Thursday, May 9, 2024
26.7 C
Jayapura

Harga Beras Melonjak,  Pemprov Sarankan Warga Konsumsi Pangan Lokal

JAYAPURA – Di tengah lonjakan kenaikan harga beras, Pemerintah Provinsi Papua sarankan warga untuk konsumsi pangan lokal. Ajakan ini sebenarnya sudah lama dilakukan pemerintah.

Bahkan, pemerintah sendiri kerap memberikan pelatihan dan bantuan mesin pengolah sagu dan jagung bagi kelompok usaha di Papua. Terakhir, dalam kunjungan ke Supiori, Pemprov melalui Dinas Pertanian memberikan bantuan berupa alat pengolahan sagu kepada masyarakat setempat.

Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Papua, Jeri Agus Yudianto menyampaikan, saat dilakukan pertemuan antara Pj Gubernur Papua M Ridwan Rumasukun dan Kabulog. Mendorong masyarakat peningkatan potensi komoditi non beras dan itu sudah menjadi konsennya Pemda.

“Terkait lonjakan beras, Pj Gubernur mendorong pemanfaatan bahan baku non beras yang sangat potensial di Papua seperti sagu dan ubi-ubian,” ucap Jeri saat dikonfirmasi Cenderawasih Pos, Kamis (5/10).

Baca Juga :  Terbang Tiga Menit, Mesin Pesawat Kargo Meledak

Jeri juga menyebut bahwa variasi untuk non beras di Papua sangat banyak dan warga bisa memanfaatkan itu.

“Kami mendorong masyarakat kembali mengkonsumsi pangan lokal seiring dengan naiknya harga beras. Jika kita mengkonsumsi non beras, otomatis dengan sendirinya harga beras akan turun,” terangnya.

Selain itu, Jeri mengimbau masyarakat untuk memanfaatkan lahannya dengan menanam pangan lokal. Selain untuk konsumsi pribadi, juga menjadi pendapatan ekonomi masyarakat setempat.

“Potensi sagu terbesar ada di Kabupaten Jayapura, bahkan produksinya hampir 5 ribu ton,” kata Jeri.

Jeri pun menyampaikan bahwa dari 9 kabupaten/kota di Papua, Kabupaten Jayapura merupakan penghasil sagu terbesar, disusul Kabupaten Keerom, Kabupaten Sarmi dan Kabupaten Yapen.

Baca Juga :  Diambil Sumpah, Para Advokad Diminta Jaga Kepercayaan

“Diharapkan bisa didorong untuk dikembangkan sebagai pangan alternatif yang terbesar,” kata Jeri.

Sebagaimana data tahun 2022 tercatat Kabupaten Jayapura produksi 5,9 ton dengan luas areal tanaman menghasilkan (TM) 3,509.,Keerom produksi sebanyak 1,7 ton dengan luas areal TM mencakup 1.625 dan Sarmi  dengan luas areal TM 1.223 memproduksi sebanyak 1,5 ton.

Sementara itu, terkait dengan stok beras sendiri. Jeri memastikan bahwa stok beras untuk 9 kabupaten kota di Papua terpenuhi. “Stok beras kita terpenuhi untuk 6 bulan ke depan, sehingga kami meminta masyarakat tidak panik,” pungkasnya. (fia/ary)

JAYAPURA – Di tengah lonjakan kenaikan harga beras, Pemerintah Provinsi Papua sarankan warga untuk konsumsi pangan lokal. Ajakan ini sebenarnya sudah lama dilakukan pemerintah.

Bahkan, pemerintah sendiri kerap memberikan pelatihan dan bantuan mesin pengolah sagu dan jagung bagi kelompok usaha di Papua. Terakhir, dalam kunjungan ke Supiori, Pemprov melalui Dinas Pertanian memberikan bantuan berupa alat pengolahan sagu kepada masyarakat setempat.

Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Papua, Jeri Agus Yudianto menyampaikan, saat dilakukan pertemuan antara Pj Gubernur Papua M Ridwan Rumasukun dan Kabulog. Mendorong masyarakat peningkatan potensi komoditi non beras dan itu sudah menjadi konsennya Pemda.

“Terkait lonjakan beras, Pj Gubernur mendorong pemanfaatan bahan baku non beras yang sangat potensial di Papua seperti sagu dan ubi-ubian,” ucap Jeri saat dikonfirmasi Cenderawasih Pos, Kamis (5/10).

Baca Juga :  Frits:  Aibon Kogeya Dibalik Peristiwa Beoga

Jeri juga menyebut bahwa variasi untuk non beras di Papua sangat banyak dan warga bisa memanfaatkan itu.

“Kami mendorong masyarakat kembali mengkonsumsi pangan lokal seiring dengan naiknya harga beras. Jika kita mengkonsumsi non beras, otomatis dengan sendirinya harga beras akan turun,” terangnya.

Selain itu, Jeri mengimbau masyarakat untuk memanfaatkan lahannya dengan menanam pangan lokal. Selain untuk konsumsi pribadi, juga menjadi pendapatan ekonomi masyarakat setempat.

“Potensi sagu terbesar ada di Kabupaten Jayapura, bahkan produksinya hampir 5 ribu ton,” kata Jeri.

Jeri pun menyampaikan bahwa dari 9 kabupaten/kota di Papua, Kabupaten Jayapura merupakan penghasil sagu terbesar, disusul Kabupaten Keerom, Kabupaten Sarmi dan Kabupaten Yapen.

Baca Juga :  Tunggakan Biaya Beasiswa Segera Dibayarkan Pemprov

“Diharapkan bisa didorong untuk dikembangkan sebagai pangan alternatif yang terbesar,” kata Jeri.

Sebagaimana data tahun 2022 tercatat Kabupaten Jayapura produksi 5,9 ton dengan luas areal tanaman menghasilkan (TM) 3,509.,Keerom produksi sebanyak 1,7 ton dengan luas areal TM mencakup 1.625 dan Sarmi  dengan luas areal TM 1.223 memproduksi sebanyak 1,5 ton.

Sementara itu, terkait dengan stok beras sendiri. Jeri memastikan bahwa stok beras untuk 9 kabupaten kota di Papua terpenuhi. “Stok beras kita terpenuhi untuk 6 bulan ke depan, sehingga kami meminta masyarakat tidak panik,” pungkasnya. (fia/ary)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya