
JAYAPURA-Ketua Tim Gugus Tugas Covid-19 Kota Jayapura Ir.H.Rustan Saru, MM.,mengatakan, memang benar apa yang dikatakan Wali Kota Jayapura tentang stop melakukan rapid test secara massal. Namun untuk rapid test dilakukan dengan tujuan tertentu masih dilakukan.
“Ya kita tidak lagi melakukan rapid test secara massal, tapi masih dilakukan rapid test untuk tujuan tertentu seperti warga yang mau berangkat sama warga yang mau masuk rumah sakit yang perlu dilakukan rapid test bagi yang hamil dan mau melahirkan atau ada gejala penyakit apa,’’katanya kepada wartawan Cenderawasih Pos, Kamis (23/7)kemarin.
Dijelaskan, memang jika terus dilakukan rapid test massal hasilnya jika reaktif tapi di swab negative tentu hal ini tidak efisien, sehingga kegiatan rapid test massal tidak dilakukan dulu, Namun jika ada warga yang memiliki gejala seperti Covid-19 bisa langsung dilakukan test PCR, yang bisa menentukan apakah warga ini positif atau tidak.
Sementara Itu, Kadinkes Kota Jayapura dr. Ni Nyoman Sri Antari mengatakan, rapid test spesifitasnya kurang karena jika dilakukan rapid test semua infeksi virus dapat menjadi reaktif, tapi spesifitasnya untuk Covid-19 sangat rendah, jadi banyak negative palsu atau positif palsu, sehingga lebih sensitif dalam pemeriksaan virus Corona menggunakan test PCR .
“Tracing kontak masih kita lakukan menggunakan PCR karena ini lebih akurat, hanya saja memang kelemahannya menunggu hasilnya lama, tapi kita saat ini sudah melakukan pertemuan dalam keterlambatan hasil swab setelah dilakukan test PCR jadi kendala sehingga bisa menyebabkan transmisi lokal penyebaran Covid-19, kami sedangkan mengusulkan 6 alat test Cepat Molekul di Kota Jayapura bisa dipakai untuk melakukan test Covid-19,’’ungkapnya.
Diharapkan Pemerintah Pusat bisa memberikan bantuan alat itu untuk mengurai keterlambatan hasil PCR.(dil)