
SENTANI-Bupati Jayapura yang juga sebagai ketua tim percepatan penanganan Covid 19 di Kabupaten Jayapura, Mathius Awoitauw, SE,.MSi mengatakan pelaksanaan isolasi di area Pasar Lama Sentani ditunda pelaksanaannya hingga dua hari kedepan.
“Kita tunda dulu selama dua hari kedepan,” katanya kepada wartawan di Sentani, Senin (20/4).
Terkait penerapan isolasi khusus atau karantina wilayah Pasar Lama Sentani itu, Pemerintah Daerah Kabupaten Jayapura melalui Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, telah merencanakan menerapkan aturan pembatasan dan dan isolasi khusus wilayah Pasar Lama Sentani itu mulai Senin 20 April hingga 3 Mei mendatang. Namun rencana itu berubah lantaran konsentrasi pemerintah daerah terpecah akibat adanya bentrok dua kelompok masyarakat yang terjadi di wilayah Sentani sejak Minggu (19/4) kemarin.
“Karantina wilayah sebenarnya kita sudah mulai sore ini tetapi karena adanya konflik masyarakat Kehiran dan Toare, maka kita tunda 2 hari kedepan,” kata Mathius, Senin (20/4)..
Disamping itu juga pemerintah akan merapikan kesiapan tim terkait dengan upaya-upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk menyikapi hal-hal yang dibutuhkan terkait dengan penerapan karantina wilayah untuk daerah Pasar Lama Sentani itu.
Sebagaimana diketahui sehari sebelumnya tepatnya Minggu (19/4) sore, pemerintah daerah melalui cluster pengawasan dan operasi telah melakukan simulasi pembatasan atau penutupan akses masuk dan keluar daerah Pasar Lama Sentani.
Bupati Matius mengatakan sebelum karantina wilayah itu benar-benar dilakukan pemerintah harus betul-betul mempelajari dampak yang terjadi ketika kebijakan itu mulai diterapkan. “Kita coba pelajari lagi, pengaruh apa dan tidak boleh ada celah yang tidak diperhitungkan, kita harus perhitungkan semua,” katanya.
Sehubungan dengan itu, menurutnya pemerintah juga memastikan akan menyerahkan bantuan bahan makanan kepada seribuan warga yang terkena dampak dari adanya pembatasan dan isolasi bersekala kecil di daerah Pasar Lama tersebut.
“Ada dua RW yang terkena dampak dan tidak semua kita serahkan bantuan, yang betul-betul dianggap layak untuk dibantu itulah yang akan mendapat bantuan sembako dari pemerintah daerah,” jelasnya.
Sementara itu, tim pengawasan dan operasional dari tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 terus melakukan razia terhadap aktivitas masyarakat yang masih berlangsung di atas pukul 14.00 WIT.
Pantauan media ini tim pengawasan dan operasi yang terdiri dari Dinas Perhubungan, TNI dan Polri, Satpol PP dan juga beberapa organisasi masyarakat melakukan razia dan tidak menerapkan aturan penindakan represif seperti yang sudah diumumkan sebelumnya.
Sementara itu, pembatasan waktu beraktivitas masyarakat yang diberlakukan di Kabupaten Jayapura hingga pukul 14.00 WIT., tentunya memberikan dampak bagi Kota Jayapura.
Ketua Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Jayapura, Ir. H. Rustan Saru, MM., mengatakan, pembatasan waktu tersebut dapat mencegah masyarakat dari Kabupaten Jayapura ke Kota Jayapura.
Hanya saja menurut Rustan Saru ini juga berdampak bagi warga Kabupaten Jayapura yang bekerja di Kota Jayapura dan pulang di atas pukul 14.00 WIT.
Terkait hal ini, Rustan Saru meminta agar warga Kabupaten Jayapura yang terpaksa tinggal di Kota Jayapura selama adanya pembatasan waktu beraktivitas, agar melaporkan diri ke Ketua RT/RW setempat dan diperiksa kesehatannya. Hal ini untuk memastikan tidak ada gejala Covid-19.
“Saya juga sudah rapat akan buat pos di batas kota. Bagi siapa saja yang lewat harus diperiksa kesehatannya dan tujuannya apa. Namun pihak Pemkab Jayapura akan buat sendiri. Jadi kita serahkan Pemkab Jayapura,”ujarnya, Senin (20/4) kemarin.
Rustan Saru yang juga Wakil Wali Kota Jayapura mengatakan, dalam memutus mata rantai penyebaran Covid-19, tiga daerah yang bertetangga yaitu Kota dan Kabupaten Jayapura serta Kabupaten Keerom, harus bersinergi. Menurutnya harus ada komunikasi dan koordinasi bersama. (roy/dil/nat)