Terkait Ancaman PRP se-Lapago Pulangkan Warga Non Papua
JAYAPURA-Juru bicara petisi rakyat Papua (PRP)Â Jefry Wenda mengungkapkan bahwa penyampaian anggota PRP Lapago yang menyebutkan agar masyarakat non Papua angkat kaki dari Lapago merupakan pernyataan pribadi dan tidak mengatasnamakan PRP.
Hal ini dikatakannya karena menurutnya tujuan dari PRP bukan untuk memulangkan masyarakat dari Papua tetapi mengajak mereka untuk sadar akan situasi Papua. Sehingga bersama-sama melawan sistem pemerintahan Indonesia yang menindas orang Papua dan juga masyarakat non Papua di Papua.
“Kami tidak punya program dan tindakan seperti itu peryataan itu sepihak dan tidak benar itu bukan sikap PRP,” tegasnya di Waena, Selasa, (2/8).
“Sesuai dengan sikap pernyataan, kami mau ambil ataupun masyarakat non Papua yang lahir besar di Papua. Kami selalu mengajak mereka untuk bagaimana bersama-sama memperjuangkan apa yang menjadi hak rakyat Papua terkait Otsus dan DOB,” sambungnya.
Untuk itu, Wenda mengatakan bahwa PRP selalu berada bersama rakyat Papua untuk menolak kebijakan pemerintah pusat yang sepihak dalam penetapan daerah otonom baru, otonomi khusus dan meminta solusi demokrasi untuk penentuan nasib sendiri.
Dia mengatakan perjuangan rakyat Papua tidak terlepas dari dukungan masyarakat non Papua yang ada di seluruh Indonesia. Untuk itu apapun pernyataan yang mengancam masyarakat dan non Papua bukanlah bagian dari agenda PRP. Karena perjuangan PRP murni dari rakyat dengan 122 organisasi yang mendukung di dalamnya menentang sistim negara ini yang merampas hak-hak orang Papua.
“Perjuangan Petisi Rakyat Papua selalu bersama rakyat dan bersama-sama masyarakat Non Papua. Mereka juga membicarakan dan menyuarakan masalah Papua di tingkat nasional bahkan di beberapa daerah di Indonesia. Untuk itu, kami juga mengajak untuk seluruh masyarakat non Papua yang ada di Papua dan lahir besar di Papua untuk bersama-sama mendukung perjuangan rakyat Papua. Karena baik orang Papua maupun non Papua merupakan korban dari sistem yang menindas oleh negara ini dan kaum oligarki serta kolonial Indonesia,” tambahnya. (oel/nat)