Wednesday, February 5, 2025
24.7 C
Jayapura

Dana Desa Banyak Bocor, Disarankan Ada Desa Percontohan

Menurutnya banyaknya dana desa yang bocor pemanfaatannya itu disebabkan karena program pendidikan di masyarakat dan aparat desa itu masih sangat rendah dan kurang diperhatikan. Apalagi pemanfaatan dana desa itu harus selaras dengan tujuan pembangunan desa secara nasional, regional maupun secara global.

“Proses pendidikan itu adalah proses pemberdayaan terhadap masyarakat dalam bidang pengelolaan dana desa dalam bidang pertanian, peternakan dan lain-lainnya. Pendidikan itu harus dilakukan terutama pendidikan di luar sekolah,”ujarnya.

Lanjut dia, jika benar-benar melihat faktanya pengelolaan dana desa di sejumlah Kampung saat ini masih belum tepat dalam pertanggungjawabannya. Baik dalam penggunaan, realisasi penggunaan maupun dalam evaluasinya. Jadi bagaimana dana desa itu diterima, dilakukan kegiatan pembangunan dan bagaimana evaluasi dana desa itu sangat lemah.

Baca Juga :  KKB Kembali Berulah, Bakar Dua Rumah

“Lemah karena latar belakang pendidikan yang rendah, ekonominya rendah dan semuanya rendah. Sehingga bagaimana kita mengharapkan kualitas sumber daya manusia untuk mempertanggungjawabkan uang negara yang harus diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari,” sindirnya.

Karena itu penting adanya desa percontohan, karena  harus bisa melihat desa-desa mana yang tertinggal. Karena itu penting memiliki desa yang punya kriteria.  Artinya desa yang sangat tertinggal tetapi punya potensi, misalnya ada desa yang punya potensi tetapi tidak bisa dikembangkan. Ada masyarakat petani yang punya potensi tinggi tetapi tidak punya kemampuan untuk mengembangkan itu secara infrastruktur yang lengkap.

“Jadi kriteria-kriteria masyarakat desa itu ada tetapi yang penting kita kita di Papua harus ada satu desa percontohan. Yang percontohan terutama mulai dari desa yang ada dekat dengan kota, di antara kota dan daerah terpencil dan di daerah yang benar-benar terpencil. Tiga kriteria itu yang harus penting karena apa, untuk membangun kondisi masyarakat desa yang mengalami dimensi yang tadi itu,”pungkasnya.(roy/ade).

Baca Juga :  Kali ini, Lukas Enembe Bersurat ke Presiden Jokowi

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Menurutnya banyaknya dana desa yang bocor pemanfaatannya itu disebabkan karena program pendidikan di masyarakat dan aparat desa itu masih sangat rendah dan kurang diperhatikan. Apalagi pemanfaatan dana desa itu harus selaras dengan tujuan pembangunan desa secara nasional, regional maupun secara global.

“Proses pendidikan itu adalah proses pemberdayaan terhadap masyarakat dalam bidang pengelolaan dana desa dalam bidang pertanian, peternakan dan lain-lainnya. Pendidikan itu harus dilakukan terutama pendidikan di luar sekolah,”ujarnya.

Lanjut dia, jika benar-benar melihat faktanya pengelolaan dana desa di sejumlah Kampung saat ini masih belum tepat dalam pertanggungjawabannya. Baik dalam penggunaan, realisasi penggunaan maupun dalam evaluasinya. Jadi bagaimana dana desa itu diterima, dilakukan kegiatan pembangunan dan bagaimana evaluasi dana desa itu sangat lemah.

Baca Juga :  Pemprov Papua Komitmen Berikan Perlindungan bagi Anak-anak

“Lemah karena latar belakang pendidikan yang rendah, ekonominya rendah dan semuanya rendah. Sehingga bagaimana kita mengharapkan kualitas sumber daya manusia untuk mempertanggungjawabkan uang negara yang harus diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari,” sindirnya.

Karena itu penting adanya desa percontohan, karena  harus bisa melihat desa-desa mana yang tertinggal. Karena itu penting memiliki desa yang punya kriteria.  Artinya desa yang sangat tertinggal tetapi punya potensi, misalnya ada desa yang punya potensi tetapi tidak bisa dikembangkan. Ada masyarakat petani yang punya potensi tinggi tetapi tidak punya kemampuan untuk mengembangkan itu secara infrastruktur yang lengkap.

“Jadi kriteria-kriteria masyarakat desa itu ada tetapi yang penting kita kita di Papua harus ada satu desa percontohan. Yang percontohan terutama mulai dari desa yang ada dekat dengan kota, di antara kota dan daerah terpencil dan di daerah yang benar-benar terpencil. Tiga kriteria itu yang harus penting karena apa, untuk membangun kondisi masyarakat desa yang mengalami dimensi yang tadi itu,”pungkasnya.(roy/ade).

Baca Juga :  Sebagian Warga Kampung Telaga Sari  Belum Bisa Balik Rumahnya 

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Berita Terbaru

Artikel Lainnya