JAYAPURA-Sementara KPPS 55 Hamadi, Doni menyebut bahwa meski dari banyak TPS mendapat banyak temuan masalah namun lokasi TPS nya terbilang tertib dan minim masalah. “Kami bersyukur di tempat kami minim persoalan dan kami sejak awal memang komitmen untuk menjalankan proses pencoblosan sesuai aturan,” kata Doni.
Meski demikian dikatakan tidak semuanya berjalan lurus – lurus mengingat saat dilakukan hitungan oleh saksi dan PPD ternyata terjadi perbedaan. “Lainnya adalah lembaran C plano yang sulit dikirim ke Sirekap dan ini sempat memusingkan,” jelasnya.
Lalu meski di TPS nya terbilang minim masalah namun ia sempat mendengar soal banyaknya kejadian pelanggaran di TPS lain. “Ramai juga karena teman-teman bercerita soal undangan yang diperjualbelikan termasuk soal money politik,” kata Doni.
Ditambahkan seorang saksi, Muhammad Nur bahwa ia mendapat banyak temuan dan yang paling banyak adalah soal jual beli suara. “Angkanya mulai dari Rp 100 ribu hingga Rp 500 ribu,” jelas Nur. Ia bahkan menemukan ada surat C1 tertulis di wilayah Angkasa dengan TPS 36 namun di Angkasa hanya sampai 14 TPS.
“Ada juga oknum KPPS yang menelepon menawarkan tawarkan surat suara yang dibanderol mulai dari Rp 200 ribu. “Kalau mau dibilang paling banyak adalah pelanggaran permainan uang. Suara di hari H itu ditawar yang penting bisa memilih. Kadang kalau harga tidak sesuai akan dialihkan ke nominal yang lebih besar. Selain itu mobilisasi massa juga cukup nampak,” imbuhnya. (ade/wen)
Dapatkan update berita pilihan setiap hari dari Cenderawasihpos.jawapos.com
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS https://www.myedisi.com/cenderawasihpos