BIAK– Potensi produk olahan khususnya pada komoditi perikanan Kampung Samber-Kalamo, Distrik Yendidori ternyata sangat menjanjikan. UMKM yang ada di kampung ini juga menyatakan siap bersaing di sektor usaha. Hanya saja persoalan yang dihadapi justru pasa aspek pemasaran.
Para pelaku usaia ini mengaku kesulitan untuk memasarkan produk mereka dan berharap ini bisa difasilitasi oleh pemerintah. Produk olahan yang banyak digarap adalah pemanfaatkan daging tuna dijadikan Abon. Pelaku usaha di kampung Samber menyebutnya sebagai Abon Tuna Swai Suber.
Semuanya dibuat dari 100% daging ikan tuna yang banyak diperoleh di tiga kampung yakni Kampung Samber, Binyeri dan Kalamo. Marlince Insen mengaku, hanya dalam moment tertentu dirinya bisa menyiapkan abon tuna untuk dijual. Momen lainnya adalah ketika ada barulah mereka buatkan.
Marlince mengaku terkendala dalam proses pemasaran sekalipin ada sejumlah kelompok usaha di kampung yang bisa memproduksi dalam jumlah besar. “Tapi untuk pemasaran dan penjualan memang belum maksimal. Permintaan hanya pada moment dan hari tertentu padahal kami bisa memproduksi dalam jumlah besar apalagi ikan tuna di Kampung Samber cukup melimpah,” beber Marlince, Selasa (6/8).
Tidak hanya tuna namun daging ikan Tengiri maupun Ikan Marlin biasa menjadi hasil tangkapan nelayan local dan memiliki nilai plus lantaran jika dibuat menjadi abon maka dagingnya lebih bertekstur dan berwarna lebih kemerahan.
“Jadi kalau ada pesanan baru kami bikin. Kalau tidak ya mungkin titip dikios. Ada juga yang bikin ikan asar,” ungkap Mama Marlince. Dia berharap kepada pemerintah produksi produk turunan ikan ini mampu memberikan solusi dalam proses pemasarannya kedepan. Baik untuk pasar lokal di Biak tapi juga pasar nasional. “Bisa juga dijadikan oleh-oleh khas dari Biak,” tutupnya. (il/ade).
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS https://www.myedisi.com/cenderawasihpos