JAYAPURA – Sementara dihari yang sama, puluhan pasien cuci darah yang akhirnya mendatangi kantor DPR Papua, Selasa (3/9). Mereka meminta DPR Papua mengawal agar management RSUD Jayapura segera menyelesaikan sejumlah persoalan yang terjadi di rumah sakit tersebut. Salah satu persoalan yang terjadi saat ini RS itu adalah kurangnya pelayanan terhadap pasien cuci darah karena penyediaan cairan cuci darah di RS tersebut habis.
Kepala Hemodialisa (HD) RSUD Dok II Jayapura, Teddy Wobari mengatakan, kendala pihaknya di dalam melayani pasien adalah kebutuhan barang ketika habis di pake.
“Jadi memang kendala kami untuk memenuhi kebutuhan barang habis di pake itu memang komplit tidak bisa hanya dengan satu ungsur,” ungkap Teddy.
Kata dia salah satu cara untuk mengatasi masalah tersebut ialah Rumah Sakit harus menyediakan stok cairan (Acid). Karena masalah sekarang ini terjadi ialah kehabisan cairan untuk melakukan Hemodialisa kepada pasien yang membutuhkan.
Kata Teddy sejatinya kejadian tersebut tidak hanya terjadi pada kehabisan cairan saja, tetapi alat penunjang kesehatan lainnya juga pernah kosong. Dia berharap penyediaan barang kesehatan di RSUD itu jangan setengah-setengah mengingat pasien yang masuk rumah sakit tak kalah sedikit jumlahnya.
“Kalau boleh jangan terputus-putus seperti begini, kami melaksanakan pelayanan prioritaskan pasien. Kami tidak tahu barang itu dong beli dari mana yang pasti kami rencanakan untuk pasien,” ujarnya.
Dia menyebut dalam satu bulan pihaknya kurang lebih sebanyak 700-an menindak pasien yang membutuhkan Hemodialisa. Akan tetapi yang terjadi persediaan Acid dari rumah sakit tidak sebanding dengan jumlah tersebut. Ia berharap RSUD Dok II Jayapura akan menyediakan cairan tersebut demi kelangsungan hidup pasien.