MERAUKE-Unit Propam Polres Merauke langsung bergerak terkait dengan adanya informasi korban kecelakaan beruntun di depan Pospol Sermayam, Distrik Tanah Miring yang menyebabkan korban Maikel Ipnon meninggal dunia. Propam melakukan pemeriksaan baik terhadap saksi-saksi maupun terhadap anggota yang bertugas di Pospol Sermayam tersebut.

Kanit Propam Polres Merauke Iptu Harapan Purba mengungkapkan bahwa dari hasil pemeriksaan yang dilakukan pihaknya, baik terhadap para saksi maupun kepada anggota yang bertugas di Pospol tersebut tidak ada pemukulan, apalagi penganiayaan yang dilakukan oleh anggotanya terhadap korban tersebut.
Menurut Harapan Purba bahwa kecelakaan tersebut terjadi di depan Pospol yang berdekatan dengan puskesmas pembantu. Dimana saat itu korbannya ada 5 orang dan yang parah adalah anak kecil. Dengan keterbatasan tenaga medis yang hanya 1 orang, maka yang diprioritaskan adalah anak kecil.
“Sedangkan korban Maikel ini berteriak di situ karena masih dalam pengaruh minuman keras. Karena berteriak-teriak maka masyarakat semakin tambah banyak. Kemudian datang Kapospol Sermayam dari Senayu, karena dapat telepon adanya kecelakaan beruntun. Kemudian saat datang dan menanyakan mana korbannya, maka si korban Maikel ini sudah diikat tanggannya ke belakang pakai kain,” katanya.
Yang ikat berdasarkan keterangan warga, kata Kanit Propam Harapan Purba adalah masyarakat. Korban diikat karena terus berteriak. ‘’Kemudian Kapospol bertanya ini siapa (kepada korban Maikel) yang dijawab warga kalau dia pelakunya (padahal bukan dia yang bawa motor),’’ jelasnya.
Karena masyarakat semakin bertambah banyak, maka korban Maikel dibawa ke Pospol Sermayam untuk dikasih tenang. “Tapi kemudian dia kembali ke Pustu. Mungkin karena lama di Pustu, maka dia kembali ke Pos, sementara warga yang ditabrak menghubungi kepala kampung Senayu sehingga diselesaikan persoalan tersebut oleh kepala Kampung Senayu.”ungkapnya.
Sekitar pukul 23.30 WIT, kemudian korban Maikel dibawa ke Polsek Tanah Miring oleh Pospol Sermayam, namun pagarnya saat itu sudah tutup. “Kemudian dibawa ke Polsek lalu diambil identitasnya. Kalau dilihat fisiknya tidak terlalu banyak luka hanya sedikit lecet di tangannya. Tapi korban tidak menggunakan helm, sehingga kemungkinan terjadi benturan kepala saat kecelakaan beruntun itu,’’ jelasnya.
Namun sekitar pukul 05.00 WIT, korban dibawa ke puskemas Tanah miring karena muntah-muntah dan sekitar pukul 06.30 WIT, korban meninggal dunia. “Kalau diberitakan pertama ada kekerasan dan lehernya diikat, dari keterangan yang kami peroleh baik dari masyarakat maupun petugas kami tidak ada kekerasan. Memang tangannya diikat kain itu karena terlalu banyak berteriak. Di Pospol Sermayam, korban tidak diapa-apakan. Karena jarak dan keterbatasan petugas dan sarana prasarana. Dan diantar juga dari Pospol itu dengan truk terbuka. Dan di sana, di Pospol Sermayam itu mereka kuatir karena teriak-teriak. Jadi sekali lagi, tidak ada kekerasan anggota kepada korban,’’ pungkasnya. (ulo/tri)