MERAUKE-Sebanyak 53 anak di Gereja Katolik, Paroki Santo Mikhael Kudamati Merauke menerima komuni pertama dari Pastor Paroki Santo Mikhael Kudamati, Sonny Walewawan, Pr, Minggu (19/6).
Penerimaan komuni pertama ini bertepatan dengan perayaan tubuh dan darah Kristus. Saat menerima komuni pertama, anak-anak tersebut maju ke depan altar didampingi kedua orang tua mereka. Pastor Paroki Sonny Walewawan, Pr dalam kotbahnya, meminta para orang tua dari pada anak-anak tersebut untuk terus memberikan pendampingan dan menumbuhkan iman mereka sehingga semakin mengakar dan kuat sebagai pengikut Yesus Kristus. Pastor Sonny Walewawan menjelaskan, menerima komuni merupakan kerinduan bagi setiap orang Katolik ketika merayakan ekaristi.
‘’Ketika anak-anak ini menyambut komuni, mereka juga diberi tanggung jawab dalam gereja, bahwa yang diterima bukan lagi dalam bentuk roti biasa, bukan roti jasmani biasa melainkan tubuh dan Yesus sendiri. Dengan mengutip bacaan pertama tentang Abraham dan Raja Melkisedek, di mana Melkisedek melakukan satu pekerjaan yang sangat mulia dengan membawa roti dan anggur kemudian memberkati Abraham.
Jika Melkisedek memberikan makanan dan minuman jasmani, namun Yesus Kristus yang datang ke dunia ini dan dirayakan dalam setiap perayaan ekaristis memberikan makanan rohani yaitu tubuh dan darahnya Yesus sendiri.’’Kalau daslam Perjanjian Lama, Melkisedek memberikan roti dan anggur kepada Abraham, maka dalam Perjanjian Baru,Yesus sendiri memberikan tubuh dan darahNya serta jaminan keselamatan kepada kita,’’ katanya.
Karena itu, sebagai umat beriman, lanjut Pastor Sonny Walewawan, setiap makan dan menyantap tubuh Kristus sendiri, maka sebagai pengikutNya sudah patut melakukan tindakan amal seperti yang dilakukan oleh Melkisedek. Karena Tuhan Yesus sudah mengamalkan seluruh hidupnya. Tidak ada lagi yang tersisa. ‘’Tuhan Yesus telah menyerahkan hidupnya kepada semua orang,’’ tandasnya.
Sehubungan dengan penerimaan komuni pertama bagi 53 anak tersebut, Pastor Sonny Walewawan mengharapkan para orang tua untuk terus menumbuhkan iman dari pada anak-anak tersebut. Tidak hanya mengajar bagaimana berdoa di rumah, tapi mengajak untuk mereka datang sembahyang di gereja.
‘’Tapi, jangan sampai hanya menyuruh anaknya pergi gereja, tapi orang tuanya sendiri tidak ke gereja. Sebagai orang tua, harus memberikan contoh yang baik, punya tanggungjawab untuk menumbuhkan iman anak menjadi seorang Katolik sejati,’’pungkasnya. (ulo/tho)