Friday, April 26, 2024
32.7 C
Jayapura

Menkop dan UKM Seriusi Ekonomi dan Ketahanan Pangan di Papua

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki foto bersama pengurus Koperasi Serba Usaha (KSU) Tunas Sairei Sorong serta para penggerak koperasi dan UMKM, di Sorong, Papua Barat, beberapa hari lalu. ( FOTO: Humas Kemenkop dan UKM for Cepos)

SORONG – Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menegaskan bahwa pihaknya akan terus mendorong ekonomi kerakyatan terutama di sektor kelautan dan perikanan, dan juga ketahanan pangan di Provinsi Papua Barat dan Papua. 

  “Selain pengembangan sagu sebagai komoditas utama dalam ketahanan pangan di Papua, saya berharap sagu yang merupakan aqua culture itu menarik untuk tetap terjaga”, kata Menkop dan UKM saat berdikusi bersama pengurus Koperasi Serba Usaha (KSU) Tunas Sairei Sorong serta para penggerak koperasi dan UMKM, di Sorong, Papua Barat, beberapa hari lalu.

  Memang, pasca acara High Level Meeting on Green Investment untuk Papua dan Papua Barat, Teten menyebutkan, pelaku koperasi dan UKM akan diprioritaskan untuk mengelola beberapa komoditi seperti kopi, kakao, rumput laut, pala, dan sagu.

  “Kita mengajukan proposal di dalam Focus Group Disscussion (FGD) antar Kementerian dan Investor dari luar itu justru adalah model bisnis yang melibatkan pelaku UKM yang sekarang sudah existing,” jelas Teten dalam rilis yang diterima Cenderawasih Pos.

Baca Juga :  Distribusi Logistik Intan Jaya Sempat Terkendala

  Kemudian, lanjut Teten, mereka akan dimitrakan dengan investor atau offtaker dari luar. “Dengan begitu, sebenarnya ini lebih tepat untuk menjawab masalah di Papua ini. Karena di Papua ini, selain persoalan lingkungan, ada juga persoalan kesenjangan dan juga masalah tanah atau lahan”, tegas Teten.

  Hal itu perlu dilakukan untuk mendorong investasi di Papua. Namun, hal itu jangan sampai menyingkirkan para petani dan para pengusaha kecil yang kebanyakan masyarakat lokal. Dan juga, jangan sampai terjadi pelepasan lahan dari masyarakat ke investor.

  “Kami sekarang sedang berusaha disini untuk membicarakan bersama-sama antara Kementerian Koperasi dan UKM dengan para pelaku UKM di sektor komoditi tadi, yaitu di sektor agribisnis aqua culture untuk kita bawa di tempat FGD antar Kementerian”, kata Menkop dan UKM.

  Di samping itu, jika ingin scalling up atas ekonomi masyarakat Papua, harus dipikirkan juga adalah pengolahan dan pasarnya. “Jangan sampai mereka kemudian terbebani lagi atau perekonomiannya tidak berkembang, karena marketnya tidak kita kembangkan juga”, tandas Teten.

Baca Juga :  Peristiwa Nduga, Bupati dan TNI-Polri Harus Bertanggung Jawab

  Begitu juga dengan potensi ekonomi dari rumput laut di Raja Ampat. Karena, disana memiliki beberapa kawasan memiliki daerah Karang Cincin yang luas.

   Sementara itu, pendiri KSU Tunas Sairei Sorong Charles Tawaru menjelaskan, tingginya kualitas produk Rumput Laut disana karena pasang surut air laut terbilang stabil dan tidak pernah kering. Jadi, kawasan Papua amat cocok untuk menanam rumput laut. “Kita pernah ikut pameran dan menjadi juara, karena rumput lautnya sehat dan memiliki kualitas yang bagus”, kata dia.

  Menurut Charles, fokus di beberapa wilayah seperti Raja Ampat dan beberapa kabupaten lainnya adalah mendorong pengembangan koperasi dengan komoditi-komoditi unggulan di wilayahnya masing-masing. Selain sagu, perikanan, dan kelautan, akan dikembangkan juga sektor Ekowisata. (tri)

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki foto bersama pengurus Koperasi Serba Usaha (KSU) Tunas Sairei Sorong serta para penggerak koperasi dan UMKM, di Sorong, Papua Barat, beberapa hari lalu. ( FOTO: Humas Kemenkop dan UKM for Cepos)

SORONG – Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menegaskan bahwa pihaknya akan terus mendorong ekonomi kerakyatan terutama di sektor kelautan dan perikanan, dan juga ketahanan pangan di Provinsi Papua Barat dan Papua. 

  “Selain pengembangan sagu sebagai komoditas utama dalam ketahanan pangan di Papua, saya berharap sagu yang merupakan aqua culture itu menarik untuk tetap terjaga”, kata Menkop dan UKM saat berdikusi bersama pengurus Koperasi Serba Usaha (KSU) Tunas Sairei Sorong serta para penggerak koperasi dan UMKM, di Sorong, Papua Barat, beberapa hari lalu.

  Memang, pasca acara High Level Meeting on Green Investment untuk Papua dan Papua Barat, Teten menyebutkan, pelaku koperasi dan UKM akan diprioritaskan untuk mengelola beberapa komoditi seperti kopi, kakao, rumput laut, pala, dan sagu.

  “Kita mengajukan proposal di dalam Focus Group Disscussion (FGD) antar Kementerian dan Investor dari luar itu justru adalah model bisnis yang melibatkan pelaku UKM yang sekarang sudah existing,” jelas Teten dalam rilis yang diterima Cenderawasih Pos.

Baca Juga :  Imbas Okupansi Rendah, Pemkot Kehilangan Pendapatan

  Kemudian, lanjut Teten, mereka akan dimitrakan dengan investor atau offtaker dari luar. “Dengan begitu, sebenarnya ini lebih tepat untuk menjawab masalah di Papua ini. Karena di Papua ini, selain persoalan lingkungan, ada juga persoalan kesenjangan dan juga masalah tanah atau lahan”, tegas Teten.

  Hal itu perlu dilakukan untuk mendorong investasi di Papua. Namun, hal itu jangan sampai menyingkirkan para petani dan para pengusaha kecil yang kebanyakan masyarakat lokal. Dan juga, jangan sampai terjadi pelepasan lahan dari masyarakat ke investor.

  “Kami sekarang sedang berusaha disini untuk membicarakan bersama-sama antara Kementerian Koperasi dan UKM dengan para pelaku UKM di sektor komoditi tadi, yaitu di sektor agribisnis aqua culture untuk kita bawa di tempat FGD antar Kementerian”, kata Menkop dan UKM.

  Di samping itu, jika ingin scalling up atas ekonomi masyarakat Papua, harus dipikirkan juga adalah pengolahan dan pasarnya. “Jangan sampai mereka kemudian terbebani lagi atau perekonomiannya tidak berkembang, karena marketnya tidak kita kembangkan juga”, tandas Teten.

Baca Juga :  Mahasiswi Papua Raih Magna Cumlaude di Amerika

  Begitu juga dengan potensi ekonomi dari rumput laut di Raja Ampat. Karena, disana memiliki beberapa kawasan memiliki daerah Karang Cincin yang luas.

   Sementara itu, pendiri KSU Tunas Sairei Sorong Charles Tawaru menjelaskan, tingginya kualitas produk Rumput Laut disana karena pasang surut air laut terbilang stabil dan tidak pernah kering. Jadi, kawasan Papua amat cocok untuk menanam rumput laut. “Kita pernah ikut pameran dan menjadi juara, karena rumput lautnya sehat dan memiliki kualitas yang bagus”, kata dia.

  Menurut Charles, fokus di beberapa wilayah seperti Raja Ampat dan beberapa kabupaten lainnya adalah mendorong pengembangan koperasi dengan komoditi-komoditi unggulan di wilayahnya masing-masing. Selain sagu, perikanan, dan kelautan, akan dikembangkan juga sektor Ekowisata. (tri)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya