Wednesday, June 25, 2025
23.6 C
Jayapura

Tomi Mano: Papua Tidak Dibangun dari Menara Gading

Generasi Muda Papua Belum Miliki Space Untuk Berkumpul dan Berekspresi

JAYAPURA – Ada yang menarik dari pertemuan Benhur Tomi Mano dengan 100 lebih generasi muda di Kota Jayapura pada Senin (23/6). Kegiatan yang digelar di Jl Jeruk Nipis ini mengumpulkan puluhan komunitas dari berbagai genre atau organisasi untuk mendengar langsung apa yang menjadi buah pikiran kaum muda.

Tomi Mano mendengar langsung apa sumbang saran dimana salah satunya menanyakan soal potensi daerah terutama sumber daya alam.

“Kami tidak mau akhirnya Papua nasibnya sama seperti Raja Ampat. Banyak pejabat pusat datang dengan kepentingan masing-masing kemudian mengeksploitasi SDA dan akhirnya rakyat juga yang menderita. Perkebunan sawit masuk dan masyarakat hanya jadi penonton. Apa yang bisa dilakukan?,” ujar Andreas satu penanya disela-sela diskusi.

Baca Juga :  Berikan Rasa Aman kepada Warga

Tomi Mano langsung merespon bahwa dalam hal investasi sudah sepatutnya pemilik ulayat atau masyarakat adat dikedepankan. Pasalnya sebagai pemilik lahan harus bisa menerima manfaat lebih dan nilai positif itu harus ada bagi warga sekitar. Bukan sebaliknya.

“Soal ini saya melihat bahwa semua harus pada tataran yang sudah ditentukan. Masyarakat ulayat harus dilibatkan dan di dengar aspirasinya,” kata Tomi Mano.

Generasi Muda Papua Belum Miliki Space Untuk Berkumpul dan Berekspresi

JAYAPURA – Ada yang menarik dari pertemuan Benhur Tomi Mano dengan 100 lebih generasi muda di Kota Jayapura pada Senin (23/6). Kegiatan yang digelar di Jl Jeruk Nipis ini mengumpulkan puluhan komunitas dari berbagai genre atau organisasi untuk mendengar langsung apa yang menjadi buah pikiran kaum muda.

Tomi Mano mendengar langsung apa sumbang saran dimana salah satunya menanyakan soal potensi daerah terutama sumber daya alam.

“Kami tidak mau akhirnya Papua nasibnya sama seperti Raja Ampat. Banyak pejabat pusat datang dengan kepentingan masing-masing kemudian mengeksploitasi SDA dan akhirnya rakyat juga yang menderita. Perkebunan sawit masuk dan masyarakat hanya jadi penonton. Apa yang bisa dilakukan?,” ujar Andreas satu penanya disela-sela diskusi.

Baca Juga :  Maju Pilkada 2024, 13 Anggota DPR Papua Pamit

Tomi Mano langsung merespon bahwa dalam hal investasi sudah sepatutnya pemilik ulayat atau masyarakat adat dikedepankan. Pasalnya sebagai pemilik lahan harus bisa menerima manfaat lebih dan nilai positif itu harus ada bagi warga sekitar. Bukan sebaliknya.

“Soal ini saya melihat bahwa semua harus pada tataran yang sudah ditentukan. Masyarakat ulayat harus dilibatkan dan di dengar aspirasinya,” kata Tomi Mano.

Berita Terbaru

Artikel Lainnya