Monday, November 25, 2024
25.7 C
Jayapura

Peringati HPI ke 167, Gubernur LE Canangan Pembangunan Papua Christian Center

JAYAPURA-Pada perayaan Pekabaran Injil Masuk di Papua yang ke 167 kali ini ada yang sangat berbeda, dimana Gubernur Papua Lukas Enembe SIP. MH bersama Ketua Panitia Perayaan Hari Pekabaran Injil di Papua yang ke 167, Jhonny Banua Rouw, SE beserta rombongan menaiki perahu dari Pantai Dok II depan Halaman Kantor Gubernur tempat Perayaan Hari Injil masuk Papua yang dipusatkan di halaman Kantor DPR Papua pada Sabtu (5 /2).

Hal ini dilakukan sama persis dengan Injil pertama kali masuk Papua melalui Pulau Mansinam, Teluk Doreh, Kabupaten Manokwari, Provinsi Papua Barat pada tanggal 5 Februari 1855 silam. Dimana Injil masuk melalui dua misionaris asal Jerman, yakni Carl Wilhelm Ottow dan Johann Gottlob Geissler yang juga menaiki perahu dan akhirnya membawa perubahan di Papua.

Dalam sambutannya Gubernur LE mengatakan mendukung hari Pekabaran Injil ke 167 pada 5 Februari 2022 sudah sepatutnya di syukur karena Tuhan Yesus Kristus mengaruniakan kesempatan, sehingga dapat merayakannya bersama-sama masyarakat Papua.

“Sukacita hari ini adalah sebuah anugerah sejarah yang harus kita syukuri sebagai rasa terima kasih dan rasa hormat kita bagi kebesaran Tuhan, karena Dia telah mengerjakan pekerjaan besar bagi kita di atas negeri ini. Oleh karena anugerah-Nya, tanah ini telah dimeteraikan dengan doa sulung “Dalam Nama Allah kami menginjakkan kaki di Tanah Ini,” katanya.

Gubernur menambahkan Api Injil sudah dibawa oleh Offow dan Geissler ke Mansinam, 5 Februari 1855, tepat 167 Tahun yang lalu. Api Injil sudah menyala, dan akan terus menyala, dari Tanah Papua ke semua bangsa. Allah begitu manusia dan menempatkan manusia sebagai subyek utama dalam rencana keselamatan. Rencana keselamatan ini dapat menyentuh semua bidang kehidupan manusia, antara lain bidang kesehatan, pengembangan ekonomi rakyat, pendidikan, pembinaan masyarakat, pengembangan institusi masyarakat (adat dan modern), serta pembangunan kampung.

Baca Juga :  Saatnya Semua Elemen Bersatu Padu

“Dalam konteks masyarakat Papua, pelayanan Pekabaran Injil yang dapat menyentuh dan membangun seluruh aspek kehidupan manusia diperhadapkan dengan tantangan dan hambatan yang tidak mudah. ​​Meski demikian, pelayanan Gereja sebagai garam dan terang dunia masih dan akan terus berlanjut, dan menjadi bagian penting dari pembangunan nasional di Papua,”tambahnya.

Pelayanan pada masyarakat bukan digumuli oleh pekerja-pekerja Injil atau Gereja saja, tetapi juga menjadi titik berat pergumulan pemerintah Provinsi Papua yang fokus dalam Visi Pemerintah Provinsi Papua yakni Papua Bangkit, Mandiri dan Sejahtera yang Berkeadilan.

Visi pemerintah diharapkan tidak dikerjakan oleh Pemerintah tetapi juga menjadi kewajiban gereja-gereja di Tanah Papua. Maka dari itu, sudah terlihat bahwa Pemerintah dan Gereja adalah mitra kerja yang dapat bersinergi melayani umat dan masyarakat. Gereja memiliki peran penting dalam pembentukan karakter umat beragama. Dan umat pada hakekatnya terpanggil untuk menjadi pembawa terang guna kemajuan dan kesejahteraan serta membaharui kehidupan bersama. Gereja berperan sebagai agen pembaharu dan agen pembangunan masyarakat Papua.

Baca Juga :  Apresiasi Kekompakan Warga Nusantara di Wamena

Diakuinya bahwa pemerintah punya komunitas masyarakat. Namun masyarakat adalah umat dari gereja. Gereja lebih dekat langsung dengan masyarakat dan lebih secara emosional. Maka peran gereja sangat penting dalam membawa perubahan.

“Injil adalah kekuatan Allah yang mampu mengubah dan mengubah segalanya. Dahulu kita hidup dalam bayangan dan kekafiran. Akan tetapi karena Injil, maka hari ini kita semua dapat berkumpul disini dalam suatu tanpa taranya sebagai anak-anak terang. Allah melalui terang Injil yang diwartakan kembali oleh Rasul Allah yang kedua. Banyak perubahan serta perkembangan yang terjadi di Tanah Papua, sejak Injil diwartakan pada tahun 1855, 167 Tahun yang lalu,” katanya.

Dalam rangka menjawab tantangan-tantangan dan kebutuhan-kebutuhan zaman, munurut Gubernur LE perlu untuk selalu berjalan dalam Injil terang. Oleh sebab itu, guna mewadahi pekerja-pekerja Injil untuk bekerja dalam ladang penginjilan, maka pencanangan pembangunan Papua Christian Center (PCC) merupakan langkah strategi, yang menjadi langkah awal dalam perjalanan panjang pembangunan, pengembangan dan pemberdayaan masyarakat Papua, yang berlandaskan Injil Yesus Kristus.

“Papua Christian Center menjadi wadah, titik temu, tempat bersinergi Pemerintah dengan Gereja dalam menggumuli pekerjaan-pekerjaan Injil, guna keselamatan dan kesejahteraan bagi semua orang. Maka dari itu, Pemerintah akan secara konsisten mendukung pembangunan Papua Christian Center, yang kita semua bersama- sama canangkan di hari ini, pada HPI Ke-167 Tahun,”Pungkasnya.(gin)

JAYAPURA-Pada perayaan Pekabaran Injil Masuk di Papua yang ke 167 kali ini ada yang sangat berbeda, dimana Gubernur Papua Lukas Enembe SIP. MH bersama Ketua Panitia Perayaan Hari Pekabaran Injil di Papua yang ke 167, Jhonny Banua Rouw, SE beserta rombongan menaiki perahu dari Pantai Dok II depan Halaman Kantor Gubernur tempat Perayaan Hari Injil masuk Papua yang dipusatkan di halaman Kantor DPR Papua pada Sabtu (5 /2).

Hal ini dilakukan sama persis dengan Injil pertama kali masuk Papua melalui Pulau Mansinam, Teluk Doreh, Kabupaten Manokwari, Provinsi Papua Barat pada tanggal 5 Februari 1855 silam. Dimana Injil masuk melalui dua misionaris asal Jerman, yakni Carl Wilhelm Ottow dan Johann Gottlob Geissler yang juga menaiki perahu dan akhirnya membawa perubahan di Papua.

Dalam sambutannya Gubernur LE mengatakan mendukung hari Pekabaran Injil ke 167 pada 5 Februari 2022 sudah sepatutnya di syukur karena Tuhan Yesus Kristus mengaruniakan kesempatan, sehingga dapat merayakannya bersama-sama masyarakat Papua.

“Sukacita hari ini adalah sebuah anugerah sejarah yang harus kita syukuri sebagai rasa terima kasih dan rasa hormat kita bagi kebesaran Tuhan, karena Dia telah mengerjakan pekerjaan besar bagi kita di atas negeri ini. Oleh karena anugerah-Nya, tanah ini telah dimeteraikan dengan doa sulung “Dalam Nama Allah kami menginjakkan kaki di Tanah Ini,” katanya.

