
MERAUKE- Dalam beberapa hari belakangan ini harga gula pasir di Merauke mulai merangkak naik. Penyebab naiknya harga gula tersebut disebabkan karena stok dari bulog sendiri kosong yang dimanfaatkan oleh para pedagang untuk mengambil keuntungan.
Kepala Perum Bulog Merauke Djabiruddin, kepada wartawan mengungkapkan, bahwa pihaknya sudah mengajukan permintaan pengiriman gula pasir sebanyak 1.000 ton sebelum lebaran, namun sampai sekarang permintaan tersebut belum sampai.
“Sudah proses pengusulan dan itu telah sampai di kantor, sehingga sementara menunggu,’’ kata Djabiruddin. Karena itu, lanjut dia, masyarakat tidak perlu khawatir karena kita tetap akan mensuplai gula tersebut,’’ kata Kabulog saat menunjukkan Gudang gula pasir di depan Makodim 1707/Merauke yang sudah dalam posisi kosong tersebut.
Menurut Djabiruddin, stok gula di gudang ini kosong sekitar 1 minggu. Sebab, setelah lebaran pihaknya masih mempunyai stok gula sebanyak 41 ton yang disalurkan kepada RPK (Rumah Pangan Kita) Bulog agar harga tidak naik. Namun setelah stok tersebut habis, permintaan ke pusat tersebut belum kunjung datang. ‘’Kami sudah tanyakan lagi ke pusat soal permintaan gula tersebut untuk mohon segera dikirimkan ke Merauke. Karena stok kami sudah kosong,’’ terangnya.
Djabiruddin menjelaskan bahwa bagi RPK yang telah membeli gula dari Bulog harus tetap menjual di Harga Eceran Tertinggi (HET) yakni sebesar Rp 12.500 perkilo. Sementara para RPK yang merupakan mitra Bulog tersebut membeli dari Bulog sebesar Rp 10.000 perkilonya. “Jadi pedagang sudah memiliki keuntungan 2.500 setiap kilogramnya. Kalau ada RPK yang menjual di atas HET itu laporkan,’’ tandasnya.
Ditambahkan, bahwa jumlah RPK di Merauke sebanyak 92 orang, namun diakui tidak semua RPK tersebut aktif. Sementara itu, Ketua Himpunan Pedagang Pasar Merauke (Hipam), H. Alisyahbana menjelaskan bahwa dengan posisi stok gula bulog tersebut kosong membuat harga di pasar Wamanggu naik drastis. “Sekarang posisi harga gula pasir sekarang di pasar sudah Rp 16.500 perkilonya,’’ jelasnya.
H. Alisyahbana menyesalkan kekosongan stok gula Bulog tersebut. Karena menurutnya, kekososangan ini merupakan kejadian yang berulang kelangkaan gula pasir. ‘’Kita tahu bahwa tupoksi dari Bulog adalah menyediakan kebutuhan pokok salah satunya gula pasir. Dengan kekosongan stok memasuki hari raya Idul Adha ini sudah dipastikan harga akan terus naik. Sekarang di pasar Wamanggu sekarang harga sudah bermain antara Rp 16.500-17.000 perkilo. Padahal, biasanya di tenda Hipam Rp 12.500 perkilo,’’ jelasnya.
Dengan kekosongan yang terjadi ini, Alisyahbana mengharapkan segera diatasi Bulog. ‘’Karena kita tahu sesuai aturan dari Kementerian Perindustrian dan Perdagangan bahwa untuk penyaluran gula pasir di daerah itu adalah tugas bulog. Tidak lagi diserahkan ke pemasok atau distributor lainnya,’’ pungkasnya. (ulo/tri)