Friday, December 27, 2024
31.7 C
Jayapura

Dua Sipil Tertembak Peluru Aparat

Hasil Investigasi Komnas HAM Papua Terkait Demo Rusuh Penolakan DOB di Yahukimo

JAYAPURA-Komnas HAM Papua memaparkan hasil investigasinya, terkait aksi demo penolakan daerah otonomi baru (DOB) di Kabupaten Yahukimo yang berujung pada dua warga dari peserta demo tewas diduga akibat ditembak aparat, Selasa (15/3).

Kepala Komnas HAM RI Perwakilan Papua, Frits Ramandey menyampaikan bahwa dari hasil investigasi yang dipimpinnya, beberapa hal yang jadi perhatian di antaranya pemberitahuan aksi demo kepada Polisi waktunya sangat pendek. Sehingga Polisi setempat belum mengeluarkan surat apakah mengizinkan atau tidak demo saat itu.

Selain itu, penyampaian aspirasi seharusnya di kantor DPRD Yahukimo, namun justru disampaikan di sekitar pasar, hingga adanya aksi pelemparan yang diawali dengan seseorang memotret massa demo yang diprotes oleh peserta aksi. Protes ini dilanjutkan dengan pelemparan batu baik yang dilakukan peserta aksi dan dibalas aparat Kepolisian saat itu.

“Dari hasil investigasi kami, menemukan ada dua orang yang meninggal dunia dan kurang lebih 5 orang mengalami luka-luka. Mereka yang meninggal dunia ini diduga terkena peluru Polisi. Lainnya ada ruko sebanyak 10 unit dibakar dan 1 kantor pemerintahan,” terang Frits Ramandey kepada Cenderawasih Pos, Selasa (5/4).

Lanjut Frits, tim yang dipimpinnya itu telah melakukan investigasi terhadap kronologi aksi dengan meminta sejumlah keterangan, baik dari penanggung jawab aksi, termasuk dari saksi korban yang mengalami luka baik polisi maupun sipil.

Baca Juga :  Terpusat di Doyo, PPLP/PPLPD Terus Intens Latihan

“Dari hasil rekonstruksi yang saya pimpin, patut diduga dua sipil yang meninggal dunia akibat tertembak. Atas rekonstruksi terhadap reposisi secara keseluruhan telah menyampaikan kepada Polres Yahukimo untuk ditindak lanjuti,” kata Frits.

Selain itu, menurut Frits, Komnas HAM juga berkoordinasi dengan Propam Polda Papua atas hasil  temuan Komnas HAM tersebut untuk ditindaklanjuti dan dilakukan pendalaman.

“Kami juga menyampaikan catatan kami kepada Pemda Yahukimo tentang hasil temuan kami dan meminta Pemda Yahukimo untuk mengambil tanggung jawab terutama terhadap korban yang meninggal dunia dan yang sedang menjalani pengobatan hingga saat ini,” tuturnya.

Dikatakan Frits, dalam aksi demo penolakan DOB di Kabupaten Yahukimo yang berujung pada dua warga dari peserta demo tewas, Kapolda Papua Irjen Pol Mathius D Fakhiri secara cepat mengambil langkah untuk pemulihan kondisi di Yahukimo waktu itu, sehingga hanya butuh dua hari kondisi di Yahukimo bisa pulih kembali dan situasi bisa berjalan secara baik.

“Hasil temuan kami sementara sudah kami sampaikan kepada Polres Yahukimo untuk ditindalanjuti tentang kematian dua orang masa aksi yang diduga tertembak,” terangnya.

Disinggung jenis peluru, Frits mengaku pihaknya tidak sempat mendapatkan hasil visum. Selain itu kedua korban tidak diautopsi, tetapi secara visual tim melihat luka dari korban, serta dari hasil rekonstruksi dan reposisi, tim menduga sementara dua orang tersebut meninggal dunia akibat ditembak.

Baca Juga :  Provinsi Papua Meraih Provinsi Informatif Pada Tahun 2022

“Soal pelurunya dari satuan mana kami telah memberi catatan kepada Polres Yahukimo dan  terus berkoordiansi dengan Propam Polda Papua untuk mendalami dimana posisi anggota Polres dan anggota Brimob serta anggota TNI berada dengan posisi korban tergeletak saat kejadian,” ujarnya.

Dijelaskan Frits, korban yang meninggal dunia terluka di bagian pundak, pungung bawah tembus ke depan. Sehingga jika dilihat dari postur lukanya yang menganga kedepan, artinya mereka tertembak dari belakang tembus depan.

“Kami sudah berkoordinasi dengan Propam untuk memeriksa anggotanya, dilain sisi Komnas HAM juga sudah meminta keterangan anggota Polisi yang menjadi korban terluka saat kejadian. Meminta klarifikasi dari Wakapolres setempat, karena saat kejadian Wakapolres yang ada di lapangan termasuk meminta keterangan dari anggota yang disebutkan namanya oleh masyarakat yang melihat secara langsung,” terangnya.

Frits mengklaim jika tim sudah memintai keterangan dari enam anggota Polisi termasuk salah satu anggota Polisi yang luka serius di bagian kepala atas aksi demo penolakan DOB di Kabupaten Yahukimo yang berujung pada dua warga tewas diduga ditembak.

“Kita terus melakukan pendalaman terhadap kasus ini, saya punya keyakinan akan ditangani secara serius. Sebab pasca kejadian Kapolda telah mengirim tim ke Yahukimo,” pungkasnya. (fia/nat)

Hasil Investigasi Komnas HAM Papua Terkait Demo Rusuh Penolakan DOB di Yahukimo

JAYAPURA-Komnas HAM Papua memaparkan hasil investigasinya, terkait aksi demo penolakan daerah otonomi baru (DOB) di Kabupaten Yahukimo yang berujung pada dua warga dari peserta demo tewas diduga akibat ditembak aparat, Selasa (15/3).

Kepala Komnas HAM RI Perwakilan Papua, Frits Ramandey menyampaikan bahwa dari hasil investigasi yang dipimpinnya, beberapa hal yang jadi perhatian di antaranya pemberitahuan aksi demo kepada Polisi waktunya sangat pendek. Sehingga Polisi setempat belum mengeluarkan surat apakah mengizinkan atau tidak demo saat itu.

Selain itu, penyampaian aspirasi seharusnya di kantor DPRD Yahukimo, namun justru disampaikan di sekitar pasar, hingga adanya aksi pelemparan yang diawali dengan seseorang memotret massa demo yang diprotes oleh peserta aksi. Protes ini dilanjutkan dengan pelemparan batu baik yang dilakukan peserta aksi dan dibalas aparat Kepolisian saat itu.

“Dari hasil investigasi kami, menemukan ada dua orang yang meninggal dunia dan kurang lebih 5 orang mengalami luka-luka. Mereka yang meninggal dunia ini diduga terkena peluru Polisi. Lainnya ada ruko sebanyak 10 unit dibakar dan 1 kantor pemerintahan,” terang Frits Ramandey kepada Cenderawasih Pos, Selasa (5/4).

Lanjut Frits, tim yang dipimpinnya itu telah melakukan investigasi terhadap kronologi aksi dengan meminta sejumlah keterangan, baik dari penanggung jawab aksi, termasuk dari saksi korban yang mengalami luka baik polisi maupun sipil.

Baca Juga :  Berulah di Nduga, KKSB Tembak Karyawan PT. Dolarosa

“Dari hasil rekonstruksi yang saya pimpin, patut diduga dua sipil yang meninggal dunia akibat tertembak. Atas rekonstruksi terhadap reposisi secara keseluruhan telah menyampaikan kepada Polres Yahukimo untuk ditindak lanjuti,” kata Frits.

Selain itu, menurut Frits, Komnas HAM juga berkoordinasi dengan Propam Polda Papua atas hasil  temuan Komnas HAM tersebut untuk ditindaklanjuti dan dilakukan pendalaman.

“Kami juga menyampaikan catatan kami kepada Pemda Yahukimo tentang hasil temuan kami dan meminta Pemda Yahukimo untuk mengambil tanggung jawab terutama terhadap korban yang meninggal dunia dan yang sedang menjalani pengobatan hingga saat ini,” tuturnya.

Dikatakan Frits, dalam aksi demo penolakan DOB di Kabupaten Yahukimo yang berujung pada dua warga dari peserta demo tewas, Kapolda Papua Irjen Pol Mathius D Fakhiri secara cepat mengambil langkah untuk pemulihan kondisi di Yahukimo waktu itu, sehingga hanya butuh dua hari kondisi di Yahukimo bisa pulih kembali dan situasi bisa berjalan secara baik.

“Hasil temuan kami sementara sudah kami sampaikan kepada Polres Yahukimo untuk ditindalanjuti tentang kematian dua orang masa aksi yang diduga tertembak,” terangnya.

Disinggung jenis peluru, Frits mengaku pihaknya tidak sempat mendapatkan hasil visum. Selain itu kedua korban tidak diautopsi, tetapi secara visual tim melihat luka dari korban, serta dari hasil rekonstruksi dan reposisi, tim menduga sementara dua orang tersebut meninggal dunia akibat ditembak.

Baca Juga :  Terpusat di Doyo, PPLP/PPLPD Terus Intens Latihan

“Soal pelurunya dari satuan mana kami telah memberi catatan kepada Polres Yahukimo dan  terus berkoordiansi dengan Propam Polda Papua untuk mendalami dimana posisi anggota Polres dan anggota Brimob serta anggota TNI berada dengan posisi korban tergeletak saat kejadian,” ujarnya.

Dijelaskan Frits, korban yang meninggal dunia terluka di bagian pundak, pungung bawah tembus ke depan. Sehingga jika dilihat dari postur lukanya yang menganga kedepan, artinya mereka tertembak dari belakang tembus depan.

“Kami sudah berkoordinasi dengan Propam untuk memeriksa anggotanya, dilain sisi Komnas HAM juga sudah meminta keterangan anggota Polisi yang menjadi korban terluka saat kejadian. Meminta klarifikasi dari Wakapolres setempat, karena saat kejadian Wakapolres yang ada di lapangan termasuk meminta keterangan dari anggota yang disebutkan namanya oleh masyarakat yang melihat secara langsung,” terangnya.

Frits mengklaim jika tim sudah memintai keterangan dari enam anggota Polisi termasuk salah satu anggota Polisi yang luka serius di bagian kepala atas aksi demo penolakan DOB di Kabupaten Yahukimo yang berujung pada dua warga tewas diduga ditembak.

“Kita terus melakukan pendalaman terhadap kasus ini, saya punya keyakinan akan ditangani secara serius. Sebab pasca kejadian Kapolda telah mengirim tim ke Yahukimo,” pungkasnya. (fia/nat)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya