Saturday, April 27, 2024
28.7 C
Jayapura

Weyasu Hadir di Nepal, Menyuarakan Masyarakat Adat Soal Hutan

JAYAPURA – Dedicated Grant Mechanism (DGM) Indonesia regional Papua yang diwakili oleh George Weyasu diundang oleh salah satu organisasi internasional yang konsen pada konservasi lingkungan hidup yang berkedudukan di Washington DC, USA yaitu Conservation Internasional (CI) untuk mengikuti Asian Regional Consultation di Kathmandu Nepal.

Dari Indonesia, Weyasu tak sendiri, dirinya bersama dengan Mina Setra dan Surti Handayani dari Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN).

“Kami organisasi masyarakat adat Indonesia, Thailand, Philippines dan Nepal di fasilitasi oleh CI untuk berkonsultasi dan berdialog berbagi pengalaman dari negara masing tentang kendala serta tantangan mengakses pendanaan untuk mendukung masyarakat adat dalam menjaga, mengelola dan melestarikan hutan yang merupakan sumber kehidupannya,” ungkap Weyasu kepada Cenderawasih Pos via telepon selulernya, Rabu (16/9).

Baca Juga :  Negara Harus Hadir Berikan Perlindungan bagi Masyarakat

Kata Weyasu, kegiatan ini berlangsung selama 3 hari, yakni 4-6 September di The Soaltee Hotel, Kathmandu Nepal. Dengan tujuan untuk mendukung kelompok masyarakat adat di seluruh dunia agar dapat mengakses secara langsung mekanisme pendanaan yang ada, mendukung upaya mereka untuk terus melestarikan hutan paling kritis di dunia.

“Tujuan keseluruhan dari proyek ini adalah untuk meningkatkan kapasitas masyarakat adat dalam mengakses pendanaan untuk konservasi, restorasi, dan peningkatan pengelolaan wilayah mereka, khususnya hutan,” ujarnya.

“Dalam kesempatan pertemuan ini, saya juga menyampaikan proposal rencana kegiatan penyelamatan wilayah konservasi alam pegunungan Cyclop kepada CI,” sambungnya.

Dirinya menyebutkan bahwa materi presentasi yang dia paparkan kepada CI merupakan materi dokumen presentasi milik Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Provinsi Papua dengan harapan bisa mendapatkan dukungan dari sumber dana Kementerian Luar Negeri Amerika tersebut sehingga dapat bersama Pemerintah Provinsi Papua berkolaborasi bekerja menyelamatkan kawasan Cyclop. (*).

Baca Juga :  Jika 3 Hari Tidak Ada Jawaban, Kami akan Berhenti Memberikan Pelayanan

JAYAPURA – Dedicated Grant Mechanism (DGM) Indonesia regional Papua yang diwakili oleh George Weyasu diundang oleh salah satu organisasi internasional yang konsen pada konservasi lingkungan hidup yang berkedudukan di Washington DC, USA yaitu Conservation Internasional (CI) untuk mengikuti Asian Regional Consultation di Kathmandu Nepal.

Dari Indonesia, Weyasu tak sendiri, dirinya bersama dengan Mina Setra dan Surti Handayani dari Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN).

“Kami organisasi masyarakat adat Indonesia, Thailand, Philippines dan Nepal di fasilitasi oleh CI untuk berkonsultasi dan berdialog berbagi pengalaman dari negara masing tentang kendala serta tantangan mengakses pendanaan untuk mendukung masyarakat adat dalam menjaga, mengelola dan melestarikan hutan yang merupakan sumber kehidupannya,” ungkap Weyasu kepada Cenderawasih Pos via telepon selulernya, Rabu (16/9).

Baca Juga :  Jika 3 Hari Tidak Ada Jawaban, Kami akan Berhenti Memberikan Pelayanan

Kata Weyasu, kegiatan ini berlangsung selama 3 hari, yakni 4-6 September di The Soaltee Hotel, Kathmandu Nepal. Dengan tujuan untuk mendukung kelompok masyarakat adat di seluruh dunia agar dapat mengakses secara langsung mekanisme pendanaan yang ada, mendukung upaya mereka untuk terus melestarikan hutan paling kritis di dunia.

“Tujuan keseluruhan dari proyek ini adalah untuk meningkatkan kapasitas masyarakat adat dalam mengakses pendanaan untuk konservasi, restorasi, dan peningkatan pengelolaan wilayah mereka, khususnya hutan,” ujarnya.

“Dalam kesempatan pertemuan ini, saya juga menyampaikan proposal rencana kegiatan penyelamatan wilayah konservasi alam pegunungan Cyclop kepada CI,” sambungnya.

Dirinya menyebutkan bahwa materi presentasi yang dia paparkan kepada CI merupakan materi dokumen presentasi milik Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Provinsi Papua dengan harapan bisa mendapatkan dukungan dari sumber dana Kementerian Luar Negeri Amerika tersebut sehingga dapat bersama Pemerintah Provinsi Papua berkolaborasi bekerja menyelamatkan kawasan Cyclop. (*).

Baca Juga :  drg Aloysius Giyai: Saya juga Tidak Pernah Berharap untuk Kembali Memimpin

Berita Terbaru

Artikel Lainnya