Kapolres Nabire AKBP I Ketut Suarnaya saat dikonfirmasi membenarkan penemuan mayat anak berjenis perempuan berusia 3 tahun tersebut. Hanya disini polisi sama sekali tidak menyinggung terkait laporan bahwa pada kelamin korban sempat ditusuk menggunakan kayu.
JAYAPURA – Kecelakaan maut terjadi di Nabire pada Jumat (28/4) kemarin. Dua unit motor baku hajar dan mengakibat lima orang tewas. Diduga penyebab kecelakaan ini akibat minimnya penerangan baik dari kendaraan yang bertabrakan maupun lampu jalan.
Logo Pemerintah Provinsi Papua Tengah resmi digunakan sejak Senin (17/4). Peresmian logo tersebut usai Penjabat Gubernur Dr. Ribka Haluk, S.Sos., M.M melakukan presentase di hadapan Mendagri M Tito Karnavian di Jakarta, pada Senin kemarin.
“Sangat disayangkan dan sedih serta miris ketika membaca alasan pelaku pembunuhan dokter spesial paru Mawartih Susanti di Nabire yang menyatakan ia membunuh karena sakit hati uang honorarium insentif pelayanan covidnya dikurangi,” kata salah satu akademisi Uncen, Marinus Yaung, Selasa (4/4).
Polisi juga masih harus mengungkap soal bagaimana KW melakukan ini sebab diduga sebelum kejadian KW sudah berada di dalam rumah dan ketiika korban masuk disitulah KW mengeksekusi korban.
Kapolda Papua, Irjen Pol Mathius Fakhiri kepada wartawan menyampaikan bahwa polisi membutuhkan waktu dan koordinasi hingga ke Mabes Polri untuk mengungkap kasus ini.
“Penanganan konflik di Papua tergantung pada komunikasi, kalau kita komunikasi bagus dengan masyarakat, tokoh adat, tokoh gereja dan para tokoh yang ada di kampung serta memberikan pemahaman kepada masyarakat. Maka tidak ada konflik yang terjadi,” kata Ribka kepada Cenderawasih Pos, Rabu (29/3).
Aksi pemalangan dan pengrusakan yang dilakukan sekelompok masyarakat di jalan Trans Nabire-Enarotali pada hari Sabtu (11/3) berujung ricuh. Aparat kepolisian yang mendatangi lokasi tersebut malah mendapat perlawanan dari warga. Warga menyerang polisi dengan batu dan panah. Akibatnya, salah satu anggota Brimob terluka di bagian bahu kiri.