JAYAPURA – Kantor Wilayah Bulog Papua dan Papua Barat akui, ketersediaan beras SPHP saat ini masih dalam proses pengemasan. Artinya beras tersebut tidak kehabisan stok melainkan masih menunggu proses pengemasan 5 kg sebelum digelontorkan ke 1.000 mitra Bulog yakni RPK, Pasar Tradisional dan Ritel Modern.
Manager Operasional dan Pelayanan Publik (OPP) Bulog Papua dan Papua Barat, Guido XL Pereira menjelaskan, terkait dengan kekosongan beras SPHP di beberapa ritel modern maupun pasar tradisional, hal tersebut bukan dikarenakan stok beras digudang Bulog kosong.
“Beras SPHP saat ini banyak, hanya saja masih dalam kemasan 50 kg dan harus dikemas dalam kemasan 5kg baru kemudian digelontorkan ke pasaran, “ujarnya kepala Cenderawasih, Pos, Senin (3/6) kemarin.
Diakuinya, pasca masuknya beras import saat ini pihaknya tengah menunggu proses packaging ke ukuran 5 kg, hal ini dilakukan guna mencegah terjadinya penyalahgunaan jual beli beras di pasaran.
“Jadi memang untuk beras SPHP ini kita sudah dijatah dan diawasi juga dalam penyalurannya agar tepat sasaran dan para mitra kami juga selalu awasi dalam hal penetapan harga, yang mana harus satu harga yaitu Rp 13.500/kg naik dari sebelumnya Rp 11.800/kg, ” jelasnya.
Diakuinya, untuk harga jika ditemukan ada mitra yang tidak menjalankan aturan tersebut, maka akan dikenakan sanksi, yaitu dengan mencabut izin penjualan beras SPHP.
Terkait stok, menurutnya saat ini stok beras SPHP sangat mencukupi, ketahanan stok hingga 18 bulan ke depan. “Kami diberikan kuota di tahun 2024 sebanyak 20.000 ton dan baru terealisasi sebesar 7.500 ton, yang tersebar di kurang lebih 1.000 mitra kami, ” pungkasnya. (ana/ary)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS https://www.myedisi.com/cenderawasihpos