Cerita Petronela Merauje, Aktifis Lingkungan dari Kampung Engros yang Menerima Penghargaan Insan Pancasila 2024 (Bagian 1)
Selasa (9/7) kemarin menjadi moment yang tak bisa dilupakan Petronela Merauje. Satu tokoh perempuan asal Kampung Engros, Jayapura yang menerima penghargaan Insan Pancasila. Ia pun satu panggung dan berdiri bersama tokoh besar nasional lainnya.
Laporan : Abdel Gamel Naser – Jakarta
Penganugerahan Ikon Prestasi Pancasila dan Insan Pancasila Tahun 2024 yang diselenggarakan oleh Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) memasukkan nama Petronela Merauje sebagai salah satu penerima penghargaan dengan nominasi kewirausaan social. Event yang pada Selasa (9/7) tersebut digelar di Balai Sarbini, Jakarta. Lokasi yang sering digunakan untuk acara-acara besar seperti Stand Up Comedy maupun pemilihan Indonesia Idol.
Petronela sendiri merupakan salah satu aktifis lingkungan perempuan yang berasal dari Kampung Engros, Distrik Jayapura. Pada Juni 2023 lalu ia juga menerima penganugerahan Kalpataru dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Penghargaan tertinggi dibidang lingkungan. Petronela terpilih karena dianggap memiliki kerja kerja wirausaha yang memanfaatkan limbah atau barang bekas dan menularkan ilmunya untuk orang lain.
Diawal, Petronela ketika menerima undangan dari panitia BPIP ia sempat ragu karena belum begitu mengetahui banyak tentang BPIP. Ia sempat menanyakan ke Cenderawasih Pos soal undangan tersebut. Dan setelah diverifikasi selanjutnya dikomunikasikan ternyata pemberian penghargaan ini sudah berjalan selama 7 tahun ditambah dengan sejumlah pemberitaan di media online maupun youtube dan disitulah Petronela meyakini undangan tadi resmi.
BPIP sendiri merupakan badan yang dibentuk Presiden Megawati ketika itu untuk meningatkan kembali nilai – nilai perjuangan bangsa sekaligus memberikan apresiasi kepada para tokoh yang dianggap memiliki dedikasi, loyalitas dan menginspirasi bagi orang lain dari kerja – kerja yang memiliki nilai pancasila itu sendiri.
Ia juga tak sadar jika selama ini dari kerja-kerjanya di kampung mulai dari kelompok Ibayauw, Ketua Sadar Wisata Ciberi, Sekretaris Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat dan Ketua Monj Hen Wani ternyata dipantau. “Termasuk rekam jejak di media social. Jadi jejak digital juga menjadi pertimbangan untuk masuk nominasi,” kata Petronela sebelum berangkat ke Jakarta pada pekan kemarin.