Wednesday, March 19, 2025
23.7 C
Jayapura

Belum Pasti Dari Dana Desa

Polisi Telusuri Pendanaan Pembelian Senpi dan Amunisi

JAYAPURA-Kepala Satuan Tugas (Kasatgas) Operasi Damai Cartenz, Brigjen Pol. Faisal Ramdhani, mengungkapkan bahwa penyidik Polda Papua saat ini tengah mendalami perkembangan kasus penyelundupan senjata api dan amunisi yang melibatkan jaringan Yuni Enumbi.

Adapun penyidikan difokuskan pada nilai jual senjata api dan amunisi yang diduga kana dijual kepada Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB). Hal ini dilakukan untuk mengungkap asal-usul dana sebesar Rp 396,6 juta yang berhasil disita dari rekening Yuni Enumbi.

“Kami saat ini sedang mendalami sumber dan aliran dana dari jaringan ini,” ujar Faisal Kamis (13/3).  Dalam perkembangan awal, Yuni Enumbi diketahui membeli 6 pucuk senjata api dan 882 amunisi di Surabaya dengan dana sebesar Rp1,3 miliar.

Baca Juga :  Papua Masuk Lima Daerah Inflasi Terendah di Indonesia

Penyidik dari Polda Papua, Polda Papua Barat, Polda Jawa Timur (Jatim), dan Polda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) saat ini tengah melakukan penyelidikan lebih lanjut.  Dugaan sementara, dana tersebut berasal dari organisasi tertentu.

“Kami belum dapat memastikan asal dana Rp1,3 miliar tersebut, namun penyidikan sudah mengarah ke sana,” jelas Faisal. 

Senjata dan amunisi tersebut rencananya akan dijual kepada KKB pimpinan Lerimayu Kelengen, yang diduga terafiliasi dengan kelompok KKB pimpinan Lekagak. Lekagak sendiri memiliki koneksi dengan sejumlah KKB di wilayah tersebut. 

“Kami sedang memverifikasi asal dana Rp1,3 miliar ini darimana,” tambah Faisal.

Terkait dugaan bahwa dana tersebut berasal dari dana desa, Faisal menegaskan bahwa belum ada hasil penyelidikan yang menguatkan dugaan tersebut.

Baca Juga :  Kualitas Segel Pemilu 2019 Dikeluhkan

“Kami belum bisa memastikan apakah dana ini berasal dari dana desa atau tidak, karena penyelidikan masih berlangsung,” tegasnya.

Faisal pun mengungkapkan harga senjata api yang diperdagangkan bervariasi, baik untuk senjata pendek maupun laras panjang.

“Harganya berbeda-beda, namun kami belum bisa memberikan rincian lebih lanjut karena pemeriksaan masih berfokus pada aspek tersebut,” ujar Faisal. 

Polisi Telusuri Pendanaan Pembelian Senpi dan Amunisi

JAYAPURA-Kepala Satuan Tugas (Kasatgas) Operasi Damai Cartenz, Brigjen Pol. Faisal Ramdhani, mengungkapkan bahwa penyidik Polda Papua saat ini tengah mendalami perkembangan kasus penyelundupan senjata api dan amunisi yang melibatkan jaringan Yuni Enumbi.

Adapun penyidikan difokuskan pada nilai jual senjata api dan amunisi yang diduga kana dijual kepada Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB). Hal ini dilakukan untuk mengungkap asal-usul dana sebesar Rp 396,6 juta yang berhasil disita dari rekening Yuni Enumbi.

“Kami saat ini sedang mendalami sumber dan aliran dana dari jaringan ini,” ujar Faisal Kamis (13/3).  Dalam perkembangan awal, Yuni Enumbi diketahui membeli 6 pucuk senjata api dan 882 amunisi di Surabaya dengan dana sebesar Rp1,3 miliar.

Baca Juga :  Harus Berani Periksa, Kematian Perempuan Karena Kanker Serviks Masih Tinggi

Penyidik dari Polda Papua, Polda Papua Barat, Polda Jawa Timur (Jatim), dan Polda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) saat ini tengah melakukan penyelidikan lebih lanjut.  Dugaan sementara, dana tersebut berasal dari organisasi tertentu.

“Kami belum dapat memastikan asal dana Rp1,3 miliar tersebut, namun penyidikan sudah mengarah ke sana,” jelas Faisal. 

Senjata dan amunisi tersebut rencananya akan dijual kepada KKB pimpinan Lerimayu Kelengen, yang diduga terafiliasi dengan kelompok KKB pimpinan Lekagak. Lekagak sendiri memiliki koneksi dengan sejumlah KKB di wilayah tersebut. 

“Kami sedang memverifikasi asal dana Rp1,3 miliar ini darimana,” tambah Faisal.

Terkait dugaan bahwa dana tersebut berasal dari dana desa, Faisal menegaskan bahwa belum ada hasil penyelidikan yang menguatkan dugaan tersebut.

Baca Juga :  Wapres Direncanakan Berkantor di Papua, Pemprov Sambut Baik

“Kami belum bisa memastikan apakah dana ini berasal dari dana desa atau tidak, karena penyelidikan masih berlangsung,” tegasnya.

Faisal pun mengungkapkan harga senjata api yang diperdagangkan bervariasi, baik untuk senjata pendek maupun laras panjang.

“Harganya berbeda-beda, namun kami belum bisa memberikan rincian lebih lanjut karena pemeriksaan masih berfokus pada aspek tersebut,” ujar Faisal. 

Berita Terbaru

Artikel Lainnya