JAYAPURA – Gerbong pimpinan Kodam XVII/Cenderawasih bergeser. Pucuk pimpinan Panglima Kodam (Pangdam) yang sebelumnya dijabat oleh Mayjen TNI Ignatius Yogo Triyono, M.A kini digantikan pejabat baru, Mayjen TNI Teguh Muji Angkasa SE, MM.
Sejatinya proses serah terima ini sudah dilakukan sejak 31 Januari lalu di Mabes TNI Angkatan Darat namun proses serah terima satuan Kodam baru dilakukan, Senin (7/2).
Mayjen TNI Ignatius Yogo Triyono menjelaskan bahwa proses serah terima jabatan sudah dilakukan 31 Januari lalu dan kini Kodam XVII/Cenderawasih akan ditangani oleh Mayjen TNI Teguh Muji Angkasa. Mayjen TNI Yogo sendiri akan memimpin sebagai Komandan Kodiklat TNI AD di Bandung.
“Upacara penyerahan satuan dan risalah telah menjadi tradisi atau ketentuan. Risalah dari A-Z diserahkan ke pangdam yang baru dan dari penyerahan itu resmi satuan dengan semuanya diserahkan ke pejabat baru,” beber Yogo usai upacara serah terima di Makodam XVII/Cenderawasih kemarin.
Iapun pamit dan menyampaikan permohonan maaf jika ada kekurangan saat memimpin.
Sementara Pangdam baru, Marjen TNI Teguh Muji sebelumnya menjabat sebagai Komandan Jenderal (Danjen) Kopasus di Jakarta. Dari jabatan barunya di Papua ini, Muji menyampaikan bahwa tujuan keberadaan TNI di tengah masyarakat adalah menciptakan kedamaian di Papua yang ujungnya adalah mewujudkan kesejahteraan masyarakat di Papua.
“Yang sudah dilakukan Pak Yogo akan saya lanjutkan. Karena tujuan kita sama yakni menciptakan perdamaian dan ujungnya adalah kesejahteraan dan itu yang akan saya lakukan,” kata Teguh.
Iapun menanggapi soal kondisi Papua terakhir dimana eskalasi kekerasan bersenjata tengah meningkat. Korban dari TNI juga terus berulang sehingga menurut Teguh pihaknya tidak akan tinggal diam. “Semakin masivenya dinamika di lapangan kami pikir harus melakukan hal – hal yang sifatnya mengantisipasi. Kami tidak mungkin juga saat kami ditembaki diam saja tapi pasti ada upaya perlawanan,” tegasnya.
Meski demikian pihaknya akan tetap mengacu pada kebijakan pola operasi dari p
Panglima TNI. “Pendekatan soft approach tetap menjadi prioritas dan utama sebab apapun itu ujungnya harus damai dan meningkatkan kesejahteraan. Jika damai bisa diciptakan dan ekonomi berjalan normal maka kesejahteraan akan terwujud,” tutupnya. (ade/nat)