Friday, April 19, 2024
31.7 C
Jayapura

Orasi Kapolda di Dies Natalis, Kado Untuk HMI ke 73

JABAT TANGAN: Kapolda Papua, Irjen Pol. Paulus Waterpauw saat berjabat tangan dengan pengurus HMI dalam acara Milad HMI ke 73 di Asrama Haji Kotaraja, Rabu (5/2) malam. Elfira/Cepos

JAYAPURA- Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw menyampaikan orasi strategi menangkal radikalisme dan terorisme sebagai ancaman disintegrasi bangsa kepada anggota HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) dalam acara Intermediate Training (LK II) HMI Papua dalam rangka memperingati Milad HMI ke-73 di Asrama Haji Kotaraja, Rabu (5/2) malam.

Sebelum mengulas strategi menangkal radikalisme dan terorisme sebagai ancaman disintegrasi bangsa, Paulus Waterpauw memaparkan sejarah kehidupan kerukunan umat beragama di Papua yang telah ada sejak berabad-abad yang lalu. Tepatnya momentum masuknya Injil di tanah Papua pada tanggal 5 Februari 1855 di Pulau Mansinam, Manokwari oleh Carl Willem Otto dan Johan Gottlod Geissler  yang dikawal oleh pengawal Kerajaan Islam Kesultanan Tidore.

Menurutnya, radikalisme –  terorisme bukan persoalan siapa pelaku, kelompok dan jaringannya. Namun, lebih dari itu, terorisme merupakan tindakan yang memiliki akar keyakinan, doktrin dan ideologi yang dapat menyerang kesadaran masyarakat.

“Tumbuh suburnya terorisme tergantung di lahan mana ia tumbuh dan berkembang. Jika ia hidup di tanah gersang, maka terorisme sulit menemukan tempat. Sebaliknya jika ia hidup  di  lahan yang  subur  maka ia akan cepat berkembang,” ungkap Waterpauw dalam orasinya.

Dalam rangka menangkal radikalisme dan terorisme, pemerintah melaksanakan program deredikalsasi melalui kementerian meliputi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, Kejaksaan Republik Indonesia dan Polri yang dikoordinasikan oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).

Baca Juga :  THR PNS Cair Serentak Jumat

Adapun peristiwa 5 Februari yang sekarang diperingati sebagai Hari Pekabaran Injil ke 165 dan  bertepatan dengan  Milad HMI ke- 73 di Papua. Ini menurutnya merupakan refleksi yang nyata bagi kehidupan bermasyarakat, sosial dan beragama. Untuk saling menopang dan membuka tabir kehidupan di wilayah Papua dan Maluku Utara, serta menjadi tauladan.

“Dibalik  sebuah misi, banyak unsur yang ikut memengaruhi kehidupan kita bersama. Sebagai generasi muda, kita tidak boleh lupa  sebagai momentum untuk mengisi sisi yang humanis dan penuh kekerabatan bersama. namun disisi lain ada beberapa fakta yang tidak bisa kita abaikan dalam kehidupan sekarang yaitu adanya ancaman perpecahan antar saudara dan kerabat,” tuturnya.

“Lalu bagaimanakah budaya satu tungku tiga batu. Aapakah masih tetap utuh atau sudah terpecah bercerai-berai ? Padahal Papua menjadi ikon kerukunan antar umat beragama. Terlebih lagi saat ini wilayah Papua menjadi fokus perhatian bangsa melalui berbagai  kebijakan negara.  Momen ini kita coba refleksikan rasa hubungan manusia yang humanis antar sesama yang coba dihancurkan oleh para pihak yang tidak bertanggung jawab,” sambungnya. 

Adapun peran HMI dalam menangkal radikalisme dan terorisme, menurut Waterpauw membumikan kajian keislaman dan keindonesiaan yang moderat, inklusif, transformatif dan kritis. Dimana dimensi keislaman, kebangsaan dan kemanusiaan berada dalam tarikan nafas yang satu. Mampu memberikan gagasan- gagasan baru, ide-ide  cemerlang,dan aktivitas-aktivitas yang akan dapat memberikan manfaat bagi banyak orang.

Baca Juga :  Persipura Beri Sinyal Datangkan Sang Legenda

Sementara itu, Dewan Penasehat KAHMI Provinsi Papua, Taha Al Hamid mengaku bersyukur dengan usia ke 73 tahun HMI.

“Satu  hal yang luar biasa  pertama kali seorang Kapolda  menyampaikan  orasi  di Dies Natalis HMI. Itu luar biasa dan itu bagian dari hadiah ulang tahun HMI ke 73 dari polda papua buat HMI,” ucapnya.

Ia menyampaikan, HMI  berwajib untuk menggandengkan  hati bergandengan tangan untuk  memastikan bahwa negeri ini  negeri yang damai untuk semua orang.

Di tempat yang sama, Ketua Umum HMI Cabang Jayapura, Harianto R menerangkan, intermedite training  ke II HMI Cabang Jayapura peserta dihadiri oleh  dari berbagai  Provinsi Papua Barat, Maluku, Maluku Utara dna juga Aceh.“Harapan saya, HMI dapat memberikan konribusi terhadap pembangunan bangsa,” harapnya.

