Ibu korban Yustus Piri dipapah saat datang ke Mapolres Merauke dalam rangka membicarakan penyelesaian kekeluargaan dengan keluarga pelaku, Sabtu (29/5) ( FOTO: Sulo/Cepos)
Ibu korban Yustus Piri dipapah saat datang ke Mapolres Merauke dalam rangka membicarakan penyelesaian kekeluargaan dengan keluarga pelaku, Sabtu (29/5) ( FOTO: Sulo/Cepos)
MERAUKE-Nasib naas dialami Yustus Yampiri (8). Anak tunggal pasangan Urbanus Piri dan Margareta Piri itu nyawanya tak dapat tertolong lagi akibat peluru dari senapan angin bersarang di kepalanya. Picel Piri, paman dari korban saat datang di Mapolres Merauke, Sabtu (29/5) mengungkapkan bahwa hari naas itu terjadi pada Minggu (23/5) sekitar pukul 09.00 WIT.
Saat itu, korban bersama dengan 3 temannya pergi berburu burung menggunakan ketapel dan senapan angin di sekitar persawahan yang ada di sekitar Jalan Husen Palela. Saat pulang di Gang Kanggep, Jalan Husepn Palela, Rois Sakai (14) yang membawa senapan angin tersebut mengisi 2 peluru ke dalam senapan angin tersebut. Kemudian memompa mengisi angin.
Setelah itu, salah satu teman korban memegang moncong dari senapan tersebut kemudian pelaku menarik pelatuknya sehingga peluru mengenai telinga kanan bagian bawah. “Korban sempat dirawat di RSUD Merauke tapi nyawanya tak tertolong. Ini karena peluru itu bersarang dalam kepalanya,” kata Picel Piri.
Atas peristiwa ini membuat kedua orang tua korban terpukul terutama ibu kandung dari korban. Pasalnya, korban merupakan satu-satunya sebagai harapan penerus keluarga karena dia anak tunggal. “Dia anak tunggal,” lanjut Picel Piri.
Saat datang di Mapolres Merauke dalam rangka pembicaraan secara kekeluargaan dengan keluarga pelaku, karena pelaku sendiri baru akan berumur 14 tahun, ibu kandung dari korban harus dipapah oleh suami dan keluarga lainnya. “Dia masih sangat shock, karena korban anak satu-satunya,” tandas Picel Piri. (ulo/tri)
Ibu korban Yustus Piri dipapah saat datang ke Mapolres Merauke dalam rangka membicarakan penyelesaian kekeluargaan dengan keluarga pelaku, Sabtu (29/5) ( FOTO: Sulo/Cepos)
MERAUKE-Nasib naas dialami Yustus Yampiri (8). Anak tunggal pasangan Urbanus Piri dan Margareta Piri itu nyawanya tak dapat tertolong lagi akibat peluru dari senapan angin bersarang di kepalanya. Picel Piri, paman dari korban saat datang di Mapolres Merauke, Sabtu (29/5) mengungkapkan bahwa hari naas itu terjadi pada Minggu (23/5) sekitar pukul 09.00 WIT.
Saat itu, korban bersama dengan 3 temannya pergi berburu burung menggunakan ketapel dan senapan angin di sekitar persawahan yang ada di sekitar Jalan Husen Palela. Saat pulang di Gang Kanggep, Jalan Husepn Palela, Rois Sakai (14) yang membawa senapan angin tersebut mengisi 2 peluru ke dalam senapan angin tersebut. Kemudian memompa mengisi angin.
Setelah itu, salah satu teman korban memegang moncong dari senapan tersebut kemudian pelaku menarik pelatuknya sehingga peluru mengenai telinga kanan bagian bawah. “Korban sempat dirawat di RSUD Merauke tapi nyawanya tak tertolong. Ini karena peluru itu bersarang dalam kepalanya,” kata Picel Piri.
Atas peristiwa ini membuat kedua orang tua korban terpukul terutama ibu kandung dari korban. Pasalnya, korban merupakan satu-satunya sebagai harapan penerus keluarga karena dia anak tunggal. “Dia anak tunggal,” lanjut Picel Piri.
Saat datang di Mapolres Merauke dalam rangka pembicaraan secara kekeluargaan dengan keluarga pelaku, karena pelaku sendiri baru akan berumur 14 tahun, ibu kandung dari korban harus dipapah oleh suami dan keluarga lainnya. “Dia masih sangat shock, karena korban anak satu-satunya,” tandas Picel Piri. (ulo/tri)