YAHUKIMO-Kabar mengenai adanya bencana kelaparan yang berujung pada kematian 24 orang di Distrik Amuma, Kabupaten Yahukimo, Provinsi Papua Pegunungan dipastikan hanya isapan jempol belaka alias berita bohong.
Negara seakan kena prank atau tertipu sehingga seolah ada kejadian luar biasa yang perlu segera perhatian besar tanpa mengecek atau berkoordinasi dengan pemerintah daerah setempat.
Hal ini terbukti setelah tim pertama Forkopimda Yahukimo bersama sejumlah wartawan saat melihat langsung kondisi di Distrik Amuma, Rabu (01/11/2023)
Tragis, sebab sesampainya di sana, rombongan malah bertemu dan mengevakuasi lima orang Tenaga Kesehatan Kemenkes yang sejak hari Senin (30/10) datang dan memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat Amuma.
Mereka yakni Angganita Mandowen, dr. Danur Widura, Sandi Ransa, Ferdinandus Suweni dan Adrianus Edwardua Harapan.
Menurut ketua Tim Nakes, Angganita Mandowen yang sempat diwawancarai saat proses evakuasi di Distrik Amuma, dia dan tim pada hari Senin (30/10) datang memberikan pelayanan dengan menumpang pesawat jenis Pilatus Potter. Dan menurut jadwal, mereka akan kembali dijemput pada keesokan harinya yakni Selasa (31/10).
Naas, saat pagi hari menunggu pesawat jemputan di lapangan terbang Amuma, tepatnya di depan bangunan Puskesmas, sekitar pukul 10.00 WIT, tiba-tiba rombongan sekitar 20-an orang Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) datang dan menyergap mereka.
“Mereka membawa senjata parang dan kapak. Saya langsung meminta teman-teman agar masuk kembali dalam Puskesmas. Sayangnya ada teman perawat yakni Adrianus yang panik dan mencoba kabur lewat jendela, sehingga dia yang terlebih dahulu dibacok dan terkena tangan kanannya,” kata Angganita yang mengalami luka lebam di sekujur tubuhnya terutama bagian wajah dan kepala.
Lanjut dia, KKB lantas terus menganiaya mereka sambil menginterogasi apakah tim ini benar tim kesehatan atau hanyalah Intel aparat keamanan yang menyamar. Syukurnya, setelah memeriksa dan memastikan identitas para Nakes, KKB akhirnya melepaskan mereka dan pergi kembali masuk hutan.
“Kami dianiaya sekitar satu jam. Puji Tuhan tidak ada korban jiwa meskipun semua tim mengalami luka serius di sekujur tubuhnya. Bahkan ada yang sampai tulang rusuknya patah,” terang Angganita.
Masyarakat yang menyaksikan kami dianiaya, tidak ada yang berani membela atau melerai. Masyarakat semua ketakutan. Para pelaku saat menganiaya mengaku dari KKB Kodap Silimo. Usia mereka rata-rata relatif masih muda,” sambungnya.
Proses evakuasi langsung dilakukan. Tim Nakes berjumlah Lima orang lantas dibawa menggunakan pesawat Pilatus Potter menuju Dekai, Ibukota Yahukimo dan dibawa RS Dekai guna perawatan medis.
“Rusuk saya patah,” kata dr. Danur, seorang anggota tim lainnnya saat berada di RS Dekai.(*/humas)