Gubernur menambahkan Api Injil sudah dibawa oleh Offow dan Geissler ke Mansinam, 5 Februari 1855, tepat 167 Tahun yang lalu. Api Injil sudah menyala, dan akan terus menyala, dari Tanah Papua ke semua bangsa. Allah begitu manusia dan menempatkan manusia sebagai subyek utama dalam rencana keselamatan. Rencana keselamatan ini dapat menyentuh semua bidang kehidupan manusia, antara lain bidang kesehatan, pengembangan ekonomi rakyat, pendidikan, pembinaan masyarakat, pengembangan institusi masyarakat (adat dan modern), serta pembangunan kampung.

Baca Juga :  2.023 TPS di Papua Tidak Gunakan Sistem Noken    

“Dalam konteks masyarakat Papua, pelayanan Pekabaran Injil yang dapat menyentuh dan membangun seluruh aspek kehidupan manusia diperhadapkan dengan tantangan dan hambatan yang tidak mudah. ​​Meski demikian, pelayanan Gereja sebagai garam dan terang dunia masih dan akan terus berlanjut, dan menjadi bagian penting dari pembangunan nasional di Papua,”tambahnya.

Pelayanan pada masyarakat bukan digumuli oleh pekerja-pekerja Injil atau Gereja saja, tetapi juga menjadi titik berat pergumulan pemerintah Provinsi Papua yang fokus dalam Visi Pemerintah Provinsi Papua yakni Papua Bangkit, Mandiri dan Sejahtera yang Berkeadilan.

Visi pemerintah diharapkan tidak dikerjakan oleh Pemerintah tetapi juga menjadi kewajiban gereja-gereja di Tanah Papua. Maka dari itu, sudah terlihat bahwa Pemerintah dan Gereja adalah mitra kerja yang dapat bersinergi melayani umat dan masyarakat. Gereja memiliki peran penting dalam pembentukan karakter umat beragama. Dan umat pada hakekatnya terpanggil untuk menjadi pembawa terang guna kemajuan dan kesejahteraan serta membaharui kehidupan bersama. Gereja berperan sebagai agen pembaharu dan agen pembangunan masyarakat Papua.

Baca Juga :  Kapolda Ingatkan Jangan Merusak Suasana Natal

Diakuinya bahwa pemerintah punya komunitas masyarakat. Namun masyarakat adalah umat dari gereja. Gereja lebih dekat langsung dengan masyarakat dan lebih secara emosional. Maka peran gereja sangat penting dalam membawa perubahan.

“Injil adalah kekuatan Allah yang mampu mengubah dan mengubah segalanya. Dahulu kita hidup dalam bayangan dan kekafiran. Akan tetapi karena Injil, maka hari ini kita semua dapat berkumpul disini dalam suatu tanpa taranya sebagai anak-anak terang. Allah melalui terang Injil yang diwartakan kembali oleh Rasul Allah yang kedua. Banyak perubahan serta perkembangan yang terjadi di Tanah Papua, sejak Injil diwartakan pada tahun 1855, 167 Tahun yang lalu,” katanya.

Dalam rangka menjawab tantangan-tantangan dan kebutuhan-kebutuhan zaman, munurut Gubernur LE perlu untuk selalu berjalan dalam Injil terang. Oleh sebab itu, guna mewadahi pekerja-pekerja Injil untuk bekerja dalam ladang penginjilan, maka pencanangan pembangunan Papua Christian Center (PCC) merupakan langkah strategi, yang menjadi langkah awal dalam perjalanan panjang pembangunan, pengembangan dan pemberdayaan masyarakat Papua, yang berlandaskan Injil Yesus Kristus.

“Papua Christian Center menjadi wadah, titik temu, tempat bersinergi Pemerintah dengan Gereja dalam menggumuli pekerjaan-pekerjaan Injil, guna keselamatan dan kesejahteraan bagi semua orang. Maka dari itu, Pemerintah akan secara konsisten mendukung pembangunan Papua Christian Center, yang kita semua bersama- sama canangkan di hari ini, pada HPI Ke-167 Tahun,”Pungkasnya.(gin)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya