Saturday, March 15, 2025
31.7 C
Jayapura

Warga Kampung Yoboi Dapat Bantuan Rumah Pengolahan Sagu

SENTANI – Warga Kampung Yoboi, Distrik Sentani Kabupaten Jayapura, mendapat bantuan rumah pengolahan sagu, yang mana rumah pengolahan sagu ini sudah satu paket dengan mesin pengolahan.

  Adanya rumah Pengolahan Sagu ini bertujuan untuk meningkatkan percepatan produksi Sagu, agar tidak makan waktu berhari-hari untuk memproduksi pohon sagu menjdi pati sagu.

  Ketua Kelompok Substansi Pemasaran Hasil Perkebunan Ditjen Perkebunan, Elvyrisma Nainggolan menjelaskan dengan adanya mesin produksi sagu merupakan hal yang sangat positif, karena langsung menyentuh masyarakat.

  “Saya coba lihat tadi belum ada alat sejenis itu yang dipakai untuk memproduksi sagu,  dengan adanya alat ini, tentunya bisa meningkatkan produksi pati sagu, itu pun akan lebih tinggi dari pada diolah secara manual, ” katanya kepada Cenderawasih Pos, Senin (10/2) kemarin.

Baca Juga :  Bamuskam Harus Mampu Serap Aspirasi Masyarakat

  Diakuinya, jika menggunakan cara manual bisa memakan waktu berhari-hari, namun dengan menggunakan mesin produksi cukup 5-6 jam, sudah bisa mendapatkan pati sagu.

  Artinya masyarakat tidak lagi membutuhkan waktu lama, selain efisiensi waktu, tenaga dan juga biaya operasional.  “Harapan kita kedepannya, dengan produksi sagu ini, tidak hanya menghasilkan olahan sagu untuk dimakan seperti papeda, tetapi juga bisa menjadi olahan lainnya seperti beras sagu, aneka kue sagu dan produksi lainnya, ” jelasnya.

SENTANI – Warga Kampung Yoboi, Distrik Sentani Kabupaten Jayapura, mendapat bantuan rumah pengolahan sagu, yang mana rumah pengolahan sagu ini sudah satu paket dengan mesin pengolahan.

  Adanya rumah Pengolahan Sagu ini bertujuan untuk meningkatkan percepatan produksi Sagu, agar tidak makan waktu berhari-hari untuk memproduksi pohon sagu menjdi pati sagu.

  Ketua Kelompok Substansi Pemasaran Hasil Perkebunan Ditjen Perkebunan, Elvyrisma Nainggolan menjelaskan dengan adanya mesin produksi sagu merupakan hal yang sangat positif, karena langsung menyentuh masyarakat.

  “Saya coba lihat tadi belum ada alat sejenis itu yang dipakai untuk memproduksi sagu,  dengan adanya alat ini, tentunya bisa meningkatkan produksi pati sagu, itu pun akan lebih tinggi dari pada diolah secara manual, ” katanya kepada Cenderawasih Pos, Senin (10/2) kemarin.

Baca Juga :  H-3 Natal, Lonjakan Penumpang di Bandara Sentani Meningkat

  Diakuinya, jika menggunakan cara manual bisa memakan waktu berhari-hari, namun dengan menggunakan mesin produksi cukup 5-6 jam, sudah bisa mendapatkan pati sagu.

  Artinya masyarakat tidak lagi membutuhkan waktu lama, selain efisiensi waktu, tenaga dan juga biaya operasional.  “Harapan kita kedepannya, dengan produksi sagu ini, tidak hanya menghasilkan olahan sagu untuk dimakan seperti papeda, tetapi juga bisa menjadi olahan lainnya seperti beras sagu, aneka kue sagu dan produksi lainnya, ” jelasnya.

Berita Terbaru

Artikel Lainnya