JAYAPURA – Kantor media Jujur Bicara (Jubi) oasca insiden pelemparan molotov memastikan akan melawan semua bentuk terror yang menghantui dan tetap konsisten dalam kerja kerja pers meski hingga kini masih menjadi sasaran aksi.
Kasus terakhir pada 16 Oktober lalu juga menambah panjang rentetan kekerasan terhadap jurnalis di Papua. Bercermin dari berbagai aksi terror ini, dibentuklah Koalisi Advokasi Keadilan dan Keselamatan Jurnalis di Tanah Papua.
Koalisi ini diketuai oleh Lucky Ireeuw yang juga menjabat sebagai Ketua Aliansi Jurnalis Independent (AJI) Jayapura. Lewat wadah ini juga Jubi akan melakukan perlawanan.
“Pembentukan koalisi ini menegaskan pentingnya perlindungan terhadap kebebasan pers dan keselamatan jurnalis yang masih terancam oleh bentuk-bentuk kekerasan dan intimidasi,” kata Chandry Suripaty, Jubir Koalisi di kantor Jubi, Waena, Senin (21/10/2024).
Chandry didampingi Pimpred Jubi, Jean Bisay, Sekretaris koalisi, Simon Baab, Ketua Asosiasi Wartawan Papua, Elisa Sekenyap dan Gustaf Kawer dari Paham Papua serta Simon Patirajawane dari LBH Pers Papua menyampaikan bahwa koalisi ini nantinya akan membantu para pekerja pers, pekerja HAM maupun pekerja kemanusiaan apabila berperkara hukum. Chandry menyebut terror terhadap pekerja pers adalah ancaman serius bagi demokrasi sebab jika intimidasi tetap dibiarkan maka masyarakat Papua akan kehilangan akses terhadap informasi yang benar dan berimbang.
Koalisi mencatat bahwa kejadian teror begini untuk Jubi bukan kali pertama. Penanggungjawab Jubi, Victor Mambor sebelumnya pernah diteror.Pada 21 April 2021 mobilnya yang diparkir di depan rumahnya dirusak orang tak dikenal. Tak hanya itu, kaca pintu mobilnya sebelah kiri hancur. Kemudian pada 23 Januari 2023 sebuah benda yang diduga bom rakitan dilemparkan tak jauh dari rumahnya.”Hanya sekitar 3 meter dan itu dekat sekali,” kata Chandry.