Saturday, April 27, 2024
30.7 C
Jayapura

Perayaan Malam Tahun Baru di Papua Meriah

Warga Kota Jayapura saat merayakan pergantian malam tahun baru 2020 di halaman Kantor Gubernur Provinsi Papua, Rabu (1/1). (FOTO: Elfira/Cepos)

JAYAPURA- Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw mengatakan, situasi keamanan dan ketertiban pada malam tahun baru  di Provinsi Papua berjalan aman, lancar dan damai. Termasuk di lokasi-lokasi yang menjadi titik kumpul masyarakat merayakan pergantian malam tahun baru.

Termasuk di Kabupaten Nduga, warga Nduga berkeliling kota selama kurang lebih satu jam menggunakan 100 unit kendaraan roda dua dalam menyambut tahun baru 2020. Sebelumnya warga juga melakukan ibadah di dua gereja dengan khusyuk. 

Begitu juga dengan Nabire, Paniai, Intan Jaya, Puncak Jaya dan beberapa daerah lainnya di wilayah Papua.

“Untuk pengamanan di Jayawijaya dipimpin langsung Wakapolda Papua, Dansat Brimob dan Karo Ops. Kami juga menambahkan 2 pleton Brimob untuk amankan wilayah Jayawijaya. Karena ada informasi yang kami terima adanya gangguan  KKB dari wilayah  Nduga yang akan masuk ke wilayah Jayawijaya,” ucap Kapolda Paulus Waterpauw kepada wartawan di Mapolda Papua, Selasa (31/12) malam.

Terkait pergantian malam tahun baru sendiri, Paulus Waterpauw menyebut sebanyak 2.185 personel yang ada di seluruh Polres jajaran diturunkan. Selain melakukan pengamanan, anggota juga mengatur lalulintas di jalan raya.

Sementara itu, Polresta Jayapura Kota menggelar Apel Kesiapan Pengamanan Malam Pergantian Malam Tahun Baru 2020. Dimana Wali Kota Jayapura, Dr. Benhur Tomi Mano, MM.,  bertindak sebagai pimpinan apel dan komandan apel Kasat Binmas Polresta Jayapura Kota, AKP Pieter Kendek di Lapangan Karang PTC Entrop Distrik Jayapura Selatan, Selasa (31/12)

Dalam amanatnya Wali Kota Benhur Tomi Mano mengingatkan personel pengmanan untuk memberikan situasi yang aman dan nyaman kepada seluruh masyarakat Kota Jayapura yang akan merayakan dan melaksanakan ibadah. Sehingga warga dapat melaksanakan ibadahnya dengan aman dan damai. 

“Lakukan pendekatan keamanan dengan persuasif agar situasi tetap aman dan kondusif. Berikanlah rasa aman dan nyaman dalam melaksanakan perayaan ibadah tutup tahun dan marilah kita menjaga persatuan dan kesatuan di wilayah kota Jayapura serta menjaga toleransi kerukunan antar umat beragama,” pintanya.

Sementara itu Kapolresta Jayapura Kota AKBP Gustav R. Urbinas mengatakan, sebanyak 644 personel aparat gabungan diterjunkan dalam pengamanan malam pergantian tahun 2020. 

Baca Juga :  Demokrat Optimis Terjadi Perubahan Peta Politik

Dikatakan, sekira 400 personel dari Polresta Jayapura Kota dan sisanya diback up oleh satuan organik yakni Kodim 1701/Jayapura, Korem 172/PWY, Pomdam XVII/Cenderawasih, Lantamal X Jayapura, Satuan Brimob Polda Papua, Sabhara Polda Papua, Satpol PP, Damkar, Dinas Perhubungan, Sekom dan ORARI, ikut dalam apel. 

“Untuk titik pengamanan kita sudah bagi di semua distrik yang diprioritaskan dari Jayapura Utara, Selatan, Abepura dan Heram. Semua ada beberapa titik yang kita amankan yang berpotensi menjadi pusat keramaian atau perayaan dari pada berkumpulnya masyarakat pada malam hingga pagi untuk pergantian tahun. Di antaranya kantor Gubernur Papua, Jalan Pantai Hamadi, ringroad dan jembatan Youtefa yang diperkirakan akan menjadi tempat perayaan,” jelasnya.

