Direktur Yayasan Keadilan dan Keutuhan Manusia Papua (Pembela Ham) Theo Hesegem mengatakan, upaya pembebasan sandera terus memakan korban. Baik korban dari warga sipil maupun TNI-Polri sejak penyanderaan yang terjadi pada 7 Februari.
Begitupun dengan alutsista. Helikopter atau pesawat TNI AU yang dua hari terakhir wara wiri di langit Timika dijelaskan Panglima, dikerahkan untuk melakukan evakuasi dan distribusi logistik.
Panglima TNI, Laksamana TNI Yudo Margono yang datang langsung ke Timika mengungkapkan dari 36 pasukan yang dihadang dan terjadi kontak tembak dengan KKB, ada satu yang meninggal dunia yaitu Pratu Miftahul Arifin.
Kata Mandenas, aparat TNI-Polri yang melakukan operasi di Kabupaten Nduga dalam upaya pembebasan sandera Pilot Susi Air agar lebih mengedepankan ke hati hatian dalam melakukan pengejaran kepada KKB.
Karena itu, Bambang belum bisa menyampaikan langkah-langkah lanjutan yang dilakukan oleh TNI. Penambahan pasukan atau alat utama sistem persenjataan (alutsista) seperti helikopter, semua ditentukan setelah panglima TNI bertemu dengan para prajurit di lapangan. ”Nanti kami kabari berikutnya kalau ada perkembangan,” jelas dia.
Menurut Bambang, cuaca dan medan memang menjadi kendala utama. ”Cuacanya tidak menentu, kadang-kadang satu hari hanya dua jam cerah. Habis itu tertutup kabut. Jadi, untuk pengambilan jenazah helikopter kami kan tidak bisa langsung merapat,” bebernya.
Kepala Komnas HAM RI Perwakilan Papua, Frits B Ramandey menyatakan, tak terhitung siklus kekerasan yang terjadi akibat dari penyanderaan. Korban terus berjatuhan dalam upaya pembebasan pilot asal Selandia Baru itu.
Pesawat TNI Angkatan Udara, Boeing 737-200 dengan nomor registrasi AI-7304 tergelincir di ujung landasan pacu Bandara Mozes Kilangin saat pesawat mendarat sekitar pukul 18.00 WIT pada Senin (17/4).
Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Laksda TNI Julius Widjojono saat memberikan keterangan kepada wartawan di Balai Wartawan Puspen TNI, Cilangkap, Jakarta, Minggu (16/4/2023). Konferensi pers tersebut terkait kontak tembak antara TNI dengan KKB yang menewaskan satu orang prajurit atas nama Pratu Miftahul Arifin itu merupakan bagian dari operasi penyelamatan pilot Susi Air di Mugi-Man, Kabupaten Nduga, Papua. ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha FOTO: SALMAN TOYIBI/JAWAPOS
Menurut Herman, saat ini TNI sudah melakukan bawah kendali operasi atau BKO prajurit kepada Polri. Hal itu dilakukan demi membantu upaya penegakkan hukum. ”Kami dari TNI membantu Polri dalam proses penegakan hukum atas aksi KST yang membawa dan menyandera Pilot Susi Air,” jelas Herman.