MERAUKE – Jumlah pelajar yang terlibat Narkoba khususnya ganja kering, baik sebagai kurir maupun sebagai pengguna, terus meningkat. Bahkan saat ini sudah mengkhawatirkan. Pasalnya, dalam 1 bulan terakhir ini, Polres Merauke telah mengamankan 23 pelajar, baik SMP, SMA dan SMK termasuk mahasiswa karena terlibat sebagai kurir maupun pengguna ganja. Begitu anak-anak di bawah umur yang mengisap lem aibon setiap tahunnya terus meningkat.
Terkait dengan itu, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Papua Selatan Dr. Drs Aloysius Jopeng, M.Pd, melihat jika anak-anak yang terlibat Narkotika maupun aibon tersebut, merupakan korban dari kekurangan perhatian keluarga terutama kedua orang tua.
‘’Kita kurang membantu mereka untuk bertumbuh menjadi orang yang betul-betul bertanggung jawab terhadap dirinya. Anak-anak yang menjadi korban ini merupakan anak-anak dalam proses tumbuh. Misalnya pelajar ini dalam proses tumbuh dan kita harus memiliki keprihatinan bersama. Kuncinya di situ,’’ tandasnya.
Dikatakan, dalam sehari, ada 24 jam. Dari waktu 24 jam tersebut anak tersebut berada di sekolah selama 8 jam. Selebihnya berada di rumah atau menjadi tanggungjawab keluarga dalam hal ini orang tua.
‘’Nah, yang saya lihat disini dan menjadi pokok soal adalah bagaimana orang tua itu tidak hanya bertugas melahirkan anak tapi bagaimana orang tua bertanggung jawab terhadap proses pendidikan anak. Sejak anak itu lahir, sampai dengan dia bisa hidup mandiri sebenarnya,’’ katanya.
Karena itu, jelasnya, masalah sosial dan anak terlibat tindak pidana dalam kasus Narkoba tersebut tidak hanya menjadi beban dari dinas pendidikan dan beban sekolah mengingat waktu yang terbatas tersebut. Namun menjadi tanggujawab semua komponen yang ada. Orang tua, dunia pendidikan, Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, Dinas Pemerintahan Kampung, Kepolisian, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dan OPD lainnya.
‘’Tanggung jawab orang tua harus diperkuat. Lalu tidak hanya dinas pendidikan tapi harus sama-sama dengan OPD lainnya. Semua harus terlibat secara holistik, secara terpadu dan terintegrasi,’’ pungkasnya. (ulo/tho)