Adapun LK II Nasional yang dilakukan HMI Cabang Jayapura dengan menghadirkan peserta dari berbagai daerah yang ada di Indonesia seperti Papua Barat, Maluku Utara, Ambon dan Aceh. (fia/nat)

JABAT TANGAN: Kapolda Papua, Irjen Pol. Paulus Waterpauw saat berjabat tangan dengan pengurus HMI dalam acara Milad HMI ke 73 di Asrama Haji Kotaraja, Rabu (5/2) malam. Elfira/Cepos

JAYAPURA- Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw menyampaikan orasi strategi menangkal radikalisme dan terorisme sebagai ancaman disintegrasi bangsa kepada anggota HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) dalam acara Intermediate Training (LK II) HMI Papua dalam rangka memperingati Milad HMI ke-73 di Asrama Haji Kotaraja, Rabu (5/2) malam.

Sebelum mengulas strategi menangkal radikalisme dan terorisme sebagai ancaman disintegrasi bangsa, Paulus Waterpauw memaparkan sejarah kehidupan kerukunan umat beragama di Papua yang telah ada sejak berabad-abad yang lalu. Tepatnya momentum masuknya Injil di tanah Papua pada tanggal 5 Februari 1855 di Pulau Mansinam, Manokwari oleh Carl Willem Otto dan Johan Gottlod Geissler  yang dikawal oleh pengawal Kerajaan Islam Kesultanan Tidore.

Menurutnya, radikalisme –  terorisme bukan persoalan siapa pelaku, kelompok dan jaringannya. Namun, lebih dari itu, terorisme merupakan tindakan yang memiliki akar keyakinan, doktrin dan ideologi yang dapat menyerang kesadaran masyarakat.

“Tumbuh suburnya terorisme tergantung di lahan mana ia tumbuh dan berkembang. Jika ia hidup di tanah gersang, maka terorisme sulit menemukan tempat. Sebaliknya jika ia hidup  di  lahan yang  subur  maka ia akan cepat berkembang,” ungkap Waterpauw dalam orasinya.

Dalam rangka menangkal radikalisme dan terorisme, pemerintah melaksanakan program deredikalsasi melalui kementerian meliputi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, Kejaksaan Republik Indonesia dan Polri yang dikoordinasikan oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).

Baca Juga :  Relaksasi Tahap Tiga, Wewenang Diberikan kepada Bupati/Wali Kota

Adapun peristiwa 5 Februari yang sekarang diperingati sebagai Hari Pekabaran Injil ke 165 dan  bertepatan dengan  Milad HMI ke- 73 di Papua. Ini menurutnya merupakan refleksi yang nyata bagi kehidupan bermasyarakat, sosial dan beragama. Untuk saling menopang dan membuka tabir kehidupan di wilayah Papua dan Maluku Utara, serta menjadi tauladan.

“Dibalik  sebuah misi, banyak unsur yang ikut memengaruhi kehidupan kita bersama. Sebagai generasi muda, kita tidak boleh lupa  sebagai momentum untuk mengisi sisi yang humanis dan penuh kekerabatan bersama. namun disisi lain ada beberapa fakta yang tidak bisa kita abaikan dalam kehidupan sekarang yaitu adanya ancaman perpecahan antar saudara dan kerabat,” tuturnya.

“Lalu bagaimanakah budaya satu tungku tiga batu. Aapakah masih tetap utuh atau sudah terpecah bercerai-berai ? Padahal Papua menjadi ikon kerukunan antar umat beragama. Terlebih lagi saat ini wilayah Papua menjadi fokus perhatian bangsa melalui berbagai  kebijakan negara.  Momen ini kita coba refleksikan rasa hubungan manusia yang humanis antar sesama yang coba dihancurkan oleh para pihak yang tidak bertanggung jawab,” sambungnya. 

Adapun peran HMI dalam menangkal radikalisme dan terorisme, menurut Waterpauw membumikan kajian keislaman dan keindonesiaan yang moderat, inklusif, transformatif dan kritis. Dimana dimensi keislaman, kebangsaan dan kemanusiaan berada dalam tarikan nafas yang satu. Mampu memberikan gagasan- gagasan baru, ide-ide  cemerlang,dan aktivitas-aktivitas yang akan dapat memberikan manfaat bagi banyak orang.

Baca Juga :  Satu Prajurit TNI Gugur, 3 Warga Sipil Tewas

Sementara itu, Dewan Penasehat KAHMI Provinsi Papua, Taha Al Hamid mengaku bersyukur dengan usia ke 73 tahun HMI.

“Satu  hal yang luar biasa  pertama kali seorang Kapolda  menyampaikan  orasi  di Dies Natalis HMI. Itu luar biasa dan itu bagian dari hadiah ulang tahun HMI ke 73 dari polda papua buat HMI,” ucapnya.

Ia menyampaikan, HMI  berwajib untuk menggandengkan  hati bergandengan tangan untuk  memastikan bahwa negeri ini  negeri yang damai untuk semua orang.

Di tempat yang sama, Ketua Umum HMI Cabang Jayapura, Harianto R menerangkan, intermedite training  ke II HMI Cabang Jayapura peserta dihadiri oleh  dari berbagai  Provinsi Papua Barat, Maluku, Maluku Utara dna juga Aceh.“Harapan saya, HMI dapat memberikan konribusi terhadap pembangunan bangsa,” harapnya.

Adapun LK II Nasional yang dilakukan HMI Cabang Jayapura dengan menghadirkan peserta dari berbagai daerah yang ada di Indonesia seperti Papua Barat, Maluku Utara, Ambon dan Aceh. (fia/nat)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya