
MERAUKE- Dalam rangka melestarikan budaya sebagai salah satu kekayaan yang dimiliki, Badan Pengelolaan Perbatasan Daerah Kabupaten Merauke akan menggelar Festival Budaya Perbatasan Suku Kanum di Kampung Rawa Biru, Distrik Sota Merauke.
Sekretaris Badan Pengelolaan Perbatasan Daerah Kabupaten Merauke Rakianus Samkakai, S.STP kepada wartawan mengungkapkan tujuan dilaksanakannya festival ini adalah untuk mengangkat budaya masyarakat perbatasan di tapal batas RI-PNG.
‘’Kita ketahui bahwa suku Kanum ada di Distrik Sota dan Naukenjerai. Sehingga festival ini akan diikuti 8 kampung dari kedua distrik tersebut. Juga akan ada suku Kanum yang merupakan warga PNG yang ada di sekitar perbatasan yang akan bergabung dalam festival yang akan digelar 25-26 Oktober mendatang itu,’’ kata Rakianus Samkakai di ruang kerjanya, Senin (30/9). ‘
Dikatakan, Rawabiru selama ini dikenal sebagai sumber air (PDAM) bagi masyarakat Kota Merauke. Namun budaya mereka kurang diangkat ke permukaan. ‘’Nah, bagaimana budaya mereka bisa diangkat oleh pemerintah daerah sehingga publik semakin banyak yang tahu,’’ terangnya.
Sebelumnya, kata dia, Festival Yei telah digelar di Kampung Torai, Distrik Sota. Dan besok akan digelar Festival untuk Suku Kanum. Sementara tahun 2020 festival akan digelar bagi suku Marind di sekitar daerah Muting. ‘’Untuk daerah perbatasan RI-PNG di Merauke, ada 3 suku yakni Marind, Yei dan Kanum,’’ katanya.
Dalam festival yang rencananya akan dibuka langsung Bupati Merauke itu, menurut mantan Kepala distrik Semangga ini akan dihadiri antara 500-800 orang. Bagi warga Kanum yang ada di PNG sekitar perbatasan kedua negara RI-PNG, kata Rakianus Samkakai, undangan nantinya akan disampaikan langsung oleh pihak Lembaga Masyarakat Adat setempat termasuk dari Pemerintah Daerah melalui pihaknya.
Dikatakan, dalam festival ini ada 3 agenda yang akan ditonjolkan. Pertama 1.000 hari pencabutan sasi yang pernah ditanam secara adat, lalu kedua pemotongan rambut dan ketiga adalah pameran hasil alam antar kampung. ‘’Untuk pameran hasil alam antar kampung itu semacam Ndambu kalau di Kimaam,’’ tambahnya. (ulo/tri)