Soal Penolakan Masyarakat Adat Terhadap Investasi Tebu
MERAUKE– Masyarakat adat Kampung Domande, Distrik Malind secara tegas menyatakan penolakannya terhadap rencana salah satu perusahaan akan membuka investasi perkebunan tebu di wilayah adat mereka. Penolakan ini disampaikan warga saat melakukan pertemuan dengan pihak perusahaan itu minggu lalu.
Menanggapi hal itu, bupati Merauke Yoseph Bladib Gebze mengatakan bahwa kita harus melihat jauh kedepan. Sebab setiap perubahan pasti ada dinamika. Tapi yang harus dilihat tentu dinamika positif untuk pembangunan dan ini juga untuk kepentingan Bersama dalam kerangka NKRI.
‘’Tapi kita pasti mendengarkan aspirasi masyarakat kemudian dikelola dengan baik sehingga bisa kita carikan solusi yang tepat. Sehingga apa yang dicanangkan secara nasional dapat dilaksanakan tanpa mengabaikan kepentingan masyarakat,’’ kata bupati Yospeh Bladib Gebze, menjawab pertanyaan wartawan di gedung DPRK Merauke, Rabu (28/5/2025).
‘’Jadi saya selalu mengumpakan kalau seorang ibu ingin memberikan harapan baru berkesinambungan dalam kehidupan maka dia harus melahirkan. Melahirkan itu prosesnya sakit, tetapi setelah melahirkan ibunya senang karena ada harapan baru. Saya harap, kita semua dapat membangun saluran komunikasi harus secara intens,’’ lanjutnya.
Karena siapapun dia, bangsa apapun di bumi, lanjut bupati Yosegh Bladib Gebze, pernah mengalami perubahan. Perubahan tatanan kehidupan. Dari masyarakat yang sangat tradisional sekalipun sampai masyarakat modern.