Saturday, April 27, 2024
30.7 C
Jayapura

Michelle Kurisi Dinilai Terlalu Berani Masuk ke Daerah Rawan

Theo Hesegem Menilai Ada yang Memfasilitasi Almarhumah dalam Jalankan Misinya

JAYAPURA – Kematian Michelle Kurisi, di wilayah Pegunungan Papua masih menjadi misterius hingga kini. Untuk itu, Pembela HAM di Papua meminta negara harus serius menangani kasus ini.

Direktur Yayasan Keadilan dan Keutuhan Manusia Papua (Pembela Ham) Papua, Theo Hesegem menegaskan, kasus Michelle harus didalami hingga pelakunya terungkap. Mengingat perempuan asal Wamena itu sangat berani masuk dan bertemu dengan TPNPB tanpa diketahui apa tujuan sesungguhnya.

“Aparat Kepolisian harus mengungkap pembunuhan Michelle Kurisi dengan terbuka dan transparan, termasuk siapa-siapa yang terlibat dalam kejadian ini. Sehingga mereka bertanggungjawab dan keadilan bagi keluarga korban dapat terwujud,” kata Theo saat dikonfirmasi Cenderawasih Pos, Sabtu (2/9).

Menurut Theo, jika memang ada visi negara dalam kematian Michelle. Maka pemerintah harus menjelaskan kepada keluarga korban. Sehingga informasinya tidak simpang siur dan keluarga korban harus mendapat informasi yang lengkap dan lebih aktual.

“Belum tahu misinya apa hingga berani sekali bertemu dengan TPNPB-OPM, saya melihat dia cukup berani sekali untuk masuk ke daerah yang rawan,” ucap Theo.

Kata Theo, dari keterangan pihak keluarga, Michelle ke Kuyawage, Lanny Jaya, dan Nduga dengan visi mendirikan yayasan yang belum disebutkan namanya. Visi lainnya ingin menyelamatkan Pilot asal Selandia Baru.

“Almarhum mau membangun yayasan di balik gunung untuk merangkul anak anak pengunsi dan keluarga pengunsi yang berasal dari Nduga, termasuk merangkul istri dari TPNPB yang dibunuh,” bebernya.

Baca Juga :  Pengamat Ragukan Klaim ULMWP

Bahkan, Michelle disebut sempat bertemu dengan Puron Wenda di Lanny Jaya. Ini yang menjadi pertanyaan besar, siapa sebenarnya yang memfasilitasinya hingga kemudian meregang nyawa.

“Saya punya dugaan ada yang memfasilitasi almarhumah dalam menjalankan misinya, namun yang bisa mengungkap semua itu secara terbuka dan transparan adalah pihak kepolisian,” ungkap Theo.

Theo menyampaikan jika dirinya akan berdiskusi dengan pihak keluarga dan menceritakan krononologis sebenarnya.

“Dalam kasus ini, proses hukum harus berjalan. Untuk memberikan kepastian kepada keluarga korban,” tegasnya.

Sementara itu, Kepala Komnas HAM Papua Frits Ramandey menyampaikan duka cita yang mendalam dan keprihatinanan kemanusiaan atas kematian Michelle.  “Dari prespektif HAM, kematian Michelle pelanggaran HAM sekaligus menyebarkan trauma,” kata Frits kepada Cenderawasih Pos.

Menurut Frits, dua versi yang beredar di kalangan masyarakat tentang kematian Michelle. Ada yang menyebut yang bersangkutan punya hubungan kedekatan dengan pihak BIN. Hal ini berangkat dari foto-foto dia  dengan sejumlah petinggi TNI-Polri, namun ada bantahan dari pihak keluarga yang menyebut Michelle adalah aktivis sosial bekerja untuk perempuan dan anak.

Kata Frits, untuk mengungkap kematian Michelle, butuh dukungan keluarga. Termasuk apa misi dia ke Lanny Jaya.

“Kami mendapt informasi jika keluarga sudah punya catatan siapa yang menjemput Michelle dari Kuyawage trus balik lagi ke Wamena. Catatan catatan itu dikumpulkan jadi satu untuk bisa mendapatkan aktivitas Michelle selama berada di Lanny Jaya,” terangnya.

Baca Juga :  Sambut HUT RI, Panitia Pemprov Siapkan Sejumlah Kegiatan

Atas nama kemanusiaan, Komnas HAM menyerukan kepada kelompok sipil bersenjata bahwa seseorang yang sudah tidak berdaya atau dicurigai sebaiknya dalam rangka menghormati HAM harus ada kesempatan agar seseorang tersebut memberikan klarifikasi dan sebaiknya diberikan peringatan.

Lanjut Frits, karena dalam prinsip HAM maupun hukum perang sekalipun. Seseorang yang sudah tidak berdaya harus bisa dilindungi dan dikembalikan secara baik. Dan itu harus dipedomani oleh kelompok sipil bersenjata supaya tidak semena mena melakukan  penganiayaan, bahkan pembunuhan kepada warga sipil yang dicurigai. Karena itu bertentangan dengan HAM.

“Ini juga menjadi peringatan untuk warga sipil untuk tidak beraktivitas di wilayah wilayah yang rawan konflik, dan menjadi basis dari kelompok sipil bersenjata. Sehingga tidak ada korban jiwa lagi kedepan,” imbaunya.

Sementara itu, disinggung terkait dengan investigasi yang akan dilakukan Komnas HAM. Frits menyampaikan sejak peristiwa ini, Komnas HAM Papua sangat aktif berkomunikasi dengan semua pihak guna mengverifikasi kematian Michelle. Hanya saja, Komnas HAM tidak akan bekerja sendirian melainkan butuh dukungan semua pihak.

“Komnas HAM memberi dukungan penuh kepada pihak Kepolisian untuk mengungkap kasus ini, tapi juga memberi dukungan kepada keluarga. Dalam kasus ini, pengungkapan ada di keluarga. Karena keluarga tahu siapa siapa yang jalan dengan almarhum, dengan pengungkapan dari pihak keluarga membantu Kepolisian membuka peristiwa ini secara terang benderang, karena ada bukti petunjuk ada orang yang ikut Michelle,” terangnya.(fia/wen)

Theo Hesegem Menilai Ada yang Memfasilitasi Almarhumah dalam Jalankan Misinya

JAYAPURA – Kematian Michelle Kurisi, di wilayah Pegunungan Papua masih menjadi misterius hingga kini. Untuk itu, Pembela HAM di Papua meminta negara harus serius menangani kasus ini.

Direktur Yayasan Keadilan dan Keutuhan Manusia Papua (Pembela Ham) Papua, Theo Hesegem menegaskan, kasus Michelle harus didalami hingga pelakunya terungkap. Mengingat perempuan asal Wamena itu sangat berani masuk dan bertemu dengan TPNPB tanpa diketahui apa tujuan sesungguhnya.

“Aparat Kepolisian harus mengungkap pembunuhan Michelle Kurisi dengan terbuka dan transparan, termasuk siapa-siapa yang terlibat dalam kejadian ini. Sehingga mereka bertanggungjawab dan keadilan bagi keluarga korban dapat terwujud,” kata Theo saat dikonfirmasi Cenderawasih Pos, Sabtu (2/9).

Menurut Theo, jika memang ada visi negara dalam kematian Michelle. Maka pemerintah harus menjelaskan kepada keluarga korban. Sehingga informasinya tidak simpang siur dan keluarga korban harus mendapat informasi yang lengkap dan lebih aktual.

“Belum tahu misinya apa hingga berani sekali bertemu dengan TPNPB-OPM, saya melihat dia cukup berani sekali untuk masuk ke daerah yang rawan,” ucap Theo.

Kata Theo, dari keterangan pihak keluarga, Michelle ke Kuyawage, Lanny Jaya, dan Nduga dengan visi mendirikan yayasan yang belum disebutkan namanya. Visi lainnya ingin menyelamatkan Pilot asal Selandia Baru.

“Almarhum mau membangun yayasan di balik gunung untuk merangkul anak anak pengunsi dan keluarga pengunsi yang berasal dari Nduga, termasuk merangkul istri dari TPNPB yang dibunuh,” bebernya.

Baca Juga :  Diduga Karena Dana Bansos, Tiga Tukang Ojek Disandera

Bahkan, Michelle disebut sempat bertemu dengan Puron Wenda di Lanny Jaya. Ini yang menjadi pertanyaan besar, siapa sebenarnya yang memfasilitasinya hingga kemudian meregang nyawa.

“Saya punya dugaan ada yang memfasilitasi almarhumah dalam menjalankan misinya, namun yang bisa mengungkap semua itu secara terbuka dan transparan adalah pihak kepolisian,” ungkap Theo.

Theo menyampaikan jika dirinya akan berdiskusi dengan pihak keluarga dan menceritakan krononologis sebenarnya.

“Dalam kasus ini, proses hukum harus berjalan. Untuk memberikan kepastian kepada keluarga korban,” tegasnya.

Sementara itu, Kepala Komnas HAM Papua Frits Ramandey menyampaikan duka cita yang mendalam dan keprihatinanan kemanusiaan atas kematian Michelle.  “Dari prespektif HAM, kematian Michelle pelanggaran HAM sekaligus menyebarkan trauma,” kata Frits kepada Cenderawasih Pos.

Menurut Frits, dua versi yang beredar di kalangan masyarakat tentang kematian Michelle. Ada yang menyebut yang bersangkutan punya hubungan kedekatan dengan pihak BIN. Hal ini berangkat dari foto-foto dia  dengan sejumlah petinggi TNI-Polri, namun ada bantahan dari pihak keluarga yang menyebut Michelle adalah aktivis sosial bekerja untuk perempuan dan anak.

Kata Frits, untuk mengungkap kematian Michelle, butuh dukungan keluarga. Termasuk apa misi dia ke Lanny Jaya.

“Kami mendapt informasi jika keluarga sudah punya catatan siapa yang menjemput Michelle dari Kuyawage trus balik lagi ke Wamena. Catatan catatan itu dikumpulkan jadi satu untuk bisa mendapatkan aktivitas Michelle selama berada di Lanny Jaya,” terangnya.

Baca Juga :  Pengamat Ragukan Klaim ULMWP

Atas nama kemanusiaan, Komnas HAM menyerukan kepada kelompok sipil bersenjata bahwa seseorang yang sudah tidak berdaya atau dicurigai sebaiknya dalam rangka menghormati HAM harus ada kesempatan agar seseorang tersebut memberikan klarifikasi dan sebaiknya diberikan peringatan.

Lanjut Frits, karena dalam prinsip HAM maupun hukum perang sekalipun. Seseorang yang sudah tidak berdaya harus bisa dilindungi dan dikembalikan secara baik. Dan itu harus dipedomani oleh kelompok sipil bersenjata supaya tidak semena mena melakukan  penganiayaan, bahkan pembunuhan kepada warga sipil yang dicurigai. Karena itu bertentangan dengan HAM.

“Ini juga menjadi peringatan untuk warga sipil untuk tidak beraktivitas di wilayah wilayah yang rawan konflik, dan menjadi basis dari kelompok sipil bersenjata. Sehingga tidak ada korban jiwa lagi kedepan,” imbaunya.

Sementara itu, disinggung terkait dengan investigasi yang akan dilakukan Komnas HAM. Frits menyampaikan sejak peristiwa ini, Komnas HAM Papua sangat aktif berkomunikasi dengan semua pihak guna mengverifikasi kematian Michelle. Hanya saja, Komnas HAM tidak akan bekerja sendirian melainkan butuh dukungan semua pihak.

“Komnas HAM memberi dukungan penuh kepada pihak Kepolisian untuk mengungkap kasus ini, tapi juga memberi dukungan kepada keluarga. Dalam kasus ini, pengungkapan ada di keluarga. Karena keluarga tahu siapa siapa yang jalan dengan almarhum, dengan pengungkapan dari pihak keluarga membantu Kepolisian membuka peristiwa ini secara terang benderang, karena ada bukti petunjuk ada orang yang ikut Michelle,” terangnya.(fia/wen)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya