
Pesimen PDP Kedua di Merauke Dikirim ke Balitbangkes
JAYAPURA-Setelah dilakukan di sejumlah fasilitas publik, PMI Provinsi Papua kembali melakukan penyemprotan disinfektan, Kamis (19/3) kemarin. Penyemprotan salah satunya dilakuakn di gedung Graha Pena Papua yang merupakan kantor dari Kantor Surat Kabar Harian (SKH) Cenderawasih Pos di Jalan Balaikota, Entrop, Distrik Jayapura Selatan.
Direktur SKH Cenderawasih Pos, Nurul Hidayah, mengapresiasi langkah PMI Provinsi Papua dalam melakukan aksi sosialnya di sejumlah fasilitas publik di Kota Jayapura. Termasuk di Gedung Graha Pena, sebagai langkah preventif mencegah penyebaran Virus Corona (Covid 19).
“Kami apresiasi dan sambut positif langkah pencegahan Covid 19 yang dilakukan PMI Papua. Berharap, di fasilitas publik lainnya pun dilakukan hal yang sama, sehingga meminimalisir atau dalam hal ini mencegah penyebaran Covid 19 khususnya di Kota Jayapura,” ungkap Nurul Hidayah.
Selain menyemprot gedung Graha Pena Papua dengan desinfektan, Cenderawasih Pos juga mendukung langkah pemerintah dalam memerangi Covid 19 dengan wastafel untuk mencuci tangan di pintu masuk.
Nurul Hidayah mengatakan, manajemen SKH Cenderawasih Pos mengambil kebijakan untuk menyediakan wastafel untuk mencuci tangan di pintu masuk kantor, agar setiap orang yang datang berkunjung ke Kantor SKH Cenderawasih Pos, baik tamu maupun karyawan, wajib mencuci tangannya terlebih dahulu sebelum masuk ke dalam gedung Graha Pena Papua.
“Inipun yang diharapkan adanya inisiatif untuk disediakan di fasilitas publik pada umumnya, khususnya di Jayapura. Baik di kantor pemerintahan, perbankan, perhotelan, mall, hingga di bandara,” tambahnya.
Diakuinya, salah satu langkah pencegahan penyebaran Covid 19 yaitu dengan menjaga kebersihan.
“Mencuci tangan dengan sabun dan dibilas di air mengalir merupakan salah satu tindakan sanitasi membersihkan tangan dan jari jemari untuk kebersihan. Ini merupakan bagian dari pencegahan penyebaran Covid 19,” tutupnya.
Sementara itu, Ketua Harian PMI Papua, Zackheus Degei menyebutkan bahwa PMI Papua telah melakulan penyemprotan disinfektan di sejumlah fasilitas. Mulai dari masjid, gereja, Gedung Negara, Mapolresta Jayapura Kota, gedung DPR Papua hingga Kantor Gubernur Papua.
“Ini kegiatan preventif dalam menghadapi Covid 19. Mulai dari kampanye kesehatan dengan imbauan menjaga kebersihan, hingga penyemportan disinfektan,” ucap Zackheus Degei.
Secara terpisah Kabid Dokkes Polda Papua Kombes Pol drg. Agustinus Mjulyanto Hardi T menyampaikan, dengan adanya Covid 19, pihaknya terus melakukan koordinasi dan bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Provinsi dan Kota Jayapura melalui kegiatan internal. Yaitu dengan melaksanakan sosialisasi, pemeriksaan kesehatan secara internal pada seluruh personel dan telah melaksanakan penyemprotan disinfektan.
“Kami melaksanakan penyemprotan disinfektan di ruangan-ruangan yang ada di Mapolda Papua, serta tempat-tempat umum. Seperti tempat ibadah, rumah sakit, perkantoran serta tempat umum lainnya,” ucap drg. Agustinus dalam acara dialog interaktif dengan topik Papua Perangi Covid 19 di Pro I RRI Jayapura,” Kamis (19/3).
Dikatakan, pihaknya terus melakukan koordinasi bersama instansi terkait untuk bersama-sama pro aktif memberikan penyuluhahn kepada masyarakat terkait Covid 19.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua, dr. Robby Kayame menyampaikan, untuk penanganan Covid 19, jajaran Dinas Kesehatan Provinsi Papua telah mendapat perintah langsung dari Gubernur Papua untuk menangani dan menindaklanjuti terkait Covid 19.
Khusus Dinas Kesehatan Provinsi Papua telah melaksanakan langkah-langkah mulai dari pencegahan Covid 19. Dalam hal ini masyarakat harus memahami bahwa Covid 19 adalah masalah bersama yang perlu semua orang untuk memahami.
“Sosialisasi secara terus menerus melalui media sosial, melalui kelompok masyarakat, tokoh-tokoh agama, TNI-Polri dan Satpol PP itu dibangun satu pikiran. Tingkat koordinasi kita cukup baik sehingga masyarakat papua memahami tentang bagaimana melindungi diri, keluarga, masyrakat dan lingkungan di mana kita bekerja,” tuturnya.
Di tempat yang sama Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah(BPBD) Provinsi Papua, William R. Manderi, SIP., M.Si., menyebutkan pihaknya tetap menjaga supaya ketertiban masyarakat. Karena situasi ini memberi dampak besar kepada kehidupan sosial, sehingga sosialisasi perlu terus dilakukan.
“Untuk pengawasan bahan makanan sampai saat ini masih aman. Namun antis dan masker yang perlu menjadi perhatian. Karena stok yang tersedia tidak terlalu banyak sehingga perlu pengadaan lagi,” ucapnya.
Dirinya jugta menyebutkan perlunya menutup lokasi wisata untuk memeperkecil risiko penyebaran Covid 19 sesuai dengan imbauan pemerintah untuk tidak beraktivitas dan mengunjungi tempat-tempat keramaian atau pembatasan sosial selama penanganan Covid 19.
Semantara Konsultan Dinas Kesehatan Provinsi Papua, dr. Ari Pongtiku melihat bagaimana virus itu bisa menular dari orang ke orang. Menurutnya ada yang di udara dan melalui benda.
Menurut dr. Ari Pongtiku kesimpulannya yang paling penting adalah bagaimana warga bisa menjaga diri. “Perlu diklarifikasi bahwa penyemprotan disinfektan dilaksanakan pada tempat perkumpulan dan keramain untuk mencegah penyebaran Covid 19,” tuturnya.
“Sosial distannce merupakan langkah yang tepat untuk sementara waktu demi mencegah penularan Covid 19. Selain itu kita harus menjaga kesehatan, karena jika imunitas tubuh kita lemah maka penyakit mudah masuk ke tubuh kita,” pungkasnya.
Untuk penanganan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) di Kabupaten Merauke, Dinkes Kabupaten Merauke telah mengirim pesimen PDP kedua ke Jakarta menmggunakan pesawat Garuda Indonesia, Kamis (19/3).
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Merauke dr. Nevile R. Muskita mengakuibahwa pesimen PDP kedua yang diisolasi di RSUD Merauke tersebut sudah dikirim. “Pesimennya kami kirim ke Balitbangkes Jakarta,” tuturnya.
Untuk hasil dari pesimen PDP pertama yang dikirim sejak Selasa (17/3) lalu, mantan Direktur RSUD Merauke ini menjelaskan bahwa sampai hari ini pihaknya belum menerima hasilnya. “Hasilmya belum kita terima. Kita masih menunggu seperti apa hasil pemeriksaan laboratoriumnya,” ungkapnya.
Kendati demikian, Nevile menjelaskan bahwa kedua pasien yang diduga tertular virus Corona atau Covid 19 tersebut saat ini kondisinya baik-baik saja.
Mengenai orang dalam pemantauan (ODP) Nevile Muskita menjelaskan bahwa sampai sekarang ini belum ada tambahan. Jumlahnya masih tetap 52 orang dari pasien dalam pengawasan pertama.
Dijelaskan kembali bahwa pemantauan medis ini dilakukan langsung oleh petugas dari Puskesmas terdekat di mana ODP tersebut berdomisili.
Petugas menurutnya akan mengikuti perkembangan kesehatan dari setiap ODP tersebut. Karena itu, nomor handphone dari orang dalam pemantauan diambil oleh petugas kesehatan yang melakukan pemantauan. “Selain itu, petugas juga mengunjungi sekali dalam dua hari untuk melakukan pemeriksaan secara langsung guna mengetahui perkembangan kondisi kesehatannya,” tambahnya.
Meski hasil pemeriksaan pesimen terhadap kedua PDP tersebut belum diketahui, namun Nevile Muskita mengimbau warga yang pernah melakukan kontak dengan kedua PDP tersebut untuk segera melaporkan kepada petugas kesehatan yang ada. Agar bisa segera dilakukan langkah-langkah antisipasi lewat karantina mandiri di rumah.
“Ya, minimal dilakukan karantina mandiri selama 14 hari untuk bisa memastikan bahwa tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Karena prosedurnya begitu,” tambahnya.(gr/fia/ulo/nat)