Friday, May 10, 2024
24.7 C
Jayapura

Polisi Pi Ajar Ajak Anak Binaannya Untuk Berani Bermimpi

OKSIBIL– 14 minggu berjalannya program Polisi Pi Ajar (Si-Ipar) dalam operasi Rasaka Cartenz 2023, tercatat sudah ada 31 anak putus sekolah yang dibina di Distrik Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua Pegunungan.

31 anak putus sekolah itu nantinya akan diupayakan untuk mendapat ijazah non formal yakni paket A bagi anak putus sekolah ditingkat sekolah dasar. Selain itu juga ada puluhan anak-anak usia dini yang ikut bimbingan Si-Ipar di Oksibil, mereka berminat untuk belajar mengenal angka, berhitung dan membaca.

Iptu Jufri Rambu menjelaskan, pihaknya tidak hanya fokus kepada anak-anak yang putus sekolah, melainkan mengajak anak-anak usia dini untuk mau belajar. Seperti halnya yang dilakukannya di kampung Balusu, Distrik Oksibil, Senin (15/5).

Baca Juga :  Kapolda : Anggota Polri yang Baru Menikah Wajib Tanam Pohon

“Disini itu kami ke kampung-kampung mencari anak-anak putus sekolah untuk membimbing mereka agar mau kembali bersekolah.  Nah di kampung Balusu ada 16 anak kemarin kami didik, dengan latar belakang putus sekolah maupun tidak bersekolah,” jelasnya.

Ia berharap dengan anak-anak mau kembali belajar bersekolah, mereka bisa kembali memiliki mimpi. Jufri merasa bangga bisa terlibat dalam operasi ini lantaran bisa mengerti kesulitan yang dihadapi anak-anak di kampung tersebut.

“Selain kemarin kami ajak mereka belajar, tentunya kami akan mendata mereka yang ingin mendapatkan ijazah non formal. Harapannya ketika mereka mendapatkan ijazah paket A, mereka bisa melanjutkan pendidikan formal di sekolah. Begitu juga anak-anak usia dini yang kita bina, diharapkan mereka bisa menapaki jenjang sekolah lebih tinggi,”Pungkasnya.(gin)

Baca Juga :  Polisi Sosialisasikan  Bahaya Narkoba dan Miras ke Pelajar

OKSIBIL– 14 minggu berjalannya program Polisi Pi Ajar (Si-Ipar) dalam operasi Rasaka Cartenz 2023, tercatat sudah ada 31 anak putus sekolah yang dibina di Distrik Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua Pegunungan.

31 anak putus sekolah itu nantinya akan diupayakan untuk mendapat ijazah non formal yakni paket A bagi anak putus sekolah ditingkat sekolah dasar. Selain itu juga ada puluhan anak-anak usia dini yang ikut bimbingan Si-Ipar di Oksibil, mereka berminat untuk belajar mengenal angka, berhitung dan membaca.

Iptu Jufri Rambu menjelaskan, pihaknya tidak hanya fokus kepada anak-anak yang putus sekolah, melainkan mengajak anak-anak usia dini untuk mau belajar. Seperti halnya yang dilakukannya di kampung Balusu, Distrik Oksibil, Senin (15/5).

Baca Juga :  Pelayanan Kesehatan Keladi Sagu Polri Sentuh Masyarakat Terpencil 

“Disini itu kami ke kampung-kampung mencari anak-anak putus sekolah untuk membimbing mereka agar mau kembali bersekolah.  Nah di kampung Balusu ada 16 anak kemarin kami didik, dengan latar belakang putus sekolah maupun tidak bersekolah,” jelasnya.

Ia berharap dengan anak-anak mau kembali belajar bersekolah, mereka bisa kembali memiliki mimpi. Jufri merasa bangga bisa terlibat dalam operasi ini lantaran bisa mengerti kesulitan yang dihadapi anak-anak di kampung tersebut.

“Selain kemarin kami ajak mereka belajar, tentunya kami akan mendata mereka yang ingin mendapatkan ijazah non formal. Harapannya ketika mereka mendapatkan ijazah paket A, mereka bisa melanjutkan pendidikan formal di sekolah. Begitu juga anak-anak usia dini yang kita bina, diharapkan mereka bisa menapaki jenjang sekolah lebih tinggi,”Pungkasnya.(gin)

Baca Juga :  Polda Papua Berikan Trauma Healing ke Anak-anak di Mimika

Berita Terbaru

Artikel Lainnya