JAYAPURA-Constant Karma (CK) Politisi senior partai Golkar sudah bulatkan tekad melawan keputusan partainya, Golkar dengan menerima pinangan Benhur Tomi Mano (BTM) sebagai wakil gubenur dalam kontestasi Pilkada Gubernur Papua, melawan Mathius Derek Fakhiri (MDF) dan wakilnya Aryoko Rumaropen.
Lalu apa pengaruh, terhadap BTM dan MDF dari keputusan CK yang memilih jalan keluar atau melawan keputusan partai dengan membelot ke BTM yang nota bene didukung koalisi PDIP dan PKN dan sisanya menjadi koalisi gemuk termasuk Golkar mendukung MDF.
Dosen Ilmu pemerintahan Uncen, Dr. Renida Jozelina Toroby, menilai kedua calon memiliki peluang yang sama untuk menang atau kalah. Namun hal itu tergantung strategi politik yang dibangun parpol koalisi. Kata Renida, menyeberangnya CK, sang politisi senior Golkar ke kubu BTM dan langsung menjadi pemain utama, tentunya ada plus minusnya bagi kedua calon gubernur itu.
Secara individu, CK tentunya akan menerima sangsi pemecatan dari keanggotaan partai berlambang pohon beringin itu. “Saya pikir akan ada sangksi yang akan diberikan oleh Golkar, ini bisa menjadi kerugian bagi paslon (MDF). Karena beralihnya dukungan dan loyalitas pendukung, dari calon ke individu, tapi dalam konteks politik inilah harga jual,”kata Dr. Renida, Senin (10/3).
Sementara itu, stabilitas koalisi MDF dalam konteks ini berfokus pada koalisi yang tetap stabil, sekalipun ada politisi Golkar yang berpaling. Tetapi sambung dia, partai pengusung, tidak akan rentan terhadap perpecahan. Karena hanya individu yang keluar, karena kestabilan koalisi yang tetap kokoh mendukung dia. Dalam konteks ini, tentu tidak berpengaruh pada MDF.