Tuesday, May 13, 2025
23.9 C
Jayapura

Anak yang Terlibat Narkoba dan Aibon Merupakan Korban

MERAUKE – Jumlah pelajar yang terlibat Narkoba khususnya  ganja kering, baik sebagai kurir maupun sebagai pengguna, terus meningkat. Bahkan saat ini sudah mengkhawatirkan. Pasalnya, dalam 1 bulan terakhir ini, Polres Merauke telah mengamankan 23 pelajar, baik SMP, SMA dan SMK  termasuk mahasiswa  karena terlibat sebagai kurir maupun pengguna ganja. Begitu anak-anak di bawah umur yang mengisap  lem aibon setiap tahunnya terus meningkat.

Terkait  dengan itu, Kepala Dinas Pendidikan  Provinsi Papua Selatan Dr. Drs Aloysius Jopeng, M.Pd,  melihat jika anak-anak yang terlibat Narkotika maupun aibon tersebut, merupakan korban dari kekurangan perhatian keluarga terutama kedua orang tua.

‘’Kita kurang membantu mereka untuk bertumbuh menjadi orang yang betul-betul bertanggung jawab terhadap dirinya. Anak-anak yang menjadi korban ini merupakan anak-anak dalam proses tumbuh. Misalnya pelajar  ini dalam proses tumbuh dan kita harus memiliki keprihatinan bersama. Kuncinya di situ,’’ tandasnya.

Baca Juga :  Kembalikan BB ke Pemiliknya, Kejari Gandeng PT Pos

    Dikatakan, dalam sehari, ada  24 jam.  Dari waktu   24 jam tersebut anak tersebut berada di sekolah selama 8 jam. Selebihnya berada di rumah atau menjadi tanggungjawab keluarga dalam hal ini  orang tua.

‘’Nah, yang saya lihat disini dan menjadi pokok soal adalah bagaimana orang tua itu tidak hanya bertugas melahirkan anak tapi bagaimana orang tua  bertanggung jawab terhadap proses pendidikan anak. Sejak anak itu lahir, sampai dengan dia bisa hidup mandiri sebenarnya,’’ katanya.

Karena itu, jelasnya, masalah  sosial dan anak terlibat tindak pidana dalam kasus Narkoba tersebut tidak hanya menjadi  beban dari  dinas pendidikan dan beban sekolah mengingat waktu yang terbatas tersebut. Namun menjadi tanggujawab semua komponen yang ada. Orang tua, dunia pendidikan, Dinas Sosial, Dinas Kesehatan,  Dinas Pemerintahan Kampung, Kepolisian,  Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dan OPD lainnya.

Baca Juga :  Delapan Tahun SDN Tambat Kekurangan Guru

‘’Tanggung jawab orang tua harus diperkuat. Lalu  tidak hanya dinas pendidikan tapi harus sama-sama dengan OPD lainnya.  Semua harus terlibat secara holistik,  secara terpadu dan terintegrasi,’’ pungkasnya. (ulo/tho)    

MERAUKE – Jumlah pelajar yang terlibat Narkoba khususnya  ganja kering, baik sebagai kurir maupun sebagai pengguna, terus meningkat. Bahkan saat ini sudah mengkhawatirkan. Pasalnya, dalam 1 bulan terakhir ini, Polres Merauke telah mengamankan 23 pelajar, baik SMP, SMA dan SMK  termasuk mahasiswa  karena terlibat sebagai kurir maupun pengguna ganja. Begitu anak-anak di bawah umur yang mengisap  lem aibon setiap tahunnya terus meningkat.

Terkait  dengan itu, Kepala Dinas Pendidikan  Provinsi Papua Selatan Dr. Drs Aloysius Jopeng, M.Pd,  melihat jika anak-anak yang terlibat Narkotika maupun aibon tersebut, merupakan korban dari kekurangan perhatian keluarga terutama kedua orang tua.

‘’Kita kurang membantu mereka untuk bertumbuh menjadi orang yang betul-betul bertanggung jawab terhadap dirinya. Anak-anak yang menjadi korban ini merupakan anak-anak dalam proses tumbuh. Misalnya pelajar  ini dalam proses tumbuh dan kita harus memiliki keprihatinan bersama. Kuncinya di situ,’’ tandasnya.

Baca Juga :  Delapan Tahun SDN Tambat Kekurangan Guru

    Dikatakan, dalam sehari, ada  24 jam.  Dari waktu   24 jam tersebut anak tersebut berada di sekolah selama 8 jam. Selebihnya berada di rumah atau menjadi tanggungjawab keluarga dalam hal ini  orang tua.

‘’Nah, yang saya lihat disini dan menjadi pokok soal adalah bagaimana orang tua itu tidak hanya bertugas melahirkan anak tapi bagaimana orang tua  bertanggung jawab terhadap proses pendidikan anak. Sejak anak itu lahir, sampai dengan dia bisa hidup mandiri sebenarnya,’’ katanya.

Karena itu, jelasnya, masalah  sosial dan anak terlibat tindak pidana dalam kasus Narkoba tersebut tidak hanya menjadi  beban dari  dinas pendidikan dan beban sekolah mengingat waktu yang terbatas tersebut. Namun menjadi tanggujawab semua komponen yang ada. Orang tua, dunia pendidikan, Dinas Sosial, Dinas Kesehatan,  Dinas Pemerintahan Kampung, Kepolisian,  Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dan OPD lainnya.

Baca Juga :  Tiga Pengedar Ganja Dibekuk

‘’Tanggung jawab orang tua harus diperkuat. Lalu  tidak hanya dinas pendidikan tapi harus sama-sama dengan OPD lainnya.  Semua harus terlibat secara holistik,  secara terpadu dan terintegrasi,’’ pungkasnya. (ulo/tho)    

Berita Terbaru

Artikel Lainnya