Tampak pelayanan di ruang IGD RSUD Merauke, Jumat (3/1). Tahun ini pasien korban euforia pergantian malam tahun baru berkurang dibanding tahun sebelumnya. (FOTO: Sulo/Cepos)
MERAUKE- Jika tahun-tahun sebelumnya banyak korban petasan yang harus dilarikan ke Rumah Sakit Daerah Merauke (RSUD) Merauke untuk menjalani perawatan, maka pada pergantian tahun 2019 ke 2020, tidak ada pasien korban petasan yang datang menjalani perawatan di rumah sakit.
“Syukur bahwa pada pergantian tahun ini tidak ada korban petasan yang datang berobat. Mungkin masyarakat semakin memahami cara menyalakan petasan atau kembang api, sehingga terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan,’’ kata Direktur RSUD Merauke dr. Nevil Muskita didampingi Kepala Ruangan IGD RSUD Merauke dr. Nuril Anwar, Skep, ditemui media ini di RSUD Merauke, Jumat (3/1).
Dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, selalu ada korban petasan yang kebanyakan dialami oleh anak-anak. Meski tidak ada korban petasan tahun ini, namun pada pergantian tahun tersebut banyak yang mengalami luka atau robek akibat mabuk.
Nevil mengungkapkan, bahwa jumlah pasien yang dalam keadaan mabuk dan mengalami luka pada malam pergantian tahun tersebut sebanyak 8 orang. ‘’Sebagian banyak mereka datang dibawa untuk menjalani perawatan pada pagi hari pada 1 Januari. Tapi pada malam 31 Desember 2019, jumlah pasien mabuk dan mengalami luka hanya 1-2 orang. Tapi paling banyak datang saat pagi hari. Rata-rata tiba sekitar pukul 04.00-05.00 WIT,” jelasnya.
Nevil Muskita menjelaskan bahwa selama libur Natal pelayanan di Instalasi Gawat Darurat (IGD) tetap berjalan. Termasuk pelayanan bagi pasien inap. Sementara pelayanan poliklinik rumah sakit mulai dibuka Jumat (3/1) kemarin. “Untuk pelayanan poliklinik dimulai hari ini. Tapi saya lihat yang datang di poliklinik tersebut kebanyakan masih untuk melakukan kontrol,” tandas Nevil Muskita. (ulo/tri)
Tampak pelayanan di ruang IGD RSUD Merauke, Jumat (3/1). Tahun ini pasien korban euforia pergantian malam tahun baru berkurang dibanding tahun sebelumnya. (FOTO: Sulo/Cepos)
MERAUKE- Jika tahun-tahun sebelumnya banyak korban petasan yang harus dilarikan ke Rumah Sakit Daerah Merauke (RSUD) Merauke untuk menjalani perawatan, maka pada pergantian tahun 2019 ke 2020, tidak ada pasien korban petasan yang datang menjalani perawatan di rumah sakit.
“Syukur bahwa pada pergantian tahun ini tidak ada korban petasan yang datang berobat. Mungkin masyarakat semakin memahami cara menyalakan petasan atau kembang api, sehingga terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan,’’ kata Direktur RSUD Merauke dr. Nevil Muskita didampingi Kepala Ruangan IGD RSUD Merauke dr. Nuril Anwar, Skep, ditemui media ini di RSUD Merauke, Jumat (3/1).
Dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, selalu ada korban petasan yang kebanyakan dialami oleh anak-anak. Meski tidak ada korban petasan tahun ini, namun pada pergantian tahun tersebut banyak yang mengalami luka atau robek akibat mabuk.
Nevil mengungkapkan, bahwa jumlah pasien yang dalam keadaan mabuk dan mengalami luka pada malam pergantian tahun tersebut sebanyak 8 orang. ‘’Sebagian banyak mereka datang dibawa untuk menjalani perawatan pada pagi hari pada 1 Januari. Tapi pada malam 31 Desember 2019, jumlah pasien mabuk dan mengalami luka hanya 1-2 orang. Tapi paling banyak datang saat pagi hari. Rata-rata tiba sekitar pukul 04.00-05.00 WIT,” jelasnya.
Nevil Muskita menjelaskan bahwa selama libur Natal pelayanan di Instalasi Gawat Darurat (IGD) tetap berjalan. Termasuk pelayanan bagi pasien inap. Sementara pelayanan poliklinik rumah sakit mulai dibuka Jumat (3/1) kemarin. “Untuk pelayanan poliklinik dimulai hari ini. Tapi saya lihat yang datang di poliklinik tersebut kebanyakan masih untuk melakukan kontrol,” tandas Nevil Muskita. (ulo/tri)