
MERAUKE- Dengan penerapan protokol Covid yang cukup ketat, masyarakat diimbau tidak perlu takut datang untuk menyalurkan hak politiknya pada 9 Desember mendatang memilih calon pemimpin 5 tahun ke depan sesuai pilihannya.
“Simulasi ini sebetulnya adalah termasuk tanda kesiapan dan dengan simulasi ini masyarakat bisa tahu bahwa ternyata bahwa kita menerapkan protokol kesehatan secara ketat sehingga masyarakat tidak perlu takut datang ke TPS,” kata Devisi Tehnis KPU RI Ilham Saputra kepada wartawan saat menyaksikan secara langsung proses simulasi pemungutan suara yang diikuti 11 kabupaten yang menggelar Pilkada serentak di Papua di halaman Kantor Distrik Tanah Miring Merauke, Sabtu (21/11).
Menurut Ilham, bahwa setiap pemilih yang datang ke TPS terlebih dahulu mencuci tangan. Setelah mencuci tangan kemudian dilakukan pengecekan suhu dan jaga jarak antara satu pemilih dengan pemilih lainnya. Jika ada pemilih yang mempunyai suhu diatas 37 derajat celcius maka yang bersangkutan akan memberikan suara di tempat yang disiapkan khusus.
“Pemilih diberi sarung tangan. Pintu masuk dan pintu keluar disediakan tempat cuci tangan lagi,’’ terangnya.
Namun simulasi ini, lanjut Ilham Saputra tidak berlaku untuk daerah yang memberlakukan sistem Noken. ‘’Berdasarkan putusan MK, tinggal 13 daerah di Papua yang menggunakan sistem Noken. Sementara untuk Pilkada serentak kali ini, hanya satu daerah yang menggelar sistem Noken. Kalau tidak salah Yahukimo. Jadi tidak boleh tambah-tambah lagi,” jelasnya.
Secara nasional, Ilham menjelaskan bahwa persiapan sudah mencapai 85 persen. Sedangkan partisipasi masyarakat untuk memberikan suaranya di TPS diharapkan diatas angka 77,5 persen. Ilham Saputra juga menilai bahwa untuk pelaksanaan Pilkada serentak ini Merauke lebih siap. “Kita juga menerapkan sistem informasi rekapitulasi,” jelasnya.
Sirekap ini, tambahnya dimana hasil rekapitulasi perhitungan di TPS langsung difoto dan dikirimkan ke sentra data di KPU. Sementara itu, Ketua KPU Merauke Theresia Mahuze, SH menjelaskan bahwa pemilihan kali ini berbeda dengan pemilihan-pemilihan sebelumnya. Dimana Pilkada kali dilakukan ditengah pandemi Covid-19 dan untuk pertama kalinya mengunakan sistem informasi rekapitulasi.
“Tentunya, tugas kami sebagai penyelenggara memastiakan pemilih dan penyelenggara baik KPPS, PPS , PPD dan KPU aman dan selamat dari Covid-19,” tandasnya.
Selain itu, memastikan partisipasi pemilih meningkat dan memastikan seluruh penyelenggara bekerja dengan baik, jujur, menjaga netralitas dan integritas serta meminimalisir pelanggaran. (ulo/tri)