WIT. Diduga korban nekat bunuh diri hanya karena handphone.
Kapolres Merauke AKBP Ir. Untung Sangaji, M.Hum melalui Kasubbag Humas Polres Merauke, AKP. Ariffin, S.Sos., membenarkan adanya kasus bunuh diri tersebut.
Ariffin menyebutkan, pada hari Jumat (4/12) korban awalnya sedang bermain handphone di ruang keluarga anatara pukul 17.00-19.00 WIT. Tak lama kemudian, adik korban menangis meminta handphone yang dipegang korban.
Mendengar adiknya menangis, ayah korban meminta kepada korban agar handphone yang sedang dimainkan tersebut diberikan kepada adiknya. Kemudian dengan terpaksa korban memberikan handphone kepada adiknya.
“Karena merasa kecewa, sekira pukul 19.00 WIT, korban masuk ke kamarnya dan menguncinya dari dalam. Keesokan harinya, yakni Sabtu (5/12) sekira pukul 08.10 WIT, ibu korban mengetuk pintu kamar hendak membangunkan korban. Namun tak kunjung dibuka,” ungkap Ariffin kepada Cenderawasih Pos, Senin (7/12).
Merasa curiga, ayah korban menurut Ariffin mencoba mengintip dari jendela kamar, karena jendela kamar korban menggunakan kaca loper. “Ternyata korban di dalam dalam keadaan sudah gantung diri. Melihat kejadian itu, ayah korban langsung mendobrak pintu dan memeriksa korban dan sudah tidak bernyawa lagi,” tutupnya. (ulo/nat)

Baca Juga :  Guru Dibunuh, BTM Terpukul dan Merasakan Duka Mendalam

MERAUKE-Seorang gadis berusia 18 tahun yang masih duduk di bangku SMA nekat mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri di dalam kamar tidurnya di Kampung Kumbe, Distrik Malind-Merauke.
Korban ditemukan tak bernyawa di dalam kamarnya, Sabtu (5/12) sekira pukul 08.10 WIT. Diduga korban nekat bunuh diri hanya karena handphone.
Kapolres Merauke AKBP Ir. Untung Sangaji, M.Hum melalui Kasubbag Humas Polres Merauke, AKP. Ariffin, S.Sos., membenarkan adanya kasus bunuh diri tersebut.
Ariffin menyebutkan, pada hari Jumat (4/12) korban awalnya sedang bermain handphone di ruang keluarga anatara pukul 17.00-19.00 WIT. Tak lama kemudian, adik korban menangis meminta handphone yang dipegang korban.
Mendengar adiknya menangis, ayah korban meminta kepada korban agar handphone yang sedang dimainkan tersebut diberikan kepada adiknya. Kemudian dengan terpaksa korban memberikan handphone kepada adiknya.
“Karena merasa kecewa, sekira pukul 19.00 WIT, korban masuk ke kamarnya dan menguncinya dari dalam. Keesokan harinya, yakni Sabtu (5/12) sekira pukul 08.10 WIT, ibu korban mengetuk pintu kamar hendak membangunkan korban. Namun tak kunjung dibuka,” ungkap Ariffin kepada Cenderawasih Pos, Senin (7/12).
Merasa curiga, ayah korban menurut Ariffin mencoba mengintip dari jendela kamar, karena jendela kamar korban menggunakan kaca loper. “Ternyata korban di dalam dalam keadaan sudah gantung diri. Melihat kejadian itu, ayah korban langsung mendobrak pintu dan memeriksa korban dan sudah tidak bernyawa lagi,” tutupnya. (ulo/nat)

Baca Juga :  Sibuk Urus Pemekaran, Ekonomi Daerah Berantakan

Berita Terbaru

Artikel Lainnya