Sunday, November 24, 2024
30.7 C
Jayapura

Pastikan Stok Obat di RSUD Abepura Aman

JAYAPURA-Direktur RSUD Abepura dr Daisy C. Urbinas, mengatakan saat ini stok obat maupun alat medis di RSUD Abepura masih stabil. Daisy mengaku pada bulan Oktober lalu  memang sempat mengalami kekosongan stok obat, dan bahan habis pakai tertentu, tetapi pihak farmasi dengan cepat membuat laporan, sehingga bisa diatasi.

  “Untung saja pihak farmasi ketika itu cepat lapor, seingga ketersediaanya walaupun secara bertahap, bisa dipenuhi,” ujar Daisy kepada wartawan di ruang kerjanya, Jumat, (11/11).

  Daisy pun menyampaikan bahwa ketika berpatokan pada Pagu anggaran, sebetulnya dana untuk pembelanjaan obat memang sudah terbatas, namun salah satu upaya yang dilakukan oleh pihak RSUD Abepura sejak bulan Oktober lalu dengan menggunakan dana BLUD.

  “Untuk anggaran pembelanjaan obat memang saat ini sudah tidak ada lagi  karena masih tunggu Perkada akhir tahun, tetapi kami perdayakan selama ini melalui dana BLUD,” ungkap Daisy

  Sejauh ini, kata Daisy pelayanan di RSUD Abepura masih berjalan secara efektif. Walupun persoalan secara internal masih ada yang perlu diatasi. “Jadi sebenarnya memang di RSUD Abe sudah mengalami kekurangan obat dan barang habis pakai tertentu, tetapi bisa dibelanjakan mengunakan dana BLUD, walaupun pagu anggaran belanja obat di BLUD menjadi over,” beber Daisy.

Baca Juga :  Hari Pertama Masuk Kerja, Direksi RSUD Jayapura Tinjau Unit Layanan

  Untuk dana BLUD khusus obat, kata Daisy,  sangat kurang dari estimasi yng ditetapkan, namun saat ini pihaknya sedang berupaya menetapkan perubahan anggaran dana Pagu khusus untuk belanja obat. “Harapan kita semoga perkada bisa keluar pada bulan november ini sehingga pemenuhan obat menjelang akhir tahun ini tetap stabil,” imbuhnya.

   Terkait rujukan pasien, Daisy menjelaskan bahwa rujukan pasien dari RSUD Abepura ke rumah sakit lain, disebabkan karena 3 faktor dasar, yakni dokter specialis, keterediaan alat medis, dan juga karena ruang rawat inap yang terbatas.

   “Kita selama ini jarang merujuk pasien, adapun yang dirujuk karena faktor ruang rawat inap yang terbatas di mana angka ruang rawat inap di RSUD hanya 60 persen,” terang Daisy.

Baca Juga :  DPRP Sebut Cairan Cuci Darah Tiba Hari Ini

  Walaupun masih banyak kendala yang perlu dibenahi, terutama ruang rawat Inap yang masih terbatas, Daisy menyebutkan animo masyarakat yang ingin berobat ke RSUD Abepura cukup tinggi. “Tahun ini, animo masyarakat yang berobat cukup tinggi, walaupun ruang rawat inap di RSUD masih perlu dibenahi,” ujarnya

  Terlepas dari tingginya   minat masyarakat yang ingin berobat di RSUD Abepura, namun dibatasi dengan kodisi ruang rawat Inap, karena banyak yang rusak. Daisy pun mencanangkan kedepannya akan membuat ruang rawat Inap yang representatif. Bahkan akan berencana membangun gedung RSUD Abepura yang baru.

  “Kami sudah berkeliling di beberapa intansi pemerintah, meminta dukungan untuk pembangunan RSUD Abepura yang cukup representatif, dan semoga tahun 2024 target pembangunan Gedung RSUD yang baru bisa berjalan. Sehingga secara perlahan pelayanan di RSUD mengalami peningatan yang signifikan,” tutup Daisy. (rel/tri)

JAYAPURA-Direktur RSUD Abepura dr Daisy C. Urbinas, mengatakan saat ini stok obat maupun alat medis di RSUD Abepura masih stabil. Daisy mengaku pada bulan Oktober lalu  memang sempat mengalami kekosongan stok obat, dan bahan habis pakai tertentu, tetapi pihak farmasi dengan cepat membuat laporan, sehingga bisa diatasi.

  “Untung saja pihak farmasi ketika itu cepat lapor, seingga ketersediaanya walaupun secara bertahap, bisa dipenuhi,” ujar Daisy kepada wartawan di ruang kerjanya, Jumat, (11/11).

  Daisy pun menyampaikan bahwa ketika berpatokan pada Pagu anggaran, sebetulnya dana untuk pembelanjaan obat memang sudah terbatas, namun salah satu upaya yang dilakukan oleh pihak RSUD Abepura sejak bulan Oktober lalu dengan menggunakan dana BLUD.

  “Untuk anggaran pembelanjaan obat memang saat ini sudah tidak ada lagi  karena masih tunggu Perkada akhir tahun, tetapi kami perdayakan selama ini melalui dana BLUD,” ungkap Daisy

  Sejauh ini, kata Daisy pelayanan di RSUD Abepura masih berjalan secara efektif. Walupun persoalan secara internal masih ada yang perlu diatasi. “Jadi sebenarnya memang di RSUD Abe sudah mengalami kekurangan obat dan barang habis pakai tertentu, tetapi bisa dibelanjakan mengunakan dana BLUD, walaupun pagu anggaran belanja obat di BLUD menjadi over,” beber Daisy.

Baca Juga :  Dakwaan Penggelapan dan Penipuan terhadap Danny tidak terbukti di PN Jayapura

  Untuk dana BLUD khusus obat, kata Daisy,  sangat kurang dari estimasi yng ditetapkan, namun saat ini pihaknya sedang berupaya menetapkan perubahan anggaran dana Pagu khusus untuk belanja obat. “Harapan kita semoga perkada bisa keluar pada bulan november ini sehingga pemenuhan obat menjelang akhir tahun ini tetap stabil,” imbuhnya.

   Terkait rujukan pasien, Daisy menjelaskan bahwa rujukan pasien dari RSUD Abepura ke rumah sakit lain, disebabkan karena 3 faktor dasar, yakni dokter specialis, keterediaan alat medis, dan juga karena ruang rawat inap yang terbatas.

   “Kita selama ini jarang merujuk pasien, adapun yang dirujuk karena faktor ruang rawat inap yang terbatas di mana angka ruang rawat inap di RSUD hanya 60 persen,” terang Daisy.

Baca Juga :  Wujudkan Papua Damai, Bentangkan Merah Putih 1 Km

  Walaupun masih banyak kendala yang perlu dibenahi, terutama ruang rawat Inap yang masih terbatas, Daisy menyebutkan animo masyarakat yang ingin berobat ke RSUD Abepura cukup tinggi. “Tahun ini, animo masyarakat yang berobat cukup tinggi, walaupun ruang rawat inap di RSUD masih perlu dibenahi,” ujarnya

  Terlepas dari tingginya   minat masyarakat yang ingin berobat di RSUD Abepura, namun dibatasi dengan kodisi ruang rawat Inap, karena banyak yang rusak. Daisy pun mencanangkan kedepannya akan membuat ruang rawat Inap yang representatif. Bahkan akan berencana membangun gedung RSUD Abepura yang baru.

  “Kami sudah berkeliling di beberapa intansi pemerintah, meminta dukungan untuk pembangunan RSUD Abepura yang cukup representatif, dan semoga tahun 2024 target pembangunan Gedung RSUD yang baru bisa berjalan. Sehingga secara perlahan pelayanan di RSUD mengalami peningatan yang signifikan,” tutup Daisy. (rel/tri)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya