JAYAPURA-Intensitas hujan di Kabupaten Yahukimo beberapa hari terakhir berdampak pada sejumlah titik diterjang banjir. Meski seperti banjir numpang lewat namun ini menjadi catatan serius bagi pemerintah.
Pasalnya tak menutup kemungkinan kondisi serupa bisa terjadi di tahun-tahun mendatang. Persoalan analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal) mulai diseriusi.
Disebutkan Wakil Bupati Yahukimo, Esau Miram bahwa sejumlah lokasi pemukiman warga di kota Dekai tergenang sejak Sabtu (30/7) lalu.
Hal ini disebabkan hujan deras mengguyur wilayah tersebut sejak Jumat (29/7) malam. Ada empat lokasi pemukiman warga masing-masing di kompleks Gereja GKI Bethaniel Dekai, Jalan Seradala dimana air sungai meluap, demikian juga di kompleks perumahan dekat SMK, Jalan Sosial hingga Pasar Mama Papua dan Jalur utama pertokoan hingga di pemukiman masyarakat Anggruk hingga kompleks Telkomsel.
“Ada sejumlah titik ini terendam banjir yang mengakibatkan beberapa kerusakan ringan namun kami syukur tidak ada korban,” kata Wabup Esau Miram, Senin (1/8).
Mantan wartawan Cenderawasih Pos ini menyebutkan ada juga titik banjir dengan ketinggian air hingga leher orang dewasa dan tercatat ada sekitar 100 unit rumah yang terdampak.
Terkait dengan kondisi ini menurut Esau, pemerintah telah melakukan langkah tanggap darurat dengan menurunkan alat berat di titik lokasi yang mengalami genangan air parah. Bahkan hingga hingga Sabtu (30/7) sore tim yang bekerja telah berhasil menurunkan debit air.
Untuk selanjutnya pemerintah juga telah melakukan penyaluran bahan makanan ke-24 titik lokasi pemukiman masyarakat.
“Ada 24 titik lokasi yang sudah disalurkan bantuan sembako terkhususnya bagi korban terdampak langsung dan kali yang meluap adalah Kali Who, Kali PJPR dan Kali Bonto,” jelasnya.
Wabup Esau Miram berharap musibah banjir yang terjadi di Dekai ini menjadi pelajaran bagi masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan apalagi saling menyalahkan. “Banyak drainase yang tersumbat juga akibat sampah plastik,” imbuhnya.
Di tempat berbeda, Bupati Yahukimo, Didimus Yahuli mengaku sejak sebulan terakhir curah hujan di Kabupaten Yahukimo terbilang rutin.
“Soal banjir ini, saya mendapatkan informasi bahwa kemarin itu curah hujan sangat tinggi,” kata Bupati Didimus Yahuli. Imbas dari musibah ini Pemda Kabupaten Yahukimo mulai melirik kebijakan Amdal agar disepanjang bantaran sungai tidak diijinkan untuk pembangunan.
“Ini yang nanti kita akan buat Perbup, karena hambatan-tambahan inilah yang menyebabkan air tidak mengalir secara sempurna. Dan tentunya ini menjadi ancaman untuk kita kedepannya,” tutupnya. (ade/nat)