Sunday, November 24, 2024
25.7 C
Jayapura

DBD di Asmat Tembus 97 Kasus

Jentik Nyamuk Masih Bersarang di Penampungan Air

JAYAPURA-Total kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Asmat mencapai 97 kasus berdasarkan peta persebaran kasus DBD di Kabupaten Asmat pertanggal 27 Juli 2022.

Dimana DBD sendiri tersebar di beberapa distrik di Asmat seperti Distrik Agats, Suru-suru dan Distrik  Jetsy.

Kepala Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Asmat, Sudarsono, SKM menyebut, dari 97 kasus itu 62 orang dinyatakan sembuh dan 1 orang meninggal dunia.

“Pertanggal 27 Juli ada tambahan kasus DBD sebanyak 12 orang. Jumlah ini didapat dari klinik yang datanya baru masuk, data ini akumulasi dari beberapa minggu lalu. Dimana 6 orang sudah sembuh dan 6 orang masih rawat jalan,” ungkap Sudarsono saat dikonfirmasi Cenderawasih Pos, Kamis (28/7).

Dikatakan, beberapa cara sudah dilakukan Dinas Kesehatan Asmat dibantu TNI-Polri untuk menekan penyebaran  DBD di daerah tersebut. Termasuk sudah menerima malapion sebanyak 30 liter, abate cair 12 liter dan abate bubuk 3 lusin.

Baca Juga :  Hari Perempuan Sedunia di Papua, Hadirkan Cinta Laura

“Fogging atau pengasapan terus kami lakukan, hanya saja fogging sebatas membunuh nyamuk dewasa tapi belum maksimal yang pembagian obat jentik. Kita harus meyakinkan kepada masyarakat bahwa yang kami tabur di penampungan air tidak beracun agar bisa membunuh jentik jentik nyamuk,” terangnya.

Menurut Sudarsono, banyak jentik-jentik nyamuk yang bersarang di penampungan air yang harusnya langsung dibuang atau diberikan abate. Namun, tidak semua warga yang mau melakukan itu. Perlu diberikan pemahaman bahwa apa yang ditabur tidak beracun barulah warga mau melakukannya.

“Di Distrik Agats banyak kasus DBD dibanding distrik lainnya yang ada di Asmat lantaran padat penduduknya, selain itu banyak penampungan air yang tidak ditutup,” ucapnya.

Baca Juga :  Dorong Pengembangan Soft Skill Siswa SMA Melalui OSIS

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua, Dr. Robby Kayame, SKM., M.Kes., mengatakan, untuk antisipasi meningkatnya DBD di Asmat, pihaknya sudah membentuk tim di provinsi dan sudah menurunkan tim ke Asmat.

“Kami sudah membentuk tim dan menurunkan tim tersebut ke Asmat untuk membantu teman-teman di Asmat mulai melakukan survei, menguras, penyemprotan rumah ke rumah, memeriksa jentik jentik nyamuk di setiap tempat,” terangnya.

Selain itu menurut Robby, pihaknya juga sudah mengirim obat obatan, logistic termasuk melakukan sosialisasi kerjasama dengan masyarakat dalam rangka meningaktkan partisipasi masyarakat Asmat.

“Kami sudah melakukan pembinaan kepada dokter dan perawat untuk melakukan pengobatan yang efektif. Dengan langkah yang telah kami ambil kasus DBD tidak meluas di Asmat,” harapnya.

Dinkes meminta masyarakat setempat punya partisipasi untuk meningkatkan kebersihan di lingkungannya serta menjaga kesehatannya. (fia/nat)

Jentik Nyamuk Masih Bersarang di Penampungan Air

JAYAPURA-Total kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Asmat mencapai 97 kasus berdasarkan peta persebaran kasus DBD di Kabupaten Asmat pertanggal 27 Juli 2022.

Dimana DBD sendiri tersebar di beberapa distrik di Asmat seperti Distrik Agats, Suru-suru dan Distrik  Jetsy.

Kepala Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Asmat, Sudarsono, SKM menyebut, dari 97 kasus itu 62 orang dinyatakan sembuh dan 1 orang meninggal dunia.

“Pertanggal 27 Juli ada tambahan kasus DBD sebanyak 12 orang. Jumlah ini didapat dari klinik yang datanya baru masuk, data ini akumulasi dari beberapa minggu lalu. Dimana 6 orang sudah sembuh dan 6 orang masih rawat jalan,” ungkap Sudarsono saat dikonfirmasi Cenderawasih Pos, Kamis (28/7).

Dikatakan, beberapa cara sudah dilakukan Dinas Kesehatan Asmat dibantu TNI-Polri untuk menekan penyebaran  DBD di daerah tersebut. Termasuk sudah menerima malapion sebanyak 30 liter, abate cair 12 liter dan abate bubuk 3 lusin.

Baca Juga :  Usulkan Dana Otsus Fokus Biayai Pendidikan Anak Port Numbay

“Fogging atau pengasapan terus kami lakukan, hanya saja fogging sebatas membunuh nyamuk dewasa tapi belum maksimal yang pembagian obat jentik. Kita harus meyakinkan kepada masyarakat bahwa yang kami tabur di penampungan air tidak beracun agar bisa membunuh jentik jentik nyamuk,” terangnya.

Menurut Sudarsono, banyak jentik-jentik nyamuk yang bersarang di penampungan air yang harusnya langsung dibuang atau diberikan abate. Namun, tidak semua warga yang mau melakukan itu. Perlu diberikan pemahaman bahwa apa yang ditabur tidak beracun barulah warga mau melakukannya.

“Di Distrik Agats banyak kasus DBD dibanding distrik lainnya yang ada di Asmat lantaran padat penduduknya, selain itu banyak penampungan air yang tidak ditutup,” ucapnya.

Baca Juga :  RHP: Demokrat Papua Solid Dukung AHY-SBY

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua, Dr. Robby Kayame, SKM., M.Kes., mengatakan, untuk antisipasi meningkatnya DBD di Asmat, pihaknya sudah membentuk tim di provinsi dan sudah menurunkan tim ke Asmat.

“Kami sudah membentuk tim dan menurunkan tim tersebut ke Asmat untuk membantu teman-teman di Asmat mulai melakukan survei, menguras, penyemprotan rumah ke rumah, memeriksa jentik jentik nyamuk di setiap tempat,” terangnya.

Selain itu menurut Robby, pihaknya juga sudah mengirim obat obatan, logistic termasuk melakukan sosialisasi kerjasama dengan masyarakat dalam rangka meningaktkan partisipasi masyarakat Asmat.

“Kami sudah melakukan pembinaan kepada dokter dan perawat untuk melakukan pengobatan yang efektif. Dengan langkah yang telah kami ambil kasus DBD tidak meluas di Asmat,” harapnya.

Dinkes meminta masyarakat setempat punya partisipasi untuk meningkatkan kebersihan di lingkungannya serta menjaga kesehatannya. (fia/nat)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya