Usai Terima Remisi, Napi Lapas Merauke Panjat Pinang
PANJAT PINANG_Warga Lapas Merauke saat bekerja sama untuk panjat pinang yang telah dilumuri oli untuk mencapai puncak dari pinang tersebut, pada peringatan HUT ke-75 Kemerdekaan RI, Senin (17/8). ( FOTO: Sulo/Cepos)
MERAUKE- Lomba Panjat pinang mewarnai penyerahan remisi kepada 152 warga binaan atau narapidana yang ada di Lapas Merauke pada peringatan HUT 75 Kemerdekaan Republik Indonesia, Senin (17/8). Kalapas Merauke Soni Sopyan menjelaskan bahwa lomba panjat pinang yang dipilih tersebut sebenarnya untuk memupuk rasa kebersamaan.
“Filosofinya bahwa segala sesuatu dengan usaha yang keras pasti bisa. Makanya kenapa kita ada panjat pinang. Kita dengan usaha, gotong royong dan kebersamaan akhirnya sampai di atas. Jadi tidak bisa dilakukan sendiri-sendiri, tapi harus secara bersama-sama.”ungkap Soni Sopyan.
Sementara itu terkait dengan pemberian remisi, berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya dimana digelar upacara pemberian remisi oleh bupati yang dihadiri para Muspida. Pemberian secara remisi kali ini dilakukan secara virtual dari Provinsi Nusa Tenggara Barat. Namun demikian, Soni Sopyan menjelaskan bahwa dari 160 orang yang diusulkan, yang baru turun sebanyak 152 orang. Sementara 8 belum turun karena dokumennya belum lengkap, baik foto, sidik jari dan lain-lainnya.
Dari 152 yang mendapat remisi tersebut untuk pemotongan masa pidana selama 1 bulan 24 orang, 2 bulan 26 orang, 3 bulan 71 orang, 4 bulan 25 orang dan 5 bulan 6 orang. “Yang bebas tidak ada,” katanya.
Kalapas Soni Sopyan berpesan agar warga binaan yang mendapatkan remisi ini untuk terus berkelakuan baik. Karena penilaian remisi adalah berkelakuan baik, tetap menjaga kebersamaan, menjaga sikap dan perilaku. ‘’Karena apapun ceritanya, dia harus berkelakuan baik. Karena ketika melanggar aturan dan tidak berkelakuan baik maka kita tidak berikan remisi,” tandasnya.
Saat ini , tambah dia, jumlah penghuni Lapas Merauke 288 orang. Pengurangan warga binaan ini, karena sudah tercatat 90 diantaranya yang telah mendapat assimilasi rumah Covid-19. ‘’Untuk assimilasi rumah Covid ini akan berlangsung sampai Desember 2020, sehingga jumlah yang ada saat ini tentunya akan terus bertambah,’’ pungkasnya. (ulo/tri)
PANJAT PINANG_Warga Lapas Merauke saat bekerja sama untuk panjat pinang yang telah dilumuri oli untuk mencapai puncak dari pinang tersebut, pada peringatan HUT ke-75 Kemerdekaan RI, Senin (17/8). ( FOTO: Sulo/Cepos)
MERAUKE- Lomba Panjat pinang mewarnai penyerahan remisi kepada 152 warga binaan atau narapidana yang ada di Lapas Merauke pada peringatan HUT 75 Kemerdekaan Republik Indonesia, Senin (17/8). Kalapas Merauke Soni Sopyan menjelaskan bahwa lomba panjat pinang yang dipilih tersebut sebenarnya untuk memupuk rasa kebersamaan.
“Filosofinya bahwa segala sesuatu dengan usaha yang keras pasti bisa. Makanya kenapa kita ada panjat pinang. Kita dengan usaha, gotong royong dan kebersamaan akhirnya sampai di atas. Jadi tidak bisa dilakukan sendiri-sendiri, tapi harus secara bersama-sama.”ungkap Soni Sopyan.
Sementara itu terkait dengan pemberian remisi, berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya dimana digelar upacara pemberian remisi oleh bupati yang dihadiri para Muspida. Pemberian secara remisi kali ini dilakukan secara virtual dari Provinsi Nusa Tenggara Barat. Namun demikian, Soni Sopyan menjelaskan bahwa dari 160 orang yang diusulkan, yang baru turun sebanyak 152 orang. Sementara 8 belum turun karena dokumennya belum lengkap, baik foto, sidik jari dan lain-lainnya.
Dari 152 yang mendapat remisi tersebut untuk pemotongan masa pidana selama 1 bulan 24 orang, 2 bulan 26 orang, 3 bulan 71 orang, 4 bulan 25 orang dan 5 bulan 6 orang. “Yang bebas tidak ada,” katanya.
Kalapas Soni Sopyan berpesan agar warga binaan yang mendapatkan remisi ini untuk terus berkelakuan baik. Karena penilaian remisi adalah berkelakuan baik, tetap menjaga kebersamaan, menjaga sikap dan perilaku. ‘’Karena apapun ceritanya, dia harus berkelakuan baik. Karena ketika melanggar aturan dan tidak berkelakuan baik maka kita tidak berikan remisi,” tandasnya.
Saat ini , tambah dia, jumlah penghuni Lapas Merauke 288 orang. Pengurangan warga binaan ini, karena sudah tercatat 90 diantaranya yang telah mendapat assimilasi rumah Covid-19. ‘’Untuk assimilasi rumah Covid ini akan berlangsung sampai Desember 2020, sehingga jumlah yang ada saat ini tentunya akan terus bertambah,’’ pungkasnya. (ulo/tri)