Friday, April 26, 2024
29.7 C
Jayapura

Tak Ada Kaitan Pro Kontra DOB

Konflik Antar Warga di Tiom, Satu Orang Tewas

WAMENA-Polres Lanny Jaya memastikan bentrok antar warga yang terjadi di Tiom ibukota Kabupaten Lanny Jaya, Kamis (9/6), tidak ada sangkut pautnya dengan pro kontra pemekaran DOB (Daerah Otonom Baru) seperti isu yang ramai beredar di masyarakat.

Bentrok antar warga ini, mengakibatkan seorang warga atas nama Otopinus Murib (39) meninggal dunia. Selain itu, beberapa warga juga dilaporkan mengalami luka-luka.

Kapolres Lanny Jaya, AKBP. Soeroso yang dikonfirmasi menyebutkan bentrokan antara warga yang terjadi pada saat pelaksanaan ibadah syukur penyambutan Penjabat Bupati Lanny Jaya, Petrus Wakerwa,  SE., M.Si., di halaman kantor Bupati Lanny Jaya, tidak ada hubungannya dengan pro dan kontra DOB.

Bentrok antar warga tersebut menurut Soeroso, terjadi akibat miskomunikasi panitia dalam menyiapkan air minum kepada warga yang saat itu sedang melakukan bakar batu.

“Dalam bakar batu itu, massa yang ada di luar kantor Bupati Lanny Jaya meminta air minum kepada massa yang ada di dalam kantor bupati, namun tidak diberikan. Akibatnya ada oknum yang melempar batu ke massa yang di dalam sehingga terjadi saling serang dengan batu dan kayu. Akhirnya ibadah syukur bubar dan saling serang terus berlanjut,” jelas Kapolres Soeroso yang dikonfirmasi via telepon, Jumat (10/6).

“Kami sudah turunkan personel untuk melakukan pengamanan. Setelah itu, kita pisahkan dua kelompok tersebut, hingga situasi terkendali, namun masih saling jaga antara keduanya,” sambungnya.

Untuk mencegah konflik ini meluas, Kapolres Soeroso mengaku menghadirkan mantan Bupati Lanny Jaya Befa Yigibalom, untuk memediasi dua kelompok yang terlibat bentrok.

Baca Juga :  Pemkot Salurkan Bantuan Bagi Korban Kebakaran

Dalam mediasi tersebut, pihaknya berupaya agar kedua kelompok ini tidak saling bertemu. Sebab apabila saling bertemu maka akan lebih banyak korban yang berjatuhan.

“Hingga pukul 17.00 WIT., situasi sudah terkandali. Setelah itu, kami melakukan apel konsolidasi TNI-Polri untuk kembali ke mako masing-masing. Pagi tadi (kemarin, red) mantan Bupati Lanny Jaya Befa Yigibalom sudah menemui korban di RSUD Tiom, sambil OPD Pemda Lanny Jaya melakukan pendataan para korban,” kata Soeroso.

Dari pendataan yang dilakukan oleh pemerintah daerah setempat terhadap para korban baik yang luka-luka maupun kerugian materil, nantinya akan dilakukan negosiasi dengan masyarakatnya untuk melakukan ganti rugi.

“Dipastikan ini bukan masalah pro dan kontra karena masalah DOB. Masalah ini dipicu karena kurang perhatian saja dari panitia pelaksana acara syukuran penyambutan penjabat bupati. Sebenarnya panitia harus menyediakan makan minum dari peserta yang hadir. Sebab dengan banyaknya ternak wam (babi) yang dibakar disertai cuaca yang panas, ini cepat skali memicu konflik kalau tidak ada perhatian. Karena awalnya hanya ketersidiaan air minum saja,” tutup Soeroso.

Secara terpisah, Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Ahmad Musthofa Kamal SH menjelaskan konflik antara dua kelompok warga ini terjadi di depan kantor Bupati Lanny Jaya, pada Kamis (9/6) sekira pukul 12.06 WIT.
“Awalnya kedua kelompok atas dan kelompok bawah ini bersama-sama melakukan acara bakar batu. Namun terjadi kesalahpaham sehingga terjadi aksi saling serang menggunakan batu dan kayu,” kata AM Kamal via telepon, Kamis (9/6).

Baca Juga :  Tegas, Penimbunan Dihentikan dan Proses Hukum

Lebih lanjut AM Kamal menjelaskan, personel TNI-Polri yang melakukan pengamanan kegiatan tersebut langsung merespon dengan mengeluarkan tembakan peringatan untuk menghalau massa melakukan pelemparan ke dalam tempat ibadah syukur.

“Massa mundur dari depan pintu gerbang kantor bupati dan melakukan aksi saling serang dengan kelompok massa yang sama-sama melakukan kegiatan bakar batu hingga bergerak menuju bundaran depan Hotel Nawi Abua, Tiom dan Bank BPD Cabang Tiom,” ujar Kombes Kamal.

Pertikaian ini akhirnya bisa reda setelah ditenangkan dan dimediasi mantan Bupati Lanny Jaya Befa Yigibalom bersama Kapolres Lanny Jaya dan Waka Polres Lanny Jaya. Kedua kelompok massa diminta menahan diri dan tidak saling serang.

“Kedua kelompok ini akhirnya tenang setelah dimediasi oleh Kapolres Lanny Jaya, bersama mantan Bupati Lanny Jaya dan tokoh agama yang ada di sana,” ujarnya.
Kombes Kamal menambahkan, situasi saat ini di Lanny Jaya telah kondusif. Bahkan keedua kelompok massa sudah berada di kampung masing-masing dan direncanakan dilakukan penyelesaian masalah, Jumat (10/6). “Rencana masalah ini akan dimediasi untuk menyelesaikan permasalah yang terjadi, dan difasilitasi oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Lanny Jaya,” tambahnya.
Diketahui dari kejadian tersebut satu orang dari kelompok bawah, atas nama Otopinus Morib (39) meninggal dunia, 12 orang mengalami luka ringan, dua orang luka berat dan satu honai terbakar.
Tidak hanya itu, empat kaca jendela Hotel Nawi Abua juga pecah dan satu unit kendaraan roda empat milik Kapolsek Makki juga mengalami kerusakan akibat lemparan batu. (jo/ade/nat)

(jo)

Konflik Antar Warga di Tiom, Satu Orang Tewas

WAMENA-Polres Lanny Jaya memastikan bentrok antar warga yang terjadi di Tiom ibukota Kabupaten Lanny Jaya, Kamis (9/6), tidak ada sangkut pautnya dengan pro kontra pemekaran DOB (Daerah Otonom Baru) seperti isu yang ramai beredar di masyarakat.

Bentrok antar warga ini, mengakibatkan seorang warga atas nama Otopinus Murib (39) meninggal dunia. Selain itu, beberapa warga juga dilaporkan mengalami luka-luka.

Kapolres Lanny Jaya, AKBP. Soeroso yang dikonfirmasi menyebutkan bentrokan antara warga yang terjadi pada saat pelaksanaan ibadah syukur penyambutan Penjabat Bupati Lanny Jaya, Petrus Wakerwa,  SE., M.Si., di halaman kantor Bupati Lanny Jaya, tidak ada hubungannya dengan pro dan kontra DOB.

Bentrok antar warga tersebut menurut Soeroso, terjadi akibat miskomunikasi panitia dalam menyiapkan air minum kepada warga yang saat itu sedang melakukan bakar batu.

“Dalam bakar batu itu, massa yang ada di luar kantor Bupati Lanny Jaya meminta air minum kepada massa yang ada di dalam kantor bupati, namun tidak diberikan. Akibatnya ada oknum yang melempar batu ke massa yang di dalam sehingga terjadi saling serang dengan batu dan kayu. Akhirnya ibadah syukur bubar dan saling serang terus berlanjut,” jelas Kapolres Soeroso yang dikonfirmasi via telepon, Jumat (10/6).

“Kami sudah turunkan personel untuk melakukan pengamanan. Setelah itu, kita pisahkan dua kelompok tersebut, hingga situasi terkendali, namun masih saling jaga antara keduanya,” sambungnya.

Untuk mencegah konflik ini meluas, Kapolres Soeroso mengaku menghadirkan mantan Bupati Lanny Jaya Befa Yigibalom, untuk memediasi dua kelompok yang terlibat bentrok.

Baca Juga :  KPU Simulasi Desain Baru Surat Suara

Dalam mediasi tersebut, pihaknya berupaya agar kedua kelompok ini tidak saling bertemu. Sebab apabila saling bertemu maka akan lebih banyak korban yang berjatuhan.

“Hingga pukul 17.00 WIT., situasi sudah terkandali. Setelah itu, kami melakukan apel konsolidasi TNI-Polri untuk kembali ke mako masing-masing. Pagi tadi (kemarin, red) mantan Bupati Lanny Jaya Befa Yigibalom sudah menemui korban di RSUD Tiom, sambil OPD Pemda Lanny Jaya melakukan pendataan para korban,” kata Soeroso.

Dari pendataan yang dilakukan oleh pemerintah daerah setempat terhadap para korban baik yang luka-luka maupun kerugian materil, nantinya akan dilakukan negosiasi dengan masyarakatnya untuk melakukan ganti rugi.

“Dipastikan ini bukan masalah pro dan kontra karena masalah DOB. Masalah ini dipicu karena kurang perhatian saja dari panitia pelaksana acara syukuran penyambutan penjabat bupati. Sebenarnya panitia harus menyediakan makan minum dari peserta yang hadir. Sebab dengan banyaknya ternak wam (babi) yang dibakar disertai cuaca yang panas, ini cepat skali memicu konflik kalau tidak ada perhatian. Karena awalnya hanya ketersidiaan air minum saja,” tutup Soeroso.

Secara terpisah, Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Ahmad Musthofa Kamal SH menjelaskan konflik antara dua kelompok warga ini terjadi di depan kantor Bupati Lanny Jaya, pada Kamis (9/6) sekira pukul 12.06 WIT.
“Awalnya kedua kelompok atas dan kelompok bawah ini bersama-sama melakukan acara bakar batu. Namun terjadi kesalahpaham sehingga terjadi aksi saling serang menggunakan batu dan kayu,” kata AM Kamal via telepon, Kamis (9/6).

Baca Juga :  Tegas, Penimbunan Dihentikan dan Proses Hukum

Lebih lanjut AM Kamal menjelaskan, personel TNI-Polri yang melakukan pengamanan kegiatan tersebut langsung merespon dengan mengeluarkan tembakan peringatan untuk menghalau massa melakukan pelemparan ke dalam tempat ibadah syukur.

“Massa mundur dari depan pintu gerbang kantor bupati dan melakukan aksi saling serang dengan kelompok massa yang sama-sama melakukan kegiatan bakar batu hingga bergerak menuju bundaran depan Hotel Nawi Abua, Tiom dan Bank BPD Cabang Tiom,” ujar Kombes Kamal.

Pertikaian ini akhirnya bisa reda setelah ditenangkan dan dimediasi mantan Bupati Lanny Jaya Befa Yigibalom bersama Kapolres Lanny Jaya dan Waka Polres Lanny Jaya. Kedua kelompok massa diminta menahan diri dan tidak saling serang.

“Kedua kelompok ini akhirnya tenang setelah dimediasi oleh Kapolres Lanny Jaya, bersama mantan Bupati Lanny Jaya dan tokoh agama yang ada di sana,” ujarnya.
Kombes Kamal menambahkan, situasi saat ini di Lanny Jaya telah kondusif. Bahkan keedua kelompok massa sudah berada di kampung masing-masing dan direncanakan dilakukan penyelesaian masalah, Jumat (10/6). “Rencana masalah ini akan dimediasi untuk menyelesaikan permasalah yang terjadi, dan difasilitasi oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Lanny Jaya,” tambahnya.
Diketahui dari kejadian tersebut satu orang dari kelompok bawah, atas nama Otopinus Morib (39) meninggal dunia, 12 orang mengalami luka ringan, dua orang luka berat dan satu honai terbakar.
Tidak hanya itu, empat kaca jendela Hotel Nawi Abua juga pecah dan satu unit kendaraan roda empat milik Kapolsek Makki juga mengalami kerusakan akibat lemparan batu. (jo/ade/nat)

(jo)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya