Saturday, April 27, 2024
28.7 C
Jayapura

Pembela HAM Khawatirkan Pilot Susi Air

JAYAPURA – Pasca pembunuhan Michelle Kurisi di Lanny Jaya, Pembela Hak Asasi Manusia (HAM) pertanyakan nasib pilot Susi Air usai tujuh bulan disandera kelompok Tentara Pembebasan Nasioanal Papua Barat (TPNPB)

Sebagaimana Pilot Susi Air bernama Capt Philip Mark Marthens disandera oleh Egianus Kogoya dan kawan kawannya di Distrik Paro, Kabupaten Nduga, Provinsi Papua Pegunungan pada 7 Februari lalu.

Direktur Yayasan Keadilan dan Keutuhan Manusia Papua (Pembela Ham) Theo Hesegem menyatakan, Pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk misi penyelamatan pilot dari tangan Egianus Kogeya dan Komandan Operasi Pemne Kogoya kodap III Dugama-Darakma. Hanya saja, mengalami kesulitan dan tidak membuahkan hasil.

“Dengan kondisi saat ini, secara psikologi. Pilot Susi Air Capt Philip Mark Marthens mulai terancam dan terganggu,” kata Theo saat dikonfirmasi Cenderawasih Pos, Rabu (6/9).

Baca Juga :  Kesan Lepas Tangan Merusak Wibawa Pemprov Papua

Menurut Theo, peristiwa yang terjadi berturut-turut dalam waktu yang singkat seperti pembunuhan terhadap Michelle Kurisi, pada (28/8) di Kampung Kolawa, Distrik Kolawa, Kabupaten Lany Jaya.

Lalu pada 1 September 2023, terjadi penyerangan di Alguru markas TPNPB yang dilakukan oleh anggota TNI dan kemudian 3 orang tewas. Kemudian terjadi pembunuhan dan penangkapan beberapa kali terhadap masyarakat di Kabupaten Yahukimo dan Kabupaten Nduga Provinsi Papua Pegunugan.

“Dari semua rangkaian peristiwa ini, saya percaya bahwa Pilot Susi Air tidak merasa tenang, secara fisik, saya percaya ia merasa terancam dan terganggu, panik dan trauma, kemungkinan keluarga juga mengalami hal yang sama,” terang Theo.

Menurut Theo, nasib pilot akan diselamatkan atau terancam dan kemudian bisa-bisa menjadi korban jiwa kalau tidak hati-hati memperjuangkan keselamatan warga asing itu.

Baca Juga :  Jefri Wenda Diamankan Beserta Pentolan KNPB

Theo sendiri sebelumnya telah menyampaikan kepada pihak TPNPB untuk menunjukan tim negosianya. Dengan begitu, negosiasi pembebasan pilot dapat dilakukan, namun sampai hari ini belum juga disampaikan dan masih tertutup tim negosiasinya.

“Sebagai pembela HAM di tanah Papua, sangat menghawatirkan dengan situasi akhir-akhir ini, bahwa Pilot Susi Air bisa menjadi korban di tangan TPNPB, ini akan membuat Indonesia mendapat sorotan dari masyarakat Internasional,” kata Theo. (fia/antara/wen)

JAYAPURA – Pasca pembunuhan Michelle Kurisi di Lanny Jaya, Pembela Hak Asasi Manusia (HAM) pertanyakan nasib pilot Susi Air usai tujuh bulan disandera kelompok Tentara Pembebasan Nasioanal Papua Barat (TPNPB)

Sebagaimana Pilot Susi Air bernama Capt Philip Mark Marthens disandera oleh Egianus Kogoya dan kawan kawannya di Distrik Paro, Kabupaten Nduga, Provinsi Papua Pegunungan pada 7 Februari lalu.

Direktur Yayasan Keadilan dan Keutuhan Manusia Papua (Pembela Ham) Theo Hesegem menyatakan, Pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk misi penyelamatan pilot dari tangan Egianus Kogeya dan Komandan Operasi Pemne Kogoya kodap III Dugama-Darakma. Hanya saja, mengalami kesulitan dan tidak membuahkan hasil.

“Dengan kondisi saat ini, secara psikologi. Pilot Susi Air Capt Philip Mark Marthens mulai terancam dan terganggu,” kata Theo saat dikonfirmasi Cenderawasih Pos, Rabu (6/9).

Baca Juga :  Heboh, Pasangan Pria dan Wanita Berbuat Tak Senonoh di Taman Imbi

Menurut Theo, peristiwa yang terjadi berturut-turut dalam waktu yang singkat seperti pembunuhan terhadap Michelle Kurisi, pada (28/8) di Kampung Kolawa, Distrik Kolawa, Kabupaten Lany Jaya.

Lalu pada 1 September 2023, terjadi penyerangan di Alguru markas TPNPB yang dilakukan oleh anggota TNI dan kemudian 3 orang tewas. Kemudian terjadi pembunuhan dan penangkapan beberapa kali terhadap masyarakat di Kabupaten Yahukimo dan Kabupaten Nduga Provinsi Papua Pegunugan.

“Dari semua rangkaian peristiwa ini, saya percaya bahwa Pilot Susi Air tidak merasa tenang, secara fisik, saya percaya ia merasa terancam dan terganggu, panik dan trauma, kemungkinan keluarga juga mengalami hal yang sama,” terang Theo.

Menurut Theo, nasib pilot akan diselamatkan atau terancam dan kemudian bisa-bisa menjadi korban jiwa kalau tidak hati-hati memperjuangkan keselamatan warga asing itu.

Baca Juga :  Rehab Trotoar Pantai Dok II Disorot Warga

Theo sendiri sebelumnya telah menyampaikan kepada pihak TPNPB untuk menunjukan tim negosianya. Dengan begitu, negosiasi pembebasan pilot dapat dilakukan, namun sampai hari ini belum juga disampaikan dan masih tertutup tim negosiasinya.

“Sebagai pembela HAM di tanah Papua, sangat menghawatirkan dengan situasi akhir-akhir ini, bahwa Pilot Susi Air bisa menjadi korban di tangan TPNPB, ini akan membuat Indonesia mendapat sorotan dari masyarakat Internasional,” kata Theo. (fia/antara/wen)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya