Digabung dengan Layanan Kesehatan Gratis
JAYAPURA-Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Papua mengintegrasikan pemeriksaan Tuberkulosis (TBC) dalam program Pemeriksaan Kesehatan Gratis (PKG) untuk siswa baru tahun ajaran 2024. Langkah ini diambil menyusul tingginya angka TBC di Papua, termasuk kasus pada anak, serta temuan bahwa 30-40% penderita TBC juga mengidap HIV.
Plt. Kepala Dinas Kesehatan Papua, Dr. dr. Arry Pongtiku, menyatakan bahwa Papua masih menghadapi tantangan besar dalam penanganan TBC. Berdasarkan estimasi Kementerian Kesehatan, target penemuan kasus TBC di Papua tahun 2025 adalah 11.646 kasus, namun hingga saat ini baru 6.444 kasus (55%) yang terdeteksi.
“Kami masih jauh dari target nasional 85%,” ujarnya, Selasa (22/4).
Data Daerah dengan kasus tertinggi (2024), Kota Jayapura, 2.987 kasus, Kabupaten Jayapura,1.561 kasus, Biak Numfor 697 kasus, Yapen 722 kasus, Sarmi, Keerom, Supiori, Mamberamo Raya, dan Waropen kurang dari 150 kasus per kabupaten.
Sementara itu sebanyak 951 kasus TBC ditemukan pada anak di bawah 15 tahun, kebanyakan tertular dari orang tua atau anggota keluarga. Selain itu,TBC resisten obat juga menjadi masalah serius.
Untuk mempercepat diagnosis, Papua telah menggunakan alat GeneXpert yang mampu mendeteksi TBC sekaligus resistensi obat dalam1-2 jam. Hal ini berbeda dengan metode mikroskop konvensional yang membutuhkan waktu hingga tiga hari.
Alat ini tersedia di banyak Puskesmas dan pernah digunakan untuk tes Covid-19. Integrasi dengan PKG dan kendala yang dihadapi. Program PKG, yang diluncurkan Februari 2024, menargetkan 2 juta penduduk di Papua.(roy/tri)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS https://www.myedisi.com/cenderawasihpos