
JAYAPURA-Dari tiga orang Pasien Dalam Pengawasan (PDP) yang dinyatakan negatif Covid 19 di Kota Jayapura, salah satu di antaranya merupakan bayi berusia 7 bulan yang dirawat di RS Dian Harapan.
Hasil negatif ini sudah berdasarkan hasil pemeriksaan sampel di Laboratorium Kementerian Kesehatan (Labmenkes).
Juru Bicara Satgas Covid 19 Provinsi Papua, dr. Silwanus Sumule mengatakan, pihaknya sangat bersyukur dengan hasil negatif dari bayi tersebut.
“Hasilnya sudah kami terima dan negatif. Bayi tersebut terkena Pneumonia, namum saat ini kondisinya sudah mulai pulih,” kata dr. Silwanus Sumule, Senin (23/3) kemarin.
Seperti diketahui, Pneumonia atau paru-paru basah merupakan infeksi yang mengakibatkan
peradangan pada kantong-kantong udara pada paru-paru.
“Pada penderita Pneumonia, sekumpulan kantong-kantong udara kecil di ujung saluran pernapasan dalam paru-paru (alveoli) akan meradang dan dipenuhi cairan, yang mengakibatkan penderita mengalami sesak nafas, batuk berdahak, demam, atau menggigil. Gejala ini sama dengan Covid-19,” tambahnya.
Kata Silwanus, pihaknya mengembalikan kepada pihak rumah sakit untuk melihat lebih jauh soal klinis dari bayi tersebut. Kalau sudah membaik bisa dipulangkan.
“Intinya adalah, pasien ini terkena Pnemonia. Tugas rumah sakit ialah memastikan penyebabnya Covid-19 atau tidak. Kalau penyebabnya Covid-19 maka akan dirawat terus dan dilakukan isolasi selama 14 hari atau diperpanjang sesuai dengan klinis pasien tersebut. Namun, jikalau kondisi klinisnya membaik, maka akan direkomendasikan untuk dipulangkan,” pungkasnya.
Sementara itu, meski berstatus sebagai rumah sakit rujukan Covid-19 , namun sampai sekarang ini RSUD Merauke baru menyiapkan 10 ruang isolasi untuk Pasien Dalam pengawasan (PDP) Covid-19. ‘’Kalau yang sudah kita siapkan untuk ruang isolasi sampai sekarang sebanyak 10 ruang. Dimana 6 di antaranya sudah digunakan setelah pasien PDP dari Boven Digoel yang sudah masuk,” kata Direktur RSUD Merauke dr. Yenny M.M.E. Mahuze ditemui media ini, Senin (23/3).
Menurut Yenny Mahuze, selain 10 ruangan isolasi yang sudah disiapkan, masih ada 8 ruangan cadangan. Jika 8 ruangan cadangan ini ditempati pasien baik yang sudah positif maupun yang masih berstatus PDP maka sudah dipastikan RSUD Merauke akan ditutup untuk pelayanan umum.
Tapi, nantinya akan dikhususkan untuk perawatan pasien Corona. ‘’Jika RSUD Merauke ditutup untuk pasien umum, maka pasien-pasien tersebut kita arahkan ke Rumah Sakit Bunda Pengharapan Merauke dan Rumah Sakit Angkatan Laut. Tapi, tentunya kita tidak berharap terjadi seperti itu. Kita semua berdoa agar masalah ini segera berlalu dan kepada masyarakat agar membantu pemerintah dan tenaga medis untuk memutus mata rantai penularan virus Corona ini,’’ jelasnya.
Yenny Mahuze mengungkapkan bahwa dari 10 ruang isolasi yang tersedia saat ini, sudah ditempati 6 pasien. Dimana 2 diantaranya sudah dinyatakan positif dan 4 lainnya masih dalam status PDP. Menurut Yenny, tidak bisa dua pasien dalam satu ruangan meski sama-sama berstatus PDP. ‘’Kalau hasil pemeriksaan laboratoriumnya negatif, maka pasiennya akan kita pulangkan,’’ katanya.
Yenny menambahkan bahwa jumlah tempat tidur di RSUD Merauke sebanyak 305.
Ditanya soal 3 pasien PDP yang baru masuk RSUD Merauke, Yenny Mahuze menjelaskan bahwa pengambilan pesimen dilakukan Senin (23/3) dan rencananya akan dikirim ke Jayapura untuk dilakukan pemeriksaan laboratorium.
‘’Rencananya besok (hari ini, red) pesimen dari ketiga pasien itu akan dikirim ke Jayapura,’’ katanya.
Karena pemeriksannya di Jayapura, Yenny Mahuze menilai hasilnya bisa lebih cepat diketahui.
Di tempat sama, Kurnia yang membidangi Sanitasi dan Tehnik RSUD Merauke mengaku bahwa dengan adanya Covid-19 ini betul-betul menyita perhatian tenaga dan pikiran para tenaga medis dan pihak rumah sakit. ‘’Kalau selama ini kita bekerja dalam standar, maka dengan adanya Covid-19 ini benar-benar mengurus tenaga dan pikiran kita,’’ terangnya.
Bahkan sebagian lanjut dia sudah down karena kecapean. Belum lagi, lanjut dia diliputi dengan rasa was-was akan terjangkit virus Corona tersebut. ‘’Kita juga punya keluarga. Setiap kita pulang terkadang diliputi rasa was-was jangan sampai kita membawa virus bagi keluarga kita di rumah,’’ jelasnya.
Karena itu, ia mengimbau kepada masyarakat untuk mematuhi imbauan pemerintah sehingga penyebaran virus ini bisa segera diatasi. “Kalau kita sudah kena, tidak ada ada lagi penyesalan. Karena itu, sejak dini kita harus untuk mematuhi apa yang diimbaukan pemerintah,’’ pintanya.
Hal sama disampaikan dr Petrus Tjia. Mantan Direktur RSUD Merauke ini mengungkapkan bahwa petugas medis memiliki risiko yang sangat tinggi. Apalagi dengan kurangnya alat pelindung diri (APD) yang tersedia di rumah sakit saat ini. Karena itu, ia mengajak masyarakat Merauke yang selama ini memiliki uang untuk dapat disumbangkan untuk membeli ADP tersebut. ‘’Kita tidak bisa hanya mengharapkan pemerintah, karena kemampuan pemerintah terbatas. Di sinilah dibutuhkan kebersamaan dan kerja sama antara pemerintah, pihak swasta dengan kita semua untuk saling bahu membahu,’’ pungkasnya.
Secara terpisah, Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Merauke dr. Nevile R. Muskita saat dihubungi media ini lewat telpon selulernya mengungkapkan bahwa satu pasien PDP dari Boven Digoel telah masuk ke RSUD Merauke, Minggu (22/3) malam.
Saat ini, pasien PDP asal Boven Digoel tersebut sedang dirawat di ruangan isolasi RSUD Merauke. “Pasien dari Boven Digoel tersebut diberi nama PDP ke-6,’’ katanya.
Dengan adanya PDP dari Boven Digoel tersebut maka saat ini RSUD Merauke merawat 4 pasien dengan status PDP. Sedangkan dua PDP sebelumnya sudah positif terjangkit Covid-19.
Mengenai kondisi dari pasien tersebut, Nevile menjelaskan bahwa keenamnya dalam keadaan baik-baik saja. ‘’Untuk pasien ke-4 sampai ke-6, hari ini (kemarin, red) pesimennya diambil. Rencananya besok (hari ini,) akan dikirim,’’ terangnya.
Ditanya soal jumlah ODP sehubungan dengan bertambahnya jumlah pasien PDP tersebut, dr Nevile mengaku belum mendapatkan data dari pihak RSUD Merauke. ‘’Untuk ODP apakah ada penambahan atau masih tetap saya belum dapatkan data dari rumah sakit,’’ pungkasnya. (gr/ulo/nat)