Direktur RSUD Wamena, dr. Felly G Sahureka, Mkes, Sp,PK menyatakan, RSUD Wamena sebagai rumah sakit rujukan regional di wilayah Lapago sebenarnya hanya meminta kebijakan dari Pemkab di wilayah Lapago terkait tunggakan pelayanan kesehatan di tahun 2021 lalu, di mana RSUD Wamena sudah melayani warganya.
Asisten 1 Sekda Kabupaten Jayawijaya Drs. Tinggal Wusono, MAP menyatakan, selama ini meskipun belum ada kerja sama yang dilakukan, pelayanan kesehatan tetap berjalan dan diberikan kepada masyarakat di Lapago, sehingga penandatanganan kerja sama ini disambut baik.
“Saat ini di RSUD Jayapura baru melakukan kemoterapi dengan infus maupun obat, kalau untuk sinar harus ke Pulau Jawa dan itu butuh waktu berbulan-bulan. Jadi kita bangun radio terapi ini sehingga dapat memutuskan rantai rujukan ke luar Papua,” jelas dr Anton kepada wartawan.
“Dengan berbagai kebijakan pemerintah pusat saat ini, banyak anggaran Pemprov Papua yang dipangkas, APBD Provinsi Papua juga turun drastis, jadi saya pesimis pemprov akan bangun karena terbatasnya anggaran. Jadi harapan besar adalah pemerintah pusat,”Ungkapnya, Selasa (6/7).
Kepala Dinas Kesehatan Papua, Robby Kayame menerangkan, sekitar 60 persen puskesmas di Papua saat ini tidak memiliki tenaga dokter. Karena itu, pihaknya melaksanakan beberapa program prioritas.
Wakil Direktur Pelayanan Medik dan Keperawatan RSUD Jayapura, dr. Andreas Pekey,SpPD mengaku secara umum obat malaria suntikan di RSUD Jayapura kosong. Bahkan pihaknya juga sudah berkoordinasi untuk penyediaan obat malaria suntik, tetapi kondisi yang terjadi secara nasional juga mempengaruhi ketersediaan obat malaria di Papua, khususnya di Jayapura.
"Saat ini kami telah membiayai operasional rumah sakit, sekitar 50 sampai 60% dari BLUD, sehingga subsidi pemerintah daerah semakin berkurang," kata Petronella Risamasu saat dikonfirmasi Cendrawasih Pos di Kantor Bupati Jayapura, Rabu (29/6).
"Di RS Bayangkara ini stok obat malarianya menipis sekali, ada pun obat pil, tapi sebenarnya yang paling efektif pengobatannya itu obat suntik, tapi saat ini stoknya lagi kosong," ucap Dedet Steavano, Jumat, (24/6).
Anthon Mote mengatakan, kelangkaan kasa secara umum terjadi di Jayapura. “Sehingga pemesanan juga kami betul-betul pesan ke Jakarta melalui distributor. Tanggal 15 Juni kemarin sudah masuk," jelasnya kepada awak media, Jumat (17/6).
Salah satu keluarga pasien yang namanya enggan dikorankan menerangkan, Rabu (15/6) kemarin saat persiapan operasi keluarganya, dimana setelah semua persiapannya sudah oke, namun terkendala dikasa steril.