Friday, November 22, 2024
25.7 C
Jayapura

Jika Menunggu, Puluhan Pasien Bisa Mati

Sementara itu di tempat yang sama keluarga pasien yang tak mau sebutkan namanya mengaku khawatir dengan kondisi keluarganya yang sekarang sementara membutuhkan cuci darah.

“Kalau pasien tidak cuci darah hanya dua hari saja itu imbasnya kemana-mana, apalagi kalau menunggu satu Minggu mungkin semua pasien yang membutuhkan bisa mati,” ungkapnya.

Ia mengatakan hari ini, Selasa (3/9) di ruangan HD di RSUD Dok II tidak melayani Cuci darah karena penyediaan cairan HD tidak ada.

“Hari ini pelayanan cuci darah di ruangan HD di rumah sakit dok ll karena memang itu tidak ada,” ujarnya.

Dia mengatakan bahwa ia dan sejumlah pasien yang mengunjungi Kantor DPRP bukan tanpa alasan tetapi karena ada statement dari dari pihak manajemen RS yaitu Direktur pelayanan medis yang mengatakan bahwa penyediaan barang yang habis dipakai itu bisa ada pada 20 September 2024 mendatang.

Baca Juga :  280 CPNS Mamberamo Tengah Ikut Latsar

“Kalau kami menunggu mulai hari ini sampai 20 hari kedepan berarti pasien kami mati semua, cairan tiba tidak ada pasien,” tandasnya.

Tak hanya itu kata dia, banyak permasalahan yang dihadapi selama ini, namun ia tidak menyebutkan secara detail. Bahakan mereka berinisiatif untuk mencari sendiri dan mengeluarkan uang pribadi. Sementara jaminan BPJS untuk membiayai itu telah dilakukan.

“Untuk itu saya berharap DPR sebagai wakil rakyat, tolong kita tidak tahu mau dapat uang dari mana, kami tau DPR sampaikan ke pemerintah baik daerah maupun pusat, supaya pelayanan dan barang-barang di rumah sakit dok ll ini bisa ada,” pungkasnya.

Sementara, Ketua DPR Papua, Jhony Banua Rouw didampingi Beatrix Monim dan Junaedi Rahim mengaku kecewa. “Tentu sangat prihatin sekali setelah mendengar aspirasi dari sejumlah pasien, keluarga pasien dan tenaga medis,” ungkap Jhony.

Baca Juga :  Diduga Korban Penganiayaan, Kuburan Seorang Pria Dibongkar

Ketua DPR Papua itu mengatakan bahwa, ini merupakan hal yang urgent yang perlu diselesaikan karena ini adalah soal nyawa, soal kemanusia, yang tidak bisa di tawar menawar. Ia menyebut pemerintah harus hadir untuk memberikan jaminan terkait masalah itu.

“Kami DPR sudah menerima ini, sayapun berjanji kepada mereka bahwa kita akan selesaikan pada Minggu ini, saya akan langsung menghubungi pihak rumah sakit dan juga pemerintah daerah mengambil langkah yang kongkrit, cepat, sehingga pengadaan obat dan cairan ini bisa ada,” jelasnya.

“Kami berharap kedepannya kejadian serupa tidak terulang kembali,” imbuhnya.(kar/ade).

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Sementara itu di tempat yang sama keluarga pasien yang tak mau sebutkan namanya mengaku khawatir dengan kondisi keluarganya yang sekarang sementara membutuhkan cuci darah.

“Kalau pasien tidak cuci darah hanya dua hari saja itu imbasnya kemana-mana, apalagi kalau menunggu satu Minggu mungkin semua pasien yang membutuhkan bisa mati,” ungkapnya.

Ia mengatakan hari ini, Selasa (3/9) di ruangan HD di RSUD Dok II tidak melayani Cuci darah karena penyediaan cairan HD tidak ada.

“Hari ini pelayanan cuci darah di ruangan HD di rumah sakit dok ll karena memang itu tidak ada,” ujarnya.

Dia mengatakan bahwa ia dan sejumlah pasien yang mengunjungi Kantor DPRP bukan tanpa alasan tetapi karena ada statement dari dari pihak manajemen RS yaitu Direktur pelayanan medis yang mengatakan bahwa penyediaan barang yang habis dipakai itu bisa ada pada 20 September 2024 mendatang.

Baca Juga :  Komisi Informasi Tahun 2022 akan Lakukan Monitoring Keterbukaan Informasi

“Kalau kami menunggu mulai hari ini sampai 20 hari kedepan berarti pasien kami mati semua, cairan tiba tidak ada pasien,” tandasnya.

Tak hanya itu kata dia, banyak permasalahan yang dihadapi selama ini, namun ia tidak menyebutkan secara detail. Bahakan mereka berinisiatif untuk mencari sendiri dan mengeluarkan uang pribadi. Sementara jaminan BPJS untuk membiayai itu telah dilakukan.

“Untuk itu saya berharap DPR sebagai wakil rakyat, tolong kita tidak tahu mau dapat uang dari mana, kami tau DPR sampaikan ke pemerintah baik daerah maupun pusat, supaya pelayanan dan barang-barang di rumah sakit dok ll ini bisa ada,” pungkasnya.

Sementara, Ketua DPR Papua, Jhony Banua Rouw didampingi Beatrix Monim dan Junaedi Rahim mengaku kecewa. “Tentu sangat prihatin sekali setelah mendengar aspirasi dari sejumlah pasien, keluarga pasien dan tenaga medis,” ungkap Jhony.

Baca Juga :  Trauma Kerusuhan 2019, Aktivitas Perekonomian Lumpuh

Ketua DPR Papua itu mengatakan bahwa, ini merupakan hal yang urgent yang perlu diselesaikan karena ini adalah soal nyawa, soal kemanusia, yang tidak bisa di tawar menawar. Ia menyebut pemerintah harus hadir untuk memberikan jaminan terkait masalah itu.

“Kami DPR sudah menerima ini, sayapun berjanji kepada mereka bahwa kita akan selesaikan pada Minggu ini, saya akan langsung menghubungi pihak rumah sakit dan juga pemerintah daerah mengambil langkah yang kongkrit, cepat, sehingga pengadaan obat dan cairan ini bisa ada,” jelasnya.

“Kami berharap kedepannya kejadian serupa tidak terulang kembali,” imbuhnya.(kar/ade).

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Berita Terbaru

Artikel Lainnya