Wednesday, December 3, 2025
26.9 C
Jayapura

Diduga Dibekap Hingga Tewas

Memasuki tahap otopsi, sejumlah temuan penting kembali terungkap. Pada bagian dalam leher, baik sisi kiri maupun kanan, ditemukan resapan darah luas berwarna merah pada otot leher bagian depan. Temuan ini mengindikasikan adanya tekanan kuat pada leher yang menyebabkan gangguan pernapasan.

“Kedua paru-paru terlihat berwarna merah dengan pola menyerupai marmer, serta terdapat bintik-bintik perdarahan. Kondisi ini sejalan dengan tanda-tanda kekurangan oksigen,” jelas AKBP Romy.

Lebih lanjut, tidak ditemukan kelainan pada rongga jantung, tulang rawan cincin, maupun organ-organ dalam lainnya. Bagian tulang tengkorak juga masih utuh tanpa tanda patah. Pada jaringan otak tidak ditemukan perdarahan, meski kondisinya tampak homogen dan sedikit melunak.

Baca Juga :  Wali Kota Turun Kampung Mulai 14 April   

Berdasarkan keseluruhan hasil pemeriksaan, tim forensik menyimpulkan bahwa bayi tersebut merupakan bayi cukup bulan, diperkirakan berusia kehamilan 40–42 minggu, dan lahir dalam keadaan hidup serta mampu bertahan di luar kandungan.

“Kesimpulannya, bayi laki-laki ini meninggal karena terhalangnya jalan napas akibat tindakan pembekapan atau penekanan pada daerah leher sehingga menyebabkan mati lemas,” tegas Romy.

Perkiraan waktu kematian bayi diperkirakan terjadi sekitar 24 hingga 48 jam sebelum ditemukan di TPA Koya. Saat ini, jasad bayi masih berada di ruang pendingin Instalasi Dokpol RS Bhayangkara Jayapura. Tim dokpol juga telah mengambil sampel DNA serta sidik jari untuk kepentingan penyelidikan lebih lanjut.

“Kami masih menunggu proses selanjutnya dan siap mendukung penyidikan pihak kepolisian,” tutup Romy (rel/ade)

Baca Juga :  Kasdam: Mari Membangun Papua Lebih Sejahtera

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Memasuki tahap otopsi, sejumlah temuan penting kembali terungkap. Pada bagian dalam leher, baik sisi kiri maupun kanan, ditemukan resapan darah luas berwarna merah pada otot leher bagian depan. Temuan ini mengindikasikan adanya tekanan kuat pada leher yang menyebabkan gangguan pernapasan.

“Kedua paru-paru terlihat berwarna merah dengan pola menyerupai marmer, serta terdapat bintik-bintik perdarahan. Kondisi ini sejalan dengan tanda-tanda kekurangan oksigen,” jelas AKBP Romy.

Lebih lanjut, tidak ditemukan kelainan pada rongga jantung, tulang rawan cincin, maupun organ-organ dalam lainnya. Bagian tulang tengkorak juga masih utuh tanpa tanda patah. Pada jaringan otak tidak ditemukan perdarahan, meski kondisinya tampak homogen dan sedikit melunak.

Baca Juga :  Pemkot Harus Optimalkan PAD Dengan Melakukan Kolaborasi Diberbagai Sektor

Berdasarkan keseluruhan hasil pemeriksaan, tim forensik menyimpulkan bahwa bayi tersebut merupakan bayi cukup bulan, diperkirakan berusia kehamilan 40–42 minggu, dan lahir dalam keadaan hidup serta mampu bertahan di luar kandungan.

“Kesimpulannya, bayi laki-laki ini meninggal karena terhalangnya jalan napas akibat tindakan pembekapan atau penekanan pada daerah leher sehingga menyebabkan mati lemas,” tegas Romy.

Perkiraan waktu kematian bayi diperkirakan terjadi sekitar 24 hingga 48 jam sebelum ditemukan di TPA Koya. Saat ini, jasad bayi masih berada di ruang pendingin Instalasi Dokpol RS Bhayangkara Jayapura. Tim dokpol juga telah mengambil sampel DNA serta sidik jari untuk kepentingan penyelidikan lebih lanjut.

“Kami masih menunggu proses selanjutnya dan siap mendukung penyidikan pihak kepolisian,” tutup Romy (rel/ade)

Baca Juga :  Di Jembatan Enggros Ditemukan Sesosok Mayat Laki-Laki

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Berita Terbaru

Bertambahnya Kasus HIV Bukan Kegagalan

Belum ada Penambahan Pemain

Persipura Fix Jadwalkan 4 Laga Ujicoba

Dua Pencari Gaharu Tewas Diserang OTK

Artikel Lainnya