Adapun yang menjadi antisipasi pihak kepolisian adalah masyarakat yang euforia dalam merayakan pergantian tahun agar tidak melakukan yang merugikan atau meresahkan masyarakat lainnya. Termasuk diantaranya mabuk di muka umum, lakalantas yang fatal dan juga jenis kejahatan lainnya. 

Di tempat yang sama, Dandim 1701/Jayapura Kolonel Inf. Jerry Simatupang mengatakan, sesuai undang-undang, TNI diperbantukan menjelang akhir tahun di luar pos-pos. “Saya beserta jajaran koramil-koramil baik di kota, kabupaten dan Keerom, perlibatkan personel organik. Tentu semua ada aturan mainnya dengan mengedepankan tugas kepolisian. “Sifatnya membina persuasif sehingga bisa kondusif karena yang kita hadapi adalah masyarakat,” pungkasnya.

Sementara itu di Kota Jayapura banyak warga menyambut sukacita moment pergantian tahun. Ada yang melakukan pesta kecil, berkumpul dengan keluarga hingga dirayakan dengan ibadah. 

Tak sedikit yang memilih berada di lokasi keramaian sambil menyaksikan pesta kembang api namun ada juga yang memilih untuk menyepi, membuat acara sendiri yang jauh dari kebisingan.  

 Ini seperti yang dilakukan Putra, seorang pegawai Dinas Sosial Kabupaten Keerom  yang memilih untuk merayakan pergantian tahun dengan keluarganya di Pantai Hamadi. Menariknya, Putra mengkonsep acaranya layaknya tengah camping di hutan dimana semua keluarganya membawa peralatan out door termasuk tenda. “Ya ingin suasana baru saja dan tidak harus berkumpul di kota sehingga saya coba mengajak keluarga dan kerabat untuk mengakhiri tahun di pantai. Saya pikir ini lebih menarik dibanding harus berada di tengah keramaian,” kata Putra di Pantai Hamadi, Selasa (31/12).

Baca Juga :  Papua Kondusif Menjelang Pilkada di 11 Kabupaten

 Selama ini  diakui rutinitas kadang membuat mereka tak ada waktu untuk saling berkumpul dan bercerita sehingga moment malam tahun baru dipakai untuk bisa berkumpul. Dan agar tidak kehilangan moment pergantian tahun ia menyiapkan lampion untuk diterbangkan ke udara. Lampion – lampion ini dibakar oleh masing-masing orang kemudian dilepas ke udara. Putra mengaku memilih lampion lantaran lebih aman dan lebih menarik. 

 “Kalau petasan atau merconkan berbahaya. Selain itu membutuhkan dana yang besar juga tapi dengan lampion justru bisa dinikmati. Bisa menitipkan doa juga sebelum diterbangkan,” bebernya. 

Ia menyiapkan sebanyak 200 lampion yang dibeli dari Surabaya dan dari jumlah ini Pantai Hamadi di lokasi camp mereka terlihat berbeda. Disaat yang lain  sibuk dengan petasan, Putra dan keluarga justru berkonsentrasi dengan mimpi yang akan diterbangkan. “Saya pikir dengan ini lebih aman dan tenang saja, tak harus di lokasi yang ramai dan berisik,” imbuhnya. 

 Hal ini juga dilakukan  warga lainnya  bernama Frida yang tak berkumpul di titik keramaian. Ia memilih sepulang ibadah tetap di rumah dan beristirahat. “Saya memilih seperti itu, menjauhi titik keramaian karena memang tidak suka dengan ledakan-ledakan yang mengagetkan. Saya dan keluarga setelah ibadah langsung istirahat dan tidur di rumah. Ini lebih pas buat kami,” pungkasnya. Sementara pantauan Cenderawasih Pos di Jembatan Yotefa terlihat lebih ramai dibanding biasa. 

 Hanya kare aeuforia malam pergantian tahun ini membuat banyak orang memilih melanggar aturan. Tak sedikit kendaraan roda dua maupun roda empat diparkir di atas badan jembatan sambil berfoto dan membunyikan musik. Untungnya dari moment pergantian tahun ini tak ada yang menjadi korban baik jatuh dari jembatan maupun kecelakaan kendaraan di lokasi. “Kami terus lakukan patroli dan syukur semuanya lancar. Banyak yang melanggar tapi tak ada korban,” ujar salah satu anggota Polsek Japsel di lokasi jembatan. (fia/ade/nat)

Warga Kota Jayapura saat merayakan pergantian malam tahun baru 2020 di halaman Kantor Gubernur Provinsi Papua, Rabu (1/1). (FOTO: Elfira/Cepos)

JAYAPURA- Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw mengatakan, situasi keamanan dan ketertiban pada malam tahun baru  di Provinsi Papua berjalan aman, lancar dan damai. Termasuk di lokasi-lokasi yang menjadi titik kumpul masyarakat merayakan pergantian malam tahun baru.

Termasuk di Kabupaten Nduga, warga Nduga berkeliling kota selama kurang lebih satu jam menggunakan 100 unit kendaraan roda dua dalam menyambut tahun baru 2020. Sebelumnya warga juga melakukan ibadah di dua gereja dengan khusyuk. 

Begitu juga dengan Nabire, Paniai, Intan Jaya, Puncak Jaya dan beberapa daerah lainnya di wilayah Papua.

“Untuk pengamanan di Jayawijaya dipimpin langsung Wakapolda Papua, Dansat Brimob dan Karo Ops. Kami juga menambahkan 2 pleton Brimob untuk amankan wilayah Jayawijaya. Karena ada informasi yang kami terima adanya gangguan  KKB dari wilayah  Nduga yang akan masuk ke wilayah Jayawijaya,” ucap Kapolda Paulus Waterpauw kepada wartawan di Mapolda Papua, Selasa (31/12) malam.

Terkait pergantian malam tahun baru sendiri, Paulus Waterpauw menyebut sebanyak 2.185 personel yang ada di seluruh Polres jajaran diturunkan. Selain melakukan pengamanan, anggota juga mengatur lalulintas di jalan raya.

Sementara itu, Polresta Jayapura Kota menggelar Apel Kesiapan Pengamanan Malam Pergantian Malam Tahun Baru 2020. Dimana Wali Kota Jayapura, Dr. Benhur Tomi Mano, MM.,  bertindak sebagai pimpinan apel dan komandan apel Kasat Binmas Polresta Jayapura Kota, AKP Pieter Kendek di Lapangan Karang PTC Entrop Distrik Jayapura Selatan, Selasa (31/12)

Dalam amanatnya Wali Kota Benhur Tomi Mano mengingatkan personel pengmanan untuk memberikan situasi yang aman dan nyaman kepada seluruh masyarakat Kota Jayapura yang akan merayakan dan melaksanakan ibadah. Sehingga warga dapat melaksanakan ibadahnya dengan aman dan damai. 

“Lakukan pendekatan keamanan dengan persuasif agar situasi tetap aman dan kondusif. Berikanlah rasa aman dan nyaman dalam melaksanakan perayaan ibadah tutup tahun dan marilah kita menjaga persatuan dan kesatuan di wilayah kota Jayapura serta menjaga toleransi kerukunan antar umat beragama,” pintanya.

Sementara itu Kapolresta Jayapura Kota AKBP Gustav R. Urbinas mengatakan, sebanyak 644 personel aparat gabungan diterjunkan dalam pengamanan malam pergantian tahun 2020. 

Baca Juga :  Pesawat Tergelincir di Puncak, Pilotnya Tewas

Dikatakan, sekira 400 personel dari Polresta Jayapura Kota dan sisanya diback up oleh satuan organik yakni Kodim 1701/Jayapura, Korem 172/PWY, Pomdam XVII/Cenderawasih, Lantamal X Jayapura, Satuan Brimob Polda Papua, Sabhara Polda Papua, Satpol PP, Damkar, Dinas Perhubungan, Sekom dan ORARI, ikut dalam apel. 

“Untuk titik pengamanan kita sudah bagi di semua distrik yang diprioritaskan dari Jayapura Utara, Selatan, Abepura dan Heram. Semua ada beberapa titik yang kita amankan yang berpotensi menjadi pusat keramaian atau perayaan dari pada berkumpulnya masyarakat pada malam hingga pagi untuk pergantian tahun. Di antaranya kantor Gubernur Papua, Jalan Pantai Hamadi, ringroad dan jembatan Youtefa yang diperkirakan akan menjadi tempat perayaan,” jelasnya.

Adapun yang menjadi antisipasi pihak kepolisian adalah masyarakat yang euforia dalam merayakan pergantian tahun agar tidak melakukan yang merugikan atau meresahkan masyarakat lainnya. Termasuk diantaranya mabuk di muka umum, lakalantas yang fatal dan juga jenis kejahatan lainnya. 

Di tempat yang sama, Dandim 1701/Jayapura Kolonel Inf. Jerry Simatupang mengatakan, sesuai undang-undang, TNI diperbantukan menjelang akhir tahun di luar pos-pos. “Saya beserta jajaran koramil-koramil baik di kota, kabupaten dan Keerom, perlibatkan personel organik. Tentu semua ada aturan mainnya dengan mengedepankan tugas kepolisian. “Sifatnya membina persuasif sehingga bisa kondusif karena yang kita hadapi adalah masyarakat,” pungkasnya.

Sementara itu di Kota Jayapura banyak warga menyambut sukacita moment pergantian tahun. Ada yang melakukan pesta kecil, berkumpul dengan keluarga hingga dirayakan dengan ibadah. 

Tak sedikit yang memilih berada di lokasi keramaian sambil menyaksikan pesta kembang api namun ada juga yang memilih untuk menyepi, membuat acara sendiri yang jauh dari kebisingan.  

 Ini seperti yang dilakukan Putra, seorang pegawai Dinas Sosial Kabupaten Keerom  yang memilih untuk merayakan pergantian tahun dengan keluarganya di Pantai Hamadi. Menariknya, Putra mengkonsep acaranya layaknya tengah camping di hutan dimana semua keluarganya membawa peralatan out door termasuk tenda. “Ya ingin suasana baru saja dan tidak harus berkumpul di kota sehingga saya coba mengajak keluarga dan kerabat untuk mengakhiri tahun di pantai. Saya pikir ini lebih menarik dibanding harus berada di tengah keramaian,” kata Putra di Pantai Hamadi, Selasa (31/12).

Baca Juga :  Tahun 2019, 672 Rumah Tangga Bubar

 Selama ini  diakui rutinitas kadang membuat mereka tak ada waktu untuk saling berkumpul dan bercerita sehingga moment malam tahun baru dipakai untuk bisa berkumpul. Dan agar tidak kehilangan moment pergantian tahun ia menyiapkan lampion untuk diterbangkan ke udara. Lampion – lampion ini dibakar oleh masing-masing orang kemudian dilepas ke udara. Putra mengaku memilih lampion lantaran lebih aman dan lebih menarik. 

 “Kalau petasan atau merconkan berbahaya. Selain itu membutuhkan dana yang besar juga tapi dengan lampion justru bisa dinikmati. Bisa menitipkan doa juga sebelum diterbangkan,” bebernya. 

Ia menyiapkan sebanyak 200 lampion yang dibeli dari Surabaya dan dari jumlah ini Pantai Hamadi di lokasi camp mereka terlihat berbeda. Disaat yang lain  sibuk dengan petasan, Putra dan keluarga justru berkonsentrasi dengan mimpi yang akan diterbangkan. “Saya pikir dengan ini lebih aman dan tenang saja, tak harus di lokasi yang ramai dan berisik,” imbuhnya. 

 Hal ini juga dilakukan  warga lainnya  bernama Frida yang tak berkumpul di titik keramaian. Ia memilih sepulang ibadah tetap di rumah dan beristirahat. “Saya memilih seperti itu, menjauhi titik keramaian karena memang tidak suka dengan ledakan-ledakan yang mengagetkan. Saya dan keluarga setelah ibadah langsung istirahat dan tidur di rumah. Ini lebih pas buat kami,” pungkasnya. Sementara pantauan Cenderawasih Pos di Jembatan Yotefa terlihat lebih ramai dibanding biasa. 

 Hanya kare aeuforia malam pergantian tahun ini membuat banyak orang memilih melanggar aturan. Tak sedikit kendaraan roda dua maupun roda empat diparkir di atas badan jembatan sambil berfoto dan membunyikan musik. Untungnya dari moment pergantian tahun ini tak ada yang menjadi korban baik jatuh dari jembatan maupun kecelakaan kendaraan di lokasi. “Kami terus lakukan patroli dan syukur semuanya lancar. Banyak yang melanggar tapi tak ada korban,” ujar salah satu anggota Polsek Japsel di lokasi jembatan. (fia/ade/nat)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya