Dua Distrik Sentani Timur Kabupaten Jayapura TT dan YE ditangkap polisi di seputaran Kampung Harapan Jayapura, Sabtu (15/10) sekira pukul 03.00 dini hari.
Dari pantauan Cenderawasih Pos, drainase yang ada khususnya di jalur utama mengalami pendangkalan akibat sedimentasi lumpur. Selain itu, ada beberapa drainase utama yang ukurannya terlalu kecil jika dibanding dengan debit air yang ada saat hujan turun.
Kapolres Jayapura, AKBP. Fredericus Maclarimboen melalui Kasat Reskrim Iptu Muhammad Riska menjelaskan, saat ini pihaknya juga masih mendalami motif kasus ini termasuk mengejar pelaku. "Sementara ini masih didalami motif kejadian ini," ungkap Muhammad Riska, ketika dikonfirmasi Cendrawasih Pos, Kamis (13/10).
Tomas Alvian salah satu pengguna jalan yang dimintai keterangannya oleh media ini mengaku sangat mengapresiasi kepada pemerintah Kabupaten Jayapura terutama dinas pekerjaan umum yang telah mengerjakan ruas jalan Kehiran. Sehingga jalan itu bisa dijadikan jalan alternatif dari Netar menuju Pasar Baru Sentani.
Kapolres Jayapura AKBP Fredericus Maclarimboen, melalui kasat reskrim Iptu Muhammad Riska menjelaskan, saat ini Polisi masih mendalami motif kasus pembunuhan tersebut termasuk mengejar pelaku pembunuhan.
"Misalnya ada yang dance pakai baju keki. Itu sangat memalukan. Pakai bajumu itu untuk bekerja, kalau mau dance silahkan tapi itu di rumah. Bukan di kantor saat jam kerja," kata Sekda Hanna Hikoyabi, Rabu (12/10).
Menyikapi hal ini Pemerintah Kabupaten Jayapura dengan sejumlah stakeholder terkait telah melakukan rapat evaluasi, sebagai upaya persiapan dalam menangani atau menyikapi terjadinya potensi bencana alam yang sewaktu-waktu terjadi pada periode ke depan.Â
"Kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada KPK melalui Direktorat Wilayah 5 yang telah mengasistensi Badan Pendapatan dalam rangka memberikan penyadaran kepada wajib pajak. Dari pendampingan yang dilakukan oleh KPK itu, hasilnya hari ini cukup signifikan," kata Edi Susanto, Selasa (11/10).
Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Jayapura. Edward Sihotang mengungkapkan, setidaknya sampai pada Senin (10/10) dari sekian ribu masyarakat di Kabupaten Jayapura yang diperiksa sampel darahnya, terdapat 8.998 orang yang dinyatakan positif mengandung plasma malaria di dalam sel darahnya.
"Kalau saya, saya tahu Anis, Dia seorang akademisi, wawasannya nasionalis. Tidak tahu kenapa orang begitu banyak bicara dia, negatif banyak, dia sendiri tidak berpikir seperti itu. Dikaitkan dengan pemilihan gubenur, dia sendiri perlu cari masa, dia sendiri bukan seperti itu" ujar Mathius Awoitauw, Jumat (7